Stres
DAFTAR ISI
- Apa Itu Stres?
- Jenis Stres
- Penyebab Stres
- Faktor Risiko Stres
- Gejala Stres
- Hubungi Psikiater Ini untuk Bantu Mengatasi Stres
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
- Diagnosis Stres
- Pengobatan Stres
- Komplikasi Stres
- Pencegahan Stres
Apa Itu Stres?
Stres adalah suatu bentuk tekanan fisik dan psikologis yang muncul saat menghadapi kondisi yang terasa berbahaya. Mudahnya, stres adalah cara tubuh memberikan tanggapan atas ancaman, tekanan, dan tuntutan yang muncul.
Penyebabnya bisa sangat beragam, mulai dari diri sendiri hingga faktor lingkungan. Saat merasakan adanya ancaman, sistem saraf akan memberikan respons dengan cara merilis aliran hormon kortisol dan adrenalin.
Kedua jenis hormon ini bisa memicu munculnya reaksi pada tubuh, misalnya jantung yang berdetak lebih cepat, otot tubuh terasa menegang, napas memburu, dan tekanan darah yang mengalami peningkatan.
Berbagai reaksi yang terjadi ini memiliki istilah respons stres atau “fight-or-flight”. Masalah ini bisa terjadi pada setiap orang, mulai dari anak hingga dewasa. Ketika terjadi tubuh akan menunjukkan sinyal waspada terhadap bahaya dan tantangan tersebut.
Selain itu, reaksi tubuh yang muncul bisa positif atau negatif. Reaksi yang positif misalnya meningkatnya rasa waspada atau termotivasi ketika menghadapi tantangan.
Sementara itu, reaksi negatif muncul dengan tanda kecemasan dan ketakutan, biasanya berbarengan dengan munculnya banyak keluhan fisik.
Jenis Stres
Secara garis besar, kondisi ini terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu akut dan kronis. Berikut penjelasannya:
1. Stres akut
Stres akut bersifat jangka pendek yang bisa menghilang dengan segera. Kamu mendapatkannya saat menghadapi kondisi yang membahayakan.
Misalnya, menginjak pedal rem kendaraan sekuat tenaga saat merasakan bahwa kamu menabrak sesuatu.
2. Stres kronis
Sementara itu, stres kronis adalah jenis yang terjadi dalam waktu yang lebih panjang, bisa berminggu-minggu hingga bulan. Misalnya, kamu sedang menghadapi masalah finansial atau menjalani rumah tangga yang penuh perdebatan.
Kamu memang bisa merasa terbiasa dengan kondisi ini, sehingga tidak menganggapnya sebagai masalah serius.
Namun, kalau kamu tidak menemukan cara terbaik untuk mengendalikannya, masalah ini bisa memicu banyak masalah kesehatan.
Penyebab Stres
Kondisi ini sebenarnya merupakan reaksi yang baik, karena bisa membantu seseorang menyadari situasi yang berbahaya atau mengancam, sehingga berusaha untuk keluar dari situasi tersebut.
Ada beberapa kondisi umum yang menjadi penyebab stres, yaitu:
1. Pekerjaan
Beban kerja yang berat, tenggat waktu yang ketat, tuntutan yang tinggi, dan kurangnya kendali atas pekerjaan dapat menyebabkan kondisi ini. Konflik antara tuntutan kerja dan kehidupan pribadi juga dapat meningkatkan risikonya.
2. Masalah keuangan
Ketidakstabilan keuangan, hutang yang menumpuk, atau masalah keuangan lainnya dapat menciptakan ketegangan dan kecemasan secara signifikan.
3. Perubahan hidup
Perubahan besar dalam hidup, seperti pernikahan, perceraian, kehilangan pekerjaan, pindah rumah, atau kematian seseorang yang dicintai, dapat menjadi sumber stres.
4. Konflik interpersonal
Konflik dalam hubungan interpersonal, baik di tempat kerja, dalam keluarga, atau di lingkungan sosial, dapat menyebabkan kondisi ini.
5. Mengidap penyakit
Penyakit serius, cedera, atau kondisi kesehatan kronis dapat menyebabkan kondisi ini. Baik rasa sakit fisik maupun perubahan dalam kualitas hidup dapat menjadi sumbernya.
6. Lingkungan sosial
Faktor-faktor sosial seperti isolasi sosial, kekerasan, diskriminasi, atau tekanan sosial dapat memicunya. Lingkungan yang tidak aman atau tidak stabil juga dapat meningkatkan risikonya.
7. Perubahan lingkungan
Penyebab selanjutnya adalah perubahan lingkungan yang drastis, seperti bencana alam, perubahan iklim, atau polusi lingkungan, dapat menyebabkan stres dan ketidaknyamanan.
8. Tuntutan keluarga
Tuntutan yang tinggi dalam peran sebagai pasangan, orang tua, atau anggota keluarga lainnya dapat menciptakan kondisi ini. Perubahan dalam dinamika keluarga atau tanggung jawab yang berlebihan juga dapat meningkatkan risikonya.
9. Ketidakpastian masa depan
Ketidakpastian dalam karir, pendidikan, atau kehidupan secara umum dapat menyebabkan stres. Rasa tidak aman dan kekhawatiran tentang masa depan dapat menciptakan ketegangan emosional.
Faktor Risiko Stres
Meski bisa terjadi pada siapa saja, bahkan anak dan remaja. Namun, kondisi ini ternyata lebih rentan terjadi pada seseorang dengan kondisi berikut:
- Kurang tidur atau mengalami insomnia.
- Tidak mendapatkan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
- Kondisi kesehatan fisik dan mental yang tidak baik.
- Pernah mengalami peristiwa traumatis pada masa lalu.
- Memiliki riwayat masalah kesehatan mental atau stres.
Gejala Stres
Penyebabnya memang sangat beragam, dan tak sedikit orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami masalah psikis ini karena menganggapnya sebagai kelelahan biasa.
Namun, sebaiknya kamu mengetahui apa saja gejalanya yang umum terjadi, antara lain:
- Merasa sangat kelelahan.
- Sulit berkonsentrasi.
- Lebih mudah marah dengan orang lain.
- Merasa khawatir, cemas, atau takut.
- Insomnia atau memiliki kesulitan untuk tidur.
- Pusing.
Selain itu, masalah ini juga bisa terlihat dari perubahan baik fisik maupun mental.
Gejalanya juga cukup variatif, bergantung pada bagaimana seseorang menyikapi kondisi tersebut.
Namun secara luas, gejalanya bisa terbagi menjadi:
1. Gejala emosi
Ketika seseorang mengalami stres, gejala emosi yang muncul antara lain:
- Rasa frustasi.
- Sangat mudah gusar.
- Perubahan suasana hati yang sangat signifikan.
- Rasa bingung dan tidak berguna.
- Kesulitan untuk menenangkan pikiran.
- Depresi.
- Adanya kecenderungan untuk menghindar dari orang lain.
2. Gejala fisik
Kemudian, gejala yang bisa terlihat dari fisik seseorang yang mengalaminya, yaitu:
- Pusing.
- Diare.
- Lemas.
- Mual.
- Gangguan tidur.
- Jantung berdebar.
- Sembelit.
- Nyeri pada otot.
- Penurunan gairah seksual.
- Telinga kerap berdenging.
- Kaki dan tangan dingin dan mengeluarkan keringat.
- Tubuh gemetar.
- Kesulitan menelan.
- Mulut kering.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, kamu bisa cek tingkat stress kamu melalui stress checker di Halodoc untuk mengetahui lebih lanjut tindakan tepat yang perlu dilakukan.
Hubungi Psikiater Ini untuk Bantu Mengatasi Stres
Jika kamu mengalami stres yang tak kunjung mereda, jangan ragu untuk bicara dengan psikiater di Halodoc.
Selama sesi konseling, mereka bisa memberikan saran yang tepat dalam mengatasi kendala yang kamu alami.
Nah, berikut ini terdapat beberapa psikiater yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun.
Mereka juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Ni Made Mayuni M.Biomed, Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
- dr. A.A. Gede Agung Satrya Megada Sp.KJ
- dr. Silvana R. R. br Ginting M.Ked(KJ), Sp.KJ
Konsultasi di Halodoc juga aman dan privasi kamu pastinya terjaga.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Apakah kamu masih bingung dengan kondisi kesehatan mental kamu?
Sebelum mengambil kesimpulan sendiri, ada baiknya kamu melakukan cek kesehatan mental mandiri menggunakan tes-tes sederhana yang ada di Halodoc.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
Cek Stres
Tes sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan.
Tes Depresi
Pemeriksaan ini bisa mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Tes ini singkat dan valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Pemeriksaan ini ini berisi 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Tes Gangguan Kecemasan
Ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Apabila tes tersebut menunjukkan adanya gangguan kesehatan mental, segera hubungi psikolog atau psikiater di Halodoc untuk mendapat penanganan terbaik.
Diagnosis Stres
Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter akan meminta pengidap mengisi lembar kuesioner guna mengetahui berapa tingkat stres yang pengidap rasakan.
Dokter menggunakan kuesioner The Perceived Stress Scale (PSS-10), suatu alat pemeriksaan psikologi yang fungsinya membantu menentukan kadar stres.
Selain itu, dokter juga melakukan sesi wawancara guna mengetahui apa yang menjadi penyebabnya.
Ketika sesi ini, sebaiknya kamu menceritakan pada dokter semua hal atau penyebab kondisi ini yang kamu rasakan secara jujur.
Setelah memperoleh gambaran dari hasil pengisian kuesioner maupun wawancara, dokter dapat menentukan apakah seseorang mengalami tipe akut atau kronis.
Apabila masalah ini memicu munculnya kelainan kesehatan lain, dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk melakukan pemeriksaan penunjang, mulai dari MRI hingga CT scan.
Pengobatan Stres
Sebenarnya, kamu bisa mengatasinya secara mandiri. Meski begitu, manajemen stres tidak membuat masalah ini menghilang sepenuhnya. Pengelolaan ini bertujuan agar kamu tetap bisa beraktivitas.
Adapun tindakan mengelola stres yang bisa kamu lakukan, antara lain:
1. Mengidentifikasi apa yang menjadi penyebabnya
Identifikasi penyebab stres bisa membantu kamu mengetahui apa saja faktor yang menjadi pemicu munculnya masalah mental ini.
Misalnya kondisi rumah, hubungan dengan pasangan, hingga masalah pekerjaan.
2. Mencari solusi
Apabila kamu sudah mengetahui apa yang menjadi penyebab stres, selanjutnya cukup mencari solusi yang bisa mengatasinya.
Mulailah dari solusi yang paling mudah kamu lakukan.
3. Diskusikan dengan tenaga profesional
Apabila kamu tidak berhasil menemukan penyebab stres, tidak ada salahnya diskusi dengan tenaga profesional.
Dokter mungkin menyarankan kamu melakukan konseling, terapi perilaku kognitif, atau melakukan terapi emotional freedom technique (EFT).
Sementara itu, apabila masalah ini mengarah pada kondisi medis, dokter mungkin akan meresepkan obat.Selain itu, kamu juga bisa menemukan cara mengatasi stres lainnya melalui artikel berjudul Ini Cara Menghilangkan Stres yang Mudah dan Ampuh.
Komplikasi Stres
Stres yang tidak segera mendapat penanganan bisa memicu banyak kondisi kesehatan yang serius, antara lain:
- Masalah mental lainnya, seperti gangguan kepribadian, kecemasan berlebihan, hingga depresi.
- Masalah pada jantung, seperti aritmia atau detak jantung abnormal, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung.
- Gangguan pola makan, sehingga bisa mengarah pada obesitas dan binge eating disorder.
- Gangguan pada periode menstruasi.
- Terjadi penurunan gairah seksual.
- Mengalami masalah pada kulit, seperti psoriasis, eksim, atau jerawat.
- Kerontokan rambut.
- Masalah pada sistem pencernaan, misalnya gastritis dan GERD.
Pencegahan Stres
Salah satu tindakan yang efektif untuk mencegahnya adalah menerapkan pola hidup sehat. Cara ini termasuk:
- Mendapatkan cukup tidur setiap harinya.
- Meluangkan waktu untuk melakukan berbagai hal yang menjadi hobi. Misalnya, mendengar musik, menonton, membaca buku, dan pergi berbelanja.
- Pastikan mendapatkan asupan gizi yang seimbang setiap hari.
- Olahraga rutin setidaknya 30 menit setiap hari.
- Melakukan sosialisasi dengan orang lain yang bisa memberi efek positif.
- Menerapkan teknik relaksasi atau meditasi.
Ketahui pula 4 Cara Menjaga Kesehatan Mental Meski Sedang Stres.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera buat janji ke psikolog atau psikiater terbaik jika kamu mengalami stres yang tidak kunjung mereda. Sebab, jika berlarut-larut bisa sangat berbahaya untuk fisik dan mental.
Gejala berikut menandakan kamu harus segera mengunjungi tenaga profesional:
- Sulit mengendalikan ketakutan dan rasa panik.
- Tidak mampu melakukan aktivitas harian.
- Sulit melupakan peristiwa yang memunculkan trauma.
- Kerap merasa pusing atau peningkatan detak jantung.
- Sering mengalami insomnia.
- Memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.
Penanganan sesegera mungkin akan memudahkan dokter maupun psikolog dalam mengidentifikasi penyebab stres yang kamu alami.
Dengan begitu, penanganan bisa segera dilakukan. Hubungi dokter ahli di Halodoc✔️ dengan klik gambar di bawah ini.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2024. Stress
Mind. Diakses pada 2024. Causes of Stress.
Healthline. Diakses pada 2024. Everything You Need to Know About Stress.
Diperbarui pada 30 Juli 2024
Pertanyaan Seputar Stres
Banyak pikiran negatif itu bisa mempengaruhi stamina tubuh ya?
Ditanyakan oleh: siwdyn_
Dijawab oleh: dr Rizal Fadli
Ketika pikiran dipenuhi oleh hal yang negatif, lambat laun itu akan memunculkan stres yang akhirnya mengacaukan apa yang sedang dijalani.
Menurut riset, 99 persen penyakit muncul karena pikiran dan akibat stres. Parahnya lagi, kondisi ini termasuk dalam penyakit pikiran yang berakibat pada penurunan sistem imun terhadap virus atau bakteri.
Ketika stres, biasanya penyakit mudah masuk. Pasalnya, sistem imun berkurang dan dapat membuat tubuh menjadi lemas, mudah sakit, dan kurang bergairah.
Sebaiknya jangan biarkan pikiran negatif terus berada dalam pikiran, karena dapat membuat otak rentan mengalami stres.
Akibatnya, antibodi atau sistem kekebalan kita menurun.
Stres pada seorang akan otomatis mengubah cara kerja sistem imun.
Kondisi ini juga bisa menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit berupa menurunnya sel-sel yang bertugas untuk melawan penyakit dan sulit sembuh.
Stres yang sudah berlebihan atau berjalan sangat lama akan membuat tubuh letih dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin sertamenurunkan sistem imun.
Bagaimana cara menghilang pikiran stres dok?
Ditanyakan oleh: sheillamajid
Dijawab oleh: dr Rizal Fadli
Studi menunjukkan bahwa stres dapat menjadi penyebab atau faktor yang berkontribusi terhadap sebagian besar penyakit serius.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres, antara lain:
- Pergi ke tempat tenang. Mencari tempat yang tenang adalah langkah pertahanan yang sangat baik terhadap efek stres kronis. Cara ini cukup efektif membantu dalam menghadapi kondisi yang sedang dirasakan dan menjaga pikiran tetap sehat.
- Cari tahu penyebab stres. Langkah ini sedikit lebih individual dan perlu ditelusuri secara mendalam lewat diri sendiri. Kondisi ini dapat membuat seseorang yang mengalaminya kesulitan memecahkan masalah. Namun, ketika kamu sudah berada dalam posisi yang lebih tenang, penyebab dan solusinya akan lebih mudah diketahui.
- Lakukan hobi yang menyenangkan. Bagian penting lain dari manajemen stres adalah melakukan kegiatan yang bisa membantu menghadapi penyebabnya. Daripada terus-menerus memikirkan sesuatu yang membebani pikiran, temukan kegiatan yang mampu menghilangkan kondisi tersebut.
Hubungi juga dokter atau psikolog, supaya stres yang dialami bisa diatas dengan baik.
Gangguan stres dan depresi itu apa harus menjalani pengobatan ke psikolog?
Ditanyakan oleh: hellenaps_30
Dijawab oleh: dr Fadhli Rizal Makarim
Gangguan stres akut dan depresi merupakan dua hal yang berbeda.
Stres merupakan sebuah tekanan psikologis oleh sebab apapun (pekerjaan, keluarga, sekolah, maupun sosial) yang dapat memberikan perubahan zat aktif pada otak, sehingga memengaruhi kinerja otak (menjadi kurang produktif atau muncul gejala lainnya).
Sedangkan depresi merupakan gangguan penurunan mood seseorang karena stres yang berlebihan.
Selama kamu masih dapat mengelola dengan baik dan tidak menimbulkan keluhan atau gangguan dalam beraktivitas, maka pengidap belum memerlukan bantuan psikiater (dokter spesialis kejiwaan).
Jika ingin berkonsultasi terkait pengelolaan yang baik, kamu bisa melakukan kunjungan ke psikolog.
Namun, apabila masalah ini sudah sampai menimbulkan depresi dan gangguan aktivitas sehari-hari (tidak mau bekerja, tidak mau bersekolah, atau lainnya), maka perlu mendapatkan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang komprehensif.