Steroid
Apa itu Steroid?
Apa yang dimaksud steroid? Steroid adalah kelas besar senyawa kimia yang memiliki struktur molekuler yang mirip. Senyawa ini ditemukan dalam tubuh manusia, hewan, dan tanaman, serta dapat disintesis dalam laboratorium.
Salah satu jenisnya yang paling dikenal adalah steroid hormon. Ini terdiri dari hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, testosteron, kortisol, dan aldosteron.
Hormon-hormon ini memiliki peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, perkembangan seksual, regulasi metabolisme, pengaturan tekanan darah, dan respons terhadap stres.
Obat-obatan dalam golongan kortikosteroid juga disebut steroid. Obat antiinflamasi ini digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan. Obat ini mirip dengan hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal untuk melawan stres yang terkait dengan penyakit dan cedera.
Manfaat Steroid
Steroid digunakan untuk apa? Beberapa manfaat penggunaan steroid adalah sebagai berikut:
1. Membantu mengatasi penyakit asma
Pada pengidap asma, obat ini bekerja dengan menenangkan peradangan di paru-paru. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk orang dengan kondisi penyakit paru obstruktif kronis.
2. Mengatasi radang rematik
Umumnya radang sendi bisa diatasi dengan mengonsumsi obat nyeri. Namun, untuk kondisi yang parah diperlukan terapi steroid. Terapi penggunaan obat steroid bisa dilakukan secara oral maupun suntikan langsung ke sendi.
3. Mempercepat waktu pemulihan otot
Steroid bermanfaat untuk mempercepat waktu pemulihan. Steroid anabolik akan mengatur produksi kortisol tubuh saat tubuh sedang stres. Hal ini membantu waktu pemulihan pada cedera yang diderita dan trauma otot dipercepat, sehingga memungkinkan peningkatan stamina saat berolahraga.
4. Mengatasi alergi kulit
Selain itu, steroid untuk penyakit apa? Steroid jenis kortikosteroid topikal dapat membantu mengatasi masalah kulit. Beberapa di antaranya adalah alergi, eksim, seboroik, psoriasis, vitiligo, dan pemfigus.
5. Meningkatkan ukuran otot
Apa itu steroid untuk otot? Ini adalah salah satu efek steroid yang paling terkenal, karena steroid anabolik memfasilitasi peningkatan kadar testosteron. Steroid adalah versi sintetis dari testosteron yang memungkinkan lebih banyak testosteron masuk ke dalam tubuh.
Testosteron sendiri adalah faktor penting untuk pertumbuhan otot. Dalam beberapa kasus, otot akan terus berkembang tanpa olahraga. Bila dibarengi dengan olahraga dan latihan, maka akan menuai hasil yang drastis.
Steroid juga mampu meningkatkan kinerja saat pengguna mengalami lebih banyak stamina dan energi. Obat ini dapat mendorong penggunaannya untuk bekerja keras mencapai target baru.
6. Mengurangi lemak tubuh
Steroid juga mampu mengurangi lemak tubuh yang telah diidentifikasi sebagai akibat dari peningkatan laju metabolisme. Obat ini juga dinilai mampu mengoksidasi lemak, hal ini dikenal dengan oksidasi lipid. Ini mengacu pada penggunaan asam lemak untuk produksi energi.
Steroid juga digunakan dalam industri kosmetik, tetapi memilih efek samping signifikan. Baca penjelasannya di artikel ini: “Ketahui Bahaya Steroid pada Bahan Dasar Skincare”.
7. Pengobatan kanker
Steroid juga digunakan untuk pengobatan kanker dengan cara mengendalikan nyeri ataupun membunuh sel kanker, serta mengecilkan tumor otak. Selain itu, kemoterapi kanker biasanya memicu mual dan muntah, pemberian obat ini dapat membantu menghilangkan rasa mual dan keinginan muntah.
8. Mengatasi berbagai penyakit lainnya
Selain hal-hal di atas, steroid bisa dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti:
- Penyakit autoimun sistemik (terutama jenis lupus eritematosus sistemik).
- Radang mata merah (konjungtivitis terutama akibat alergi).
- Peradangan ginjal (sindrom nefrotik).
- Radang usus.
- Reaksi alergi maupun biduran (urtikaria).
- Bell’s palsy (kelumpuhan satu sisi saraf wajah).
- Anemia akibat pemecahan sel darah merah (anemia hemolitik autoimun).
- Cedera kepala.
- Perdarahan otak
Aturan Pakai dan Dosis Steroid
Dosis obat-obatan dalam golongan steroid akan berbeda untuk setiap pasien. Ikuti perintah instruksi dokter ataupun petunjuk pada kemasan obat. Selain itu, jumlah dosis yang diminum setiap hari, waktu yang diperbolehkan antar dosis, dan durasi mengonsumsi obat, bergantung pada masalah medis yang menyebabkan seseorang menggunakan obat tersebut.
Hal yang perlu ditegaskan, jangan sekali-kali mengonsumsi obat steroid tanpa resep atau anjuran dokter. Sebab, dalam beberapa kasus obat ini bisa menimbulkan efek samping serius bila digunakan secara keliru.
Cara Penggunaan Steroid
Untuk pasien yang meminum obat ini melalui mulut, minumlah obat ini dengan makanan untuk membantu mencegah sakit perut. Jika sakit perut, rasa terbakar, atau nyeri terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter.
Masalah perut lebih mungkin terjadi jika kamu meminum minuman beralkohol saat sedang menjalani perawatan dengan obat ini.
Untuk pasien yang memakai kapsul pelepasan diperpanjang budesonide, telan kapsul utuh, tanpa merusak, menghancurkan, atau mengunyahnya. Gunakan obat ini hanya sesuai anjuran dokter.
Jangan menggunakannya lebih atau kurang, jangan menggunakannya lebih sering, dan jangan menggunakannya lebih lama dari instruksi dokter. Melakukannya dapat meningkatkan kemungkinan efek samping.
Perhatian Penggunaan Steroid
Perhatian penggunaan steroid tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Tablet
Tablet kortikosteroid adalah jenis obat steroid yang paling ampuh. Ini dikarenakan obat ini dapat memengaruhi seluruh tubuh. Itulah sebabnya mengapa obat ini tidak boleh digunakan jika kamu sedang mengalami infeksi yang meluas.
Sebab hal ini bisa membuat keadaan menjadi lebih parah. Namun, kamu harus terus mengonsumsi kortikosteroid jika mengalami infeksi saat mengonsumsinya. Kecuali jika dokter menyarankan hal sebaliknya.
Tablet steroid harus digunakan dengan hati-hati pada orang dengan:
- Masalah hati, seperti penyakit hati.
- Masalah kesehatan mental atau perilaku.
- Penyembuhan luka.
Obat ini juga harus digunakan dengan hati-hati pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk:
- Gagal jantung.
- Serangan jantung yang baru-baru terjadi.
- Tekanan darah tinggi.
- Diabetes.
- Epilepsi.
- Glaukoma.
- Kelenjar tiroid kurang aktif.
- Osteoporosis.
- Kegemukan.
- Psikosis.
- Sakit maag.
Dalam situasi ini, kamu hanya akan diberi resep kortikosteroid oral jika manfaat pengobatan lebih besar daripada potensi risikonya.
2. Suntikan kortikosteroid
Kebanyakan orang dapat dengan aman mendapatkan suntikan kortikosteroid. Namun, obat-obatan tersebut harus dihindari atau digunakan dengan hati-hati jika sedang mengalami infeksi, atau kelainan pembekuan darah (seperti hemofilia).
3. Inhaler dan semprotan steroid
Obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada orang yang sedang mengalami infeksi, seperti tuberkulosis (TB).
4. Kartu steroid
Pemberian kartu steroid tergantung pada dosis dan berapa lama mengonsumsi steroid. Ukurannya sama dengan kartu ATM dan mungkin berwarna biru atau merah.
Kartu darurat steroid memungkinkan dokter atau petugas kesehatan mengetahui, bahwa kamu diberi resep steroid dan mengetahui rincian obat serta dosis.
Efek Samping Steroid
Walaupun memiliki manfaat, ada efek samping dari penggunaan obat ini. Apa efek samping dari steroid? Efek samping penggunaannya bisa berbeda untuk tiap-tiap orang. Beberapa orang mungkin mengalami:
- Retensi cairan (edema).
- Kesulitan tidur.
- Kerusakan saraf akibat suntikan steroid.
- Lekas marah, perubahan suasana hati, agresi atau depresi.
- Peningkatan gairah seks (libido).
- Perubahan kulit termasuk jerawat yang menyebabkan jaringan parut.
- Mengalami pilek.
Secara spesifik, efek samping pada laki-laki bisa berupa:
- Penyusutan testis dan penis.
- Berkurangnya jumlah sperma.
- Disfungsi ereksi (atau impotensi).
- Mengalami masalah prostat.
- Ginekomastia (perkembangan payudara).
- Kebotakan (rambut rontok berpola).
- Ereksi yang tidak disengaja dan tahan lama.
Sedangkan efek samping pada wanita berupa:
- Siklus menstruasi tidak teratur atau kehilangan periode (amenorrhoea).
- Payudara menyusut.
- Suara yang lebih dalam.
- Pertumbuhan rambut wajah dan tubuh (seperti hirsutisme).
- Pertumbuhan klitoris yang tidak normal.
Anak remaja yang mengonsumsi steroid juga berkemungkinan mengalami efek samping spesifik berikut:
- Pertumbuhan terhambat.
- Kebotakan dini.
- Jaringan parut jerawat.
- Cedera yang disebabkan oleh latihan yang berlebihan dan intens.
- Stretch mark di dada dan lengan.
- Kulit yang menua sebelum waktunya.
Selengkapnya mengenai efek samping steroid bisa dibaca di artikel ini: “Catat, Ini 11 Efek Samping Penggunaan Steroid Jangka Panjang”.
Penyalahgunaan Steroid
Apakah steroid itu berbahaya? Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan steroid yang tidak sesuai dengan rekomendasi dokter dapat memberikan dampak terhadap kesehatan. Beberapa efeknya terhadap kesehatan adalah:
1. Sindrom chusing (hiperkortisolisme)
Kondisi ini bisa terjadi ketika kadar steroid sangat tinggi dalam darah. Sindrom ini bisa memicu gangguan pada fungsi jantung, pembuluh darah, dan sistem imun tubuh.
2. Gangguan psikologis
Dampak buruk lainnya dari penyalahgunaan steroid adalah masalah psikologis. Ini termasuk sulit tidur dan depresi.
3. Masalah kesehatan mata
Orang yang menyalahgunakan konsumsi steroid rentan mengalami kelainan mata seperti katarak atau glaukoma
4. Gangguan kesehatan lain
Beberapa gangguan kesehatan lain juga bisa terjadi sebagai akibat penyalahgunaan steroid adalah:
- Pengentalan darah
- Gangguan saluran pencernaan.
- Peningkatan gula darah.
- Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
- Gangguan mekanisme penyembuhan luka.
- Pertumbuhan rambut berlebih pada perempuan.
- Rentan mengalami infeksi.
- Gangguan tulang.
Interaksi Steroid
Bila kamu harus mengonsumsi obat steorid, tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai interaksi steroid dengan obat, zat, atau bahan herbal tertentu. Beberapa obat yang berinteraksi dengan steroid termasuk:
- Antikoagulan (seperti warfarin).
- Obat untuk tekanan darah.
- Antiepilepsi.
- Obat antidiabetes.
- Obat antijamur.
- Bronkodilator (seperti salbutamol)
- Diuretik.
Kontraindikasi Steroid
Kontraindikasi terhadap kortikosteroid termasuk:
- Hipersensitivitas terhadap komponen apa pun dari formulasi.
- Pemberian vaksin hidup atau yang dilemahkan secara bersamaan (bila menggunakan dosis imunosupresif).
- Infeksi jamur sistemik.
- Osteoporosis.
- Hiperglikemia yang tidak terkontrol.
- Diabetes mellitus.
- Glaukoma.
- Infeksi sendi.
- Hipertensi yang tidak terkontrol.
- Herpes simpleks.
- Keratitis, dan infeksi varicella.
- Kontraindikasi relatif tambahan meliputi penyakit ulkus peptikum, gagal jantung kongestif, dan infeksi virus atau bakteri yang tidak dapat dikendalikan oleh anti infeksi.
Referensi: