Sindrom Tourette
DAFTAR ISI
- Apa Itu Sindrom Tourette?
- Penyebab Sindrom Tourette
- Faktor Risiko Sindrom Tourette
- Gejala Sindrom Tourette
- Diagnosis Sindrom Tourette
- Pengobatan Sindrom Tourette
- Komplikasi Sindrom Tourette
- Pencegahan Sindrom Tourette
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Sindrom Tourette?
Sindrom Tourette adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi otak dan saraf. Sindrom ini biasanya berkembang pada anak usia dini. Ini sering membaik saat dewasa. Sindrom ini menyebabkan seseorang membuat gerakan atau suara tiba-tiba yang disebut tics.
Tics adalah gerakan yang tidak disengaja, jadi seseorang tidak dapat mengontrol atau mencegahnya. Tics motorik ditandai dengan gerakan tubuh, seperti mengangkat bahu. Tics vokal ditandai dengan suara, seperti membersihkan tenggorokan. Tics motorik cenderung berkembang sebelum tics vokal.
Penyebab Sindrom Tourette
Penyebab pasti sindrom Tourette belum diketahui, tetapi dugaan kuat mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Diduga pula ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin berperan dalam terjadinya sindrom Tourette.
Faktor Risiko Sindrom Tourette
Faktor risiko untuk sindrom Tourette meliputi:
- Riwayat Keluarga. Memiliki riwayat keluarga sindrom Tourette atau gangguan tic lainnya dapat meningkatkan risiko mengembangkan sindrom Tourette.
- Jenis Kelamin. Laki-laki sekitar tiga sampai empat kali lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mengembangkan sindrom Tourette.
Gejala Sindrom Tourette
Gejala utama sindrom Tourette adalah tics, yaitu gerakan atau vokalisasi yang mendadak dan berulang-ulang. Gejala bervariasi dari ringan hingga berat dan memengaruhi kualitas hidup pengidap.
Tics diklasifikasikan menjadi tics sederhana dan tics kompleks. Tics yang sederhana melibatkan sedikit kelompok otot, sedangkan tics kompleks melibatkan banyak kelompok otot. Tics motorik biasanya muncul lebih dulu dari tics vocal.
Pada tics sederhana, gejala motorik yang sering ditemukan adalah kedipan mata, sentakan kepala, mengangkat bahu, pandangan mata yang beralih, kedutan hidung, gerakan mulut yang aneh. Sementara gejala vocal yang umum adalah mengerang, batuk, berdeham, dan menggonggong.
Pada tics kompleks, gejala motorik yang sering ditemukan adalah menyentuh dan mengendus barang, gerakan yang berulang, melangkah dengan pola tertentu, gerakan senonoh, membungkuk atau memutar badan, dan melompat-lompat.
Sementara itu, mengulang kata-kata orang lain, menggunakan kata-kata kasar, dan mengumpat menjadi gejala vocal yang mudah untuk diperhatikan dari pengidap.
Jika kamu mengalami gejalanya, Ini Ahli Medis yang Bisa Bantu Pengobatan Sindrom Tourette.
Diagnosis Sindrom Tourette
Diagnosis sindrom Tourette dilakukan melalui verifikasi pengidap telah memiliki motorik dan tics vocal setidaknya selama 1 tahun oleh dokter. Adanya kondisi neurologis atau psikiatrik lainnya dapat membantu dokter sampai pada diagnosis.
Tidak ada tes darah, laboratorium, atau pencitraan yang diperlukan untuk diagnosis. Dalam kasus yang jarang terjadi, studi neuroimaging seperti MRI atau CT scan, EEG, atau tes darah tertentu digunakan untuk mengesampingkan kondisi lain yang mungkin memiliki gejala yang mirip dengan sindrom Tourette.
Beberapa kriteria diagnosis sindrom Tourette adalah:
- Tics motorik dan vocal.
- Tics terjadi beberapa kali dalam sehari, selama lebih dari 1 tahun.
- Tics terjadi sebelum usia 18.
- Tidak disebabkan oleh medikasi atau substansi lain.
Pengobatan Sindrom Tourette
Tidak ada penanganan definitif untuk sindrom Tourette, tetapi pengobatan ditujukan meringankan gejala. Umumnya, Obat-obatan psikotik akan diberikan kepada pengidap. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar dopamin dalam otak, sehingga pengidap bisa mengontrol tics.
Botox dapat diberikan untuk meredakan gejala yang melibatkan otot. Stimulan seperti methylphenidate berguna untuk mengatasi gejala ADHD pada pengidap sindrom Tourette.
Terkadang, dokter meresepkan obat-obatan penurun tekanan darah yang membantu mengatasi gejala seperti serangan impulsif. Selain itu, antidepresan dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan dan gangguan mood.
Studi terbaru menunjukkan keuntungan pemberian obat-obatan antikejang seperti topiramat pada pasien sindrom Tourette. Sedangkan untuk sindrom Tourette terkait dengan kondisi psikologis, penanganan terapi kognitif dan kebiasaan dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan membantu pengidap menangani dampak psikologis.
Komplikasi Sindrom Tourette
Orang dengan sindrom Tourette sering menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. Namun, sindrom ini sering menyebabkan kesulitan dalam perilaku dan hubungan sosial yang dapat merusak citra diri.
Kondisi yang sering dikaitkan dengan sindrom Tourette meliputi:
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
- Gangguan spektrum autisme.
- Mempelajari ketidakmampuan.
- Gangguan tidur.
- Depresi.
- Gangguan kecemasan.
- Nyeri yang berhubungan dengan tics, terutama sakit kepala.
- Masalah manajemen kemarahan.
Pencegahan Sindrom Tourette
Penyebab sindrom Tourette adalah kelainan genetik, oleh karena itu pencegahan sulit dan hampir tidak mungkin dilakukan.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika kamu mengalami gejala sindrom Tourette yang dijelaskan tadi, segera periksakan diri dokter untuk penanganan lebih lanjut. Kamu bisa download Halodoc untuk menggunakan layanan chat dokter hingga beli obat dan vitamin.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Tourette’s Syndrome.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Tourette Syndrome.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Tourette Syndrome.
Kids Health. Diakses pada 2022. Tourette Syndrome.
Diperbarui pada 15 Juli 2022