Skizofrenia Hebefrenik
DAFTAR ISI
- Apa Itu Skizofrenia Hebefrenik?
- Penyebab Skizofrenia Hebefrenik
- Faktor Risiko Skizofrenia Hebefrenik
- Gejala Skizofrenia Hebefrenik
- Ini Alasan Skizofrenia Hebefrenik Disebut sebagai Bentuk Terparah dari Skizofrenia
- Hubungi Psikiater Jika Kamu atau Orang Terdekat Mengidap Skizofrenia Hebefrenik
- Diagnosis Skizofrenia Hebefrenik
- Pengobatan Skizofrenia Hebefrenik
- Komplikasi Skizofrenia Hebefrenik
- Pencegahan Skizofrenia Hebefrenik
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Skizofrenia Hebefrenik?
Skizofrenia hebefrenik merupakan gangguan mental yang berpengaruh terhadap pikiran, perilaku, dan emosi pengidapnya.
Skizofrenia jenis ini dapat menyebabkan pengidapnya mengalami kemampuan atau pola bicara yang tidak teratur sehingga menyulitkan orang lain untuk memahaminya.
Munculnya gejala atau hal-hal yang berkaitan dengan skizofrenia biasanya terjadi pada rentang awal usia 20 tahunan untuk pria dan akhir 20 tahunan untuk wanita.
Pengidapnya sering kali hanya menunjukkan sedikit atau tidak sama sekali emosi dalam ekspresi wajah, nada suara, atau gerak-geriknya.
Penyebab Skizofrenia Hebefrenik
Para ahli kesehatan belum menemukan alasan spesifik dari penyebab skizofrenia secara umum, maupun skizofrenia hebefrenik.
Namun, sejauh ini beberapa hal yang dapat memengaruhi kondisi ini, yaitu:
- Gangguan fungsi otak.
- Faktor genetik.
- Lingkungan.
Faktor Risiko Skizofrenia Hebefrenik
Meski belum diketahui secara spesifik penyebabnya. Namun, risiko skizofrenia secara umum dapat meningkat karena beberapa hal berikut:
- Genetik.
- Umur orang tua ketika melahirkan.
- Adanya infeksi virus ketika dalam kandungan.
- Malnutrisi.
- Mengalami stres berat di awal kehidupan.
Di antara berbagai faktor tersebut, faktor genetik merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap gangguan ini.
Gejala Skizofrenia Hebefrenik
Beberapa gejala yang dialami oleh pengidap skizofrenia hebefrenik, yaitu:
1. Delusi
Saat mengalami delusi, pengidapnya punya keyakinan yang salah tentang berbagai hal yang bertentangan dengan kenyataan.
Sebagai contoh, kamu merasa dihina atau diserang oleh komentar negatif orang lain, sehingga menimbulkan kemarahan yang sulit dikendalikan.
Atau bisa juga kamu meyakini dengan kuat bahwa seseorang jatuh cinta padamu, hingga membuatmu terobsesi.
2. Halusinasi
Halusinasi terjadi ketika seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang tampak nyata, padahal sebenarnya tidak ada.
Kondisi ini bisa terjadi pada semua indra manusia, tetapi yang paling sering dialami pengidap adalah mendengar suara-suara yang tidak nyata.
3. Pikiran yang tidak teratur
Gangguan dalam berpikir yang tidak teratur terlihat dari cara pengidap berbicara atau menyampaikan sesuatu dengan tidak beraturan.
Komunikasi yang seharusnya lancar menjadi terganggu, karena tidak ada kejelasan atau sinkronisasi dalam penyampaian pesan.
Selain itu, para pengidap sering menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti dan tidak mampu mengatur cara berbicara mereka dengan baik.
4. Perilaku motorik yang tidak wajar
Perilaku para pengidap dapat tampak aneh, mulai dari tindakan kekanak-kanakan hingga agitasi atau kegelisahan tanpa henti (seperti tangan yang selalu bergerak).
Pengidap seringkali sulit fokus pada tugas utama mereka, menolak arahan, dan melakukan gerakan yang berlebihan dan tidak memiliki tujuan.
5. Gejala lannya
Pengidap skizofrenia hebefrenik juga cenderung mengabaikan kebersihan diri dan tidak mampu berkomunikasi dengan baik, misalnya berbicara dengan nada datar dan tanpa kontak mata.
Gejala-gejala lainnya, meliputi:
- Mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, seperti kesulitan untuk penggunaan dan urutan kata.
- Sering mengulang hal yang sama berulang kali.
- Apa yang diucapkan oleh pengidap akan sulit dipahami oleh orang lain.
- Menunjukkan emosi atau ekspresi yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi.
- Mudah lupa.
- Perilaku kekanak-kanakan.
- Menarik diri dari lingkungan sosial.
- Menanggapi pertanyaan dengan jawaban yang tidak sesuai dengan konteks.
- Mengalami perpindahan pikiran dari satu hal ke hal lainnya tanpa hubungan atau kaitan yang logis.
Berbagai gejala tersebut sebagian besar berkaitan dengan pemikiran, komunikasi, perilaku, dan cara mengelola emosi.
Kondisi tersebut tentu akan sangat mengganggu pengidapnya dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ini Alasan Skizofrenia Hebefrenik Disebut sebagai Bentuk Terparah dari Skizofrenia
Skizofrenia hebefrenik dianggap sebagai bentuk skizofrenia yang paling serius karena pengidapnya mengalami kesulitan besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Selain itu, risiko yang menyertainya cukup tinggi jika dibandingkan dengan jenis skizofrenia lainnya, sebab ada potensi bahaya yang mengancam keselamatan individu. Beberapa risiko tersebut meliputi:
Tindakan menyakiti diri sendiri akibat ketidakmampuan berpikir secara logis dan terstruktur. Melukai orang lain juga menjadi ancaman yang mungkin terjadi
Hubungi Psikiater Jika Kamu atau Orang Terdekat Mengidap Skizofrenia Hebefrenik
Apabila kamu atau orang terdekat menunjukkan adanya gejala skizofrenia hebefrenik, segera hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.
Psikiater di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Nah, itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait skizofrenia hebefrenik.
Jangan ragu untuk segera menghubungi psikiater agar berbagai gejala tersebut dapat segera ditangani.
Psikiater tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika psikiater sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Skizofrenia Hebefrenik
Diagnosis skizofrenia melibatkan pemeriksaan medis secara menyeluruh untuk memastikan kemungkinan penyebab atau hal lain yang berpengaruh terhadap pengidapnya, termasuk:
- Pemeriksaan secara fisik.
- Tes darah.
- Tes tiroid.
- Pemeriksaan penggunaan alkohol atau zat terlarang.
- MRI atau CT scan.
Selain itu, psikiater juga akan melakukan evaluasi terhadap pikiran, perasaan, perilaku, riwayat keluarga, dan riwayat lainnya dari pengidap atau pasien yang dapat menunjukkan gejala yang mengarah pada skizofrenia.
Diagnosis ini juga harus berdasarkan jika pengidap menunjukkan dua atau lebih dari hal berikut selama 1 bulan:
- Delusi.
- Ketidakteraturan dalam berbicara.
- Halusinasi.
- Menunjukkan tindakan atau perilaku dan kebiasaan yang tidak teratur.
Selain skizofrenia hebefrenik, ketahui juga informasi lengkap mengenai Skizofrenia Paranoid.
Pengobatan Skizofrenia Hebefrenik
Pengobatan skizofrenia hebefrenik bertujuan untuk meredakan berbagai gejala yang muncul, mencegah kambuh, serta meningkatkan fungsi adaptif pengidapnya.
Dengan begitu, pengidap skizofrenia hebefrenik dapat berpikir dan beraktivitas lebih baik dari sebelumnya.
Terdapat dua jenis pengobatan yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Obat-obatan
Obat untuk menangani kondisi skizofrenia termasuk ke dalam obat antipsikotik. Obat ini akan mengurangi gangguan dan meningkatkan fungsi berpikir.
Selain antipsikotik, beberapa pengidap juga berkemungkinan diresepkan antidepresan dan obat penenang.
Dalam kasus yang parah, pengidap skizofrenia mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
2. Psikoterapi
Salah satu jenis psikoterapi yang paling sering dilakukan untuk skizofrenia adalah terapi perilaku kognitif (CBT).
Terapi ini bertujuan agar pengidap belajar untuk mengatur emosi dengan melatih proses berpikir merupakan salah satu cara efektif yang dapat dilakukan melalui terapi ini.
Terapi ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu bergantung pada kondisi pengidapnya.
3. Terapi elektrokonvulsif
Electroconvulsive therapy (ECT) adalah suatu prosedur medis yang melibatkan pemberian arus listrik ke otak untuk memicu kejang.
Meskipun kedengarannya ekstrem, terapi ini telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan mental yang serius, terutama depresi berat yang tidak merespons terhadap pengobatan lain.
Lantas, mengapa terapi elektrokonvulsif masih digunakan? ECT masih menjadi pilihan pengobatan yang efektif untuk beberapa kondisi.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa terapi ini masih digunakan:
- ECT terbukti sangat efektif dalam mengatasi gejala depresi berat yang resisten terhadap pengobatan lain seperti obat-obatan antidepresan dan psikoterapi.
- Terapi ini juga digunakan untuk mengobati kondisi medis yang disertai dengan depresi berat, seperti depresi postpartum yang parah atau depresi pada orang tua.
- Dalam situasi darurat, seperti ketika pasien mengalami risiko bunuh diri yang tinggi, ECT dapat memberikan respons yang lebih cepat dibandingkan dengan pengobatan lain.
Jika mengalami skizofrenia, Ini Daftar Psikiater yang Bisa Bantu Perawatan Skizofrenia dan bisa kamu hubungi.
Komplikasi Skizofrenia Hebefrenik
Sama seperti kondisi kesehatan mental lainnya, pengidap skizofrenia hebefrenik yang dapat mengalami beberapa komplikasi apabila tidak segera ditangani.
Komplikasi ini meliputi:
- Depresi.
- Kurang merawat kebersihan diri atau mengabaikan kebersihan.
- Malnutrisi.
- Mengalami masalah keluarga.
- Kondisi kehidupan yang semakin bermasalah.
- Memicu kemungkinan untuk terlibat dalam tindak kriminal, seperti menjadi korban atau pelaku.
- Penggunaan zat terlarang.
- Memicu risiko bunuh diri.
Catat, Ini Jenis Obat Skizofrenia yang Umumnya Dokter Resepkan.
Pencegahan Skizofrenia Hebefrenik
Hingga saat ini belum ada langkah pencegahan kondisi ini secara umum.
Namun, beberapa cara seperti obat-obatan dan psikoterapi dapat mengurangi dan mencegah gejala skizofrenia untuk kambuh.
Selain itu, terdapat langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko. Beberapa langkah tersebut, yaitu:
- Jika keluarga ada yang memiliki riwayat skizofrenia, segera hubungi dokter untuk berkonsultasi mengenai risiko dan kondisi tubuh kamu.
- Jika kamu mengalami gejala skizofrenia, segera hubungi dokter secepatnya.
- Kelola stres dengan baik.