Sindrom Sjogren
DAFTAR ISI
- Pengertian Sindrom Sjogren
- Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Nefrotik
- Gejala Sindrom Sjogren
- Diagnosis Sindrom Sjogren
- Pengobatan Sindrom Sjogren
- Pencegahan Sindrom Sjogren
Pengertian Sindrom Sjogren
Sindrom Sjogren merupakan kelainan genetik yang menyebabkan sekumpulan gejala yang identik dengan kondisi mulut dan mata yang kering. Sindrom Sjogren tidak berdiri sendiri alias sering ditemukan juga penyakit arthritis rheumatoid dan lupus pada pengidap.
Baca juga: Bercak Mongol dan Sindrom Sjogren Larsson, Ini Perbedaanya
Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Sjogren
Penyebab sindrom Sjogren sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, seperti penyakit autoimun lainnya, sistem kekebalan tubuh mengalami disfungsi dan berbalik menyerang sel-sel sehat dalam kelenjar-kelenjar penghasil cairan, seperti kelenjar air mata dan kelenjar saliva.
Studi menunjukkan kecenderungan beberapa susunan genetik yang berkaitan dengan sindrom Sjogren, tetapi juga ditemukan sindrom Sjogren dapat dipicu oleh infeksi virus atau bakteri.
Gejala Sindrom Sjogren
Dua gejala utama sindrom Sjogren mata dan mulut kering. Mata kering disertai sensasi terbakar, gatal, atau berpasir. Sedangkan mulut kering, sering dideskripsikan, seperti perasaan penuh dalam mulut dan menyebabkan kesulitan menelan dan berbicara.
Pengidap sindrom Sjogren dapat mengalami nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi. Selain itu, dapat ditemukan kelenjar ludah yang membengkak, biasanya di daerah rahang dan telinga. Sindrom Sjogren dapat menyebabkan ruam dan kekeringan pada kulit, batuk kering terus-menerus, dan rasa lemas atau kelelahan yang berkelanjutan.
Sesuai dengan beberapa gejala yang disebutkan di atas, bagian-bagian tubuh yang diserang pada sindrom Sjogren adalah sendi, tiroid, ginjal, liver, paru-paru, kulit, dan saraf. Kondisi saat sindrom Sjogren menyerang organ selain kelenjar penghasil cairan, seperti sendi atau liver, disebut dengan sindrom Sjogren dengan keterlibatan extraglandular. Sebagian kecil pengidap sindrom Sjogren dapat mengalami limfoma, walaupun proses jelasnya belum diketahui secara pasti.
Faktor risiko sindrom Sjogren adalah:
- Usia lebih dari 40 tahun;
- Perempuan;
- Penyakit rematik.
Diagnosis Sindrom Sjogren
Dalam wawancara, dokter akan menanyakan apakah mata dan mulut yang kering telah terjadi lebih dari 3 bulan, atau penggunaan obat tetes mata yang sering, dan pertanyaan-pertanyaan yang merujuk pada gejala-gejala sindrom Sjogren.
Untuk menunjang diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa tes, yaitu:
1. Tes Darah
Dilakukan untuk mengetahui keberadaan anti-RO (SS-A) dan anti-LA (SS-BS), antibodi yang ditemukan pada pengidap sindrom Sjogren.
2. Tes Schimmer
Dilakukan untuk memeriksa produksi air mata
- Tes Saliva (Skintigrafi dan Sialogram)
Skintigrafi adalah tes nuclear dengan cara menginjeksi isotop nuclear yang dipantau selama beberapa jam untuk mengamati berapa lama isotop itu mencapai kelenjar saliva. Sialogram adalah pemeriksaan sinar X untuk mendeteksi pewarna yang diinjeksikan ke dalam kelenjar saliva untuk melihat berapa banyak saliva yang mengalir ke dalam mulut.
3. Biopsi
Biopsi bibir dapat dilakukan untuk mengecek keberadaan kumpulan sel-sel inflamasi dan merupakan indikasi sindrom Sjogren.
Baca juga: Lupus Dapat Menyebabkan Munculnya Sindrom Sjogren
Pengobatan Sindrom Sjogren
Pengobata sindrom Sjogren dilakukan berdasarkan organ yang diserang. Tergantung gejalanya, dokter dapat melakukan tata laksana berikut ini:
- Obat untuk mengurangi kekeringan mata.
- Obat untuk meningkatkan produksi saliva.
- Antiradang non-steroid dapat diberikan jika ada gejala artritis.
- Obat-obatan yang dapat mensupresi sistem imun untuk meringankan gejala.
- Tindakan surgikal dilakukan pada beberapa kasus, ketika plug silikon atau kolagen disisipkan pada saluran kelenjar air mata dengan tujuan preservasi air mata.
- Meningkatkan konsumsi cairan membantu meringankan gejala mulut dan mata kering.
- Merokok dapat memperburuk gejala mulut kering, maka pengidap dianjurkan untuk tidak merokok.
Pencegahan Sindrom Sjogren
Sebagai penyakit genetik, tidak ada pencegahan yang diketahui sampai sekarang untuk sindrom Sjogren.
Baca juga: Inilah yang Terjadi pada Tubuh Saat Terkena Sindrom Sjogren
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera menghubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut. Untuk melakukan pemeriksaan, bisa langsung membuat janji dengan dokter melalui Halodoc.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2019. Sjogren’s Syndrome: Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment.
Sjogrens.org. Diakses pada 2019. Sjögren’s Syndrome.
Diperbarui pada 2 Februari 2021
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan