Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
DAFTAR ISI
- Apa itu PCOS?
- Pada Usia Berapa PCOS Dimulai?
- Penyebab Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
- Faktor Risiko Sindrom Polikistik Ovarium
- Apa Ciri-Ciri PCOS pada Wanita?
- Hubungi Dokter Ini untuk Penanganan PCOS
- Cara Mendiagnosis Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
- Cara Mengobati Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
- Gaya Hidup yang Dianjurkan untuk Pengidap PCOS
- Pentingnya Dukungan untuk Pengidap PCOS
- Komplikasi Sindrom Polikistik Ovarium
- Apakah Wanita dengan PCOS Bisa Hamil?
- Pengobatan PCOS untuk Wanita yang Ingin Hamil
- Pencegahan Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
Apa itu Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)?
Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah penyakit ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon.
Pada PCOS, ovarium menghasilkan hormon androgen yang berlebihan. Androgen adalah hormon seks pria yang biasanya ada pada wanita dalam jumlah kecil.
Kelebihan hormon ini bisa mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan atau kista.
Kondisi ini akhirnya menyebabkan sel-sel telur tidak bisa berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.
Itulah mengapa PCOS seringkali menyebabkan wanita sulit untuk hamil.
Pada Usia Berapa PCOS Dimulai?
Kini kamu sudah paham apa itu PCOS dan sebenarnya tidak ada waktu yang pasti mengenai timbulnya penyakit PCOS pada wanita.
Namun, risiko PCOS akan muncul setelah wanita mengalami masa pubertas.
Pada wanita yang telah mengalami masa pubertas, biasanya PCOS terdeteksi saat usianya memasuki 20 hingga 30-an tahun.
Dalam beberapa kasus, penyakit ini terdiagnosis saat wanita akan merencanakan kehamilan.
Selain itu, seorang yang mengalami kondisi obesitas pada saat masa pubertas juga berisiko mengalami PCOS pada usia tersebut.
Jadi, sebaiknya waspada dengan selalu melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi setelah memasuki masa pubertas.
Penyebab Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
Hingga saat ini penyebab sindrom polikistik ovarium belum ada yang mengetahuinya secara pasti.
Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan seseorang mengalami penyakit ini, yaitu:
1. Memiliki hormon insulin berlebih
Melansir jurnal Fertility and Sterility dengan judul All Women With PCOS Should Be Treated For Insulin Resistance, hampir 70 persen wanita yang mengalami PCOS mengalami resistensi insulin.
Insulin merupakan hormon yang bertugas untuk mengatur karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh untuk dijadikan energi. Banyak wanita dengan PCOS ditemukan mengalami resistensi insulin.
Ini berarti tubuh tidak bisa menggunakan hormon tersebut dengan baik.
Akibatnya, kadar insulin menumpuk di dalam tubuh dan hal itu bisa menyebabkan kadar androgen lebih tinggi.
Obesitas juga bisa meningkatkan kadar insulin dan memperburuk gejala sindrom ini.
2. Faktor genetik
PCOS adalah penyakit yang juga bisa menurun dalam keluarga. Jadi, bila seseorang memiliki ibu atau saudara perempuan yang mengidap sindrom ini, ia pun bisa mengalaminya.
3. Gangguan keseimbangan hormon
Gangguan kesimbangan hormon dapat menyebabkan seorang wanita mengalami PCOS.
Ketidakseimbangan hormon termasuk:
- Peningkatan kadar testosteron.
- Peningkatan kadar hormon luteinising.
- Rendahnya globulin pengikat hormon seks.
- Peningkatan kadar prolaktin.
Faktor Risiko Sindrom Polikistik Ovarium
Seorang wanita berisiko lebih tinggi mengalami PCOS, bila:
- Memiliki ibu atau saudara perempuan yang mengidap penyakit ini.
- Mengalami resistensi insulin.
- Memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti kurang berolahraga.
- Memiliki pola makan yang kurang baik, seperti berlebihan mengonsumsi pemanis.
- Mengalami peradangan dalam tubuh.
- Memiliki riwayat diabetes tipe 1.
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Apa Ciri-Ciri PCOS pada Wanita?
Gejala sindrom polikistik ovarium kerap terjadi pada wanita ketika memasuki siklus menstruasi yang pertama.
Setelah itu, ciri ciri PCOS dapat berkembang dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya.
Pada setiap wanita, gejala PCOS juga akan berbeda. Berikut beberapa keluhan kesehatan yang bisa menjadi tanda gejala PCOS:
1. Periode menstruasi tidak teratur
Perempuan yang mengidap PCOS bisa mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Seperti dalam setahun, ia hanya mengalami menstruasi sebanyak kurang dari 8 kali, atau siklus menstruasinya datang setiap 21 hari atau lebih sering.
Bahkan, dalam beberapa kasus, pengidap tidak lagi bisa mengalami menstruasi sama sekali.
2. Banyak kista dalam ovarium
Selain menstruasi yang tidak teratur, PCOS juga bergejala dengan pembesaran ovarium. Kondisi ini biasanya akan muncul dengan banyaknya kista dalam ovarium.
Hal ini terjadi karena selama menstruasi ovarium menghasilkan beberapa kantung berisi cairan yang berkembang dan membesar.
Namun, pada wanita PCOS, kantung berisi cairan tersebut tidak ada yang terseleksi untuk matang sehingga tetap berada dalam ovarium.
3. Pertumbuhan rambut yang berlebih
Pertumbuhan rambut berlebih pada wajah, dagu, bawah hidung (kumis), yang disebut dengan hirsutisme. Kondisi ini muncul pada 70 persen perempuan dengan PCOS.
4. Muncul jerawat
Jerawat pada wajah, dada, dan punggung bagian atas. Hal ini terjadi karena tubuh menjadi lebih berminyak daripada biasanya.
Penumpukan minyak dengan kotoran yang ada pada kulit dapat memicu jerawat muncul pada beberapa bagian tubuh.
5. Kulit yang menjadi lebih gelap
Kulit menjadi gelap, terutama pada daerah lipatan leher, selangkangan, dan lipatan payudara. Tanda ini menjadi salah satu gejala yang cukup terlihat pada fisik.
6. Gangguan pada berat badan
Pengidap PCOS dapat mengalami tanda pada berat badan yang terganggu.
Kondisi ini dapat menyebabkan pengidap PCOS kesulitan menurunkan berat badan hingga mengalami kenaikan berat badan yang tidak biasa.
7. Perubahan suasana hati
PCOS juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati pada pengidapnya. Hal ini terjadi akibat kadar hormon yang tidak teratur.
8. Penipisan rambut
Selain pertumbuhan rambut, gejala PCOS juga dapat menyebabkan wanita mengalami kerontokan rambut. Hal ini bisa menyebabkan penipisan rambut di beberapa bagian.
9. Munculnya skin tag
Skin tag merupakan kelebihan kulit yang ada di permukaan kulit. Biasanya, berukuran kecil dan kerap ditemukan pada bagian ketiak dan leher. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak menular.
10. Sulit hamil
Tanda lainnya adalah kesulitan untuk mendapatkan kehamilan. Hal ini karena wanita dengan PCOS tidak mengalami ovulasi secara teratur. Kondisi ini yang membuat pembuahan sulit terjadi.
Itulah beberapa gejala PCOS yang perlu kamu waspadai. Jika kamu memiliki kerabat atau keluarga yang mengalami tanda-tanda PCOS, sebaiknya segera ajak untuk berkonsultasi pada dokter.
Penyakit yang terdeteksi lebih dini tentunya membuat pengobatan menjadi lebih mudah untuk diatasi.
Lalu, apakah PCOS itu kista? Nyatanya, PCOS bukanlah kista. Kista adalah kantung yang terbentuk dari jaringan membran.
Kista sendiri terkadang menjadi salah satu gejala dari pengidap PCOS. Namun, gejala ini bisa terlihat dengan bantuan pemeriksaan lainnya, seperti USG.
Hubungi Dokter Ini untuk Penanganan PCOS
Apabila program hamil kamu dan pasangan terganggu akibat PCOS, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Kondisi ini bisa kamu diskusikan dengan dokter spesialis endokrinologi dan dokter spesialis kandungan dan kebidanan.
Nah, berikut beberapa dokter kandungan berpengalaman yang bisa kamu hubungi:
- dr. Marsell Phang Sp.OG
- dr. Effendy Gunawan Sp.OG
- dr. Lucia Leonie Sp.OG
- dr. Fitria Angela Umar Sp.OG
- dr. Gracia Merryane Sp.OG
Jika dokter yang kamu hubungi tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat jadwal konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo, segera hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Cara Mendiagnosis Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
Diagnosis berlangsung dengan mencari tahu riwayat medis kesehatan pengidap, riwayat menstruasi, hingga perubahan berat badan.
Pemeriksaan fisik juga akan berlaku dan fokus untuk memastikan gejala PCOS yang terjadi, seperti munculnya jerawat, pertumbuhan rambut berlebih atau hirsutisme, dan resistensi insulin.
Selain itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon, gula darah, dan profil lipid.
- Pemeriksaan ultrasound juga dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis PCOS. Caranya dengan menemukan adanya penebalan dinding rahim, atau tampilan ovarium yang tidak normal.
Cara Mengobati Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
Pengobatan untuk PCOS tergantung pada sejumlah faktor. Hal itu termasuk usia, tingkat keparahan gejala, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Berikut beberapa pilihan pengobatannya:
1. Perubahan gaya hidup
Dokter mungkin akan menyarankan pengidap untuk menurunkan berat badan agar gejala PCOS yang terjadi bisa membaik.
Beberapa cara sehat untuk menurunkan berat badan adalah dengan diet rendah kalori dan aktivitas fisik.
Kedua cara tersebut juga bisa membantu tubuh menggunakan insulin lebih efisien,sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah dan membantu pengidapnya berovulasi.
Namun, melansir dari BMC Endocrine Disorder dengan judul Lifestyle Management in Polycystic Ovary Syndrome – Beyond Diet and Physical Activity, perubahan gaya hidup bukan hanya masalah soal diet atau pola makan yang tepat, aktivitas fisik, hingga perilaku yang sehat saja.
Perubahan gaya hidup juga harus bersamaan dengan pemenuhan kebutuhan istirahat atau tidur yang baik, serta kondisi kesehatan mental yang optimal.
Hal ini bertujuan agar kepatuhan terhadap gaya hidup sehat semakin berjalan dengan baik pada wanita pengidap PCOS.
Ketahui di sini panduan diet yang tepat bagi pengidap: Kata Dokter: Panduan Diet yang Tepat untuk Pengidap PCOS.
2. Obat-obatan
Untuk membuat siklus menstruasi teratur, dokter akan merekomendasikan beberapa jenis obat-obatan, seperti:
- Penggunaan pil KB. Ini membantu mengontrol siklus menstruasi, menurunkan kadar androgen, dan mengurangi jerawat.
- Terapi progrestin. Dokter juga bisa merekomendasikan penggunaan hormon progesteron yang bisa membantu mengembalikan siklus haid yang terganggu.
- Obat-obatan lain, seperti Clomifene, Letrozole, dan Metformin, juga bisa menormalkan kembali siklus haid dan membantu ovulasi.
- Obat diabetes. Obat ini berfungsi menurunkan resistensi insulin pada pengidap PCOS. Ini juga bisa membantu mengurangi kadar androgen, memperlambat pertumbuhan rambut, dan membantu pengidap berovulasi lebih teratur.
3. Prosedur medis
Selain metode pengobatan di atas, dokter juga bisa merekomendasikan electrolysis untuk menghilangkan rambut di tubuh pengidap.
Prosedur ini menggunakan aliran listrik rendah untuk menghancurkan folikel rambut dalam beberapa kali terapi.
Lantas, Benarkah PCOS Bisa Diobati dengan Tanaman Herbal? Kamu bisa mengetahui lebih lanjut dengan membaca artikel tersebut.
Gaya Hidup yang Dianjurkan untuk Pengidap PCOS
PCOS adalah kondisi yang memengaruhi hormon, metabolisme, dan kesehatan reproduksi wanita.
Gaya hidup yang sehat dapat membantu mengelola gejala PCOS secara efektif. Beberapa perubahan gaya hidup yang dianjurkan adalah:
1. Menerapkan pola makan sehat
Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian. Makanan ini bisa membantu mengatur kadar insulin dan mengurangi resistensi insulin, yang sering terjadi pada pengidap PCOS.
Makanan yang diproses secara berlebihan dan tinggi gula dapat meningkatkan kadar insulin, yang memperburuk gejala PCOS. Oleh sebab itu, hindari konsumsi makanan yang tinggi gula.
Protein dari sumber nabati dan hewani seperti kacang-kacangan, telur, dan daging tanpa lemak juga dapat membantu mengontrol rasa lapar.
Konsumsi ini bisa membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah.
2. Olahraga teratur
Aktivitas fisik membantu menurunkan berat badan, mengurangi resistensi insulin, dan meningkatkan suasana hati.
Pengidap PCOS disarankan untuk melakukan olahraga aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang setidaknya 30 menit per hari.
Latihan kekuatan juga bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme dan memperbaiki keseimbangan hormon.
3. Menjaga berat badan tetap ideal
Jaga berat badan tetap ideal. Jika berat badan berlebih, sebaiknya turunkan berat untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan kesuburan.
Cobalah menurunkan berat badan secara perlahan dan berkelanjutan dengan kombinasi pola makan sehat dan olahraga.
4. Mengelola stres dengan baik
Stres bisa memperburuk gejala PCOS karena memengaruhi hormon kortisol. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas lain yang dapat menenangkan pikiran.
5. Cukupi waktu tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk mengelola hormon dan berat badan. Usahakan tidur 7-9 jam per malam dan hindari begadang.
Begadang bisa memperburuk ketidakseimbangan hormon sehingga memperparah PCOS.
6. Jangan merokok dan minum alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol dapat memperburuk resistensi insulin serta memengaruhi keseimbangan hormon. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari sama sekali agar tidak memperparah PCOS.
Pentingnya Dukungan untuk Pengidap PCOS
Pengidap PCOS nyatanya sangat membutuhkan dukungan dalam proses perawatannya. Dukungan ini bisa mencakup pemahaman terhadap kondisi tersebut serta memberikan bantuan emosional dan praktis.
Jadilah pendengar mereka tanpa menghakimi dan cobalah validasi perasaan mereka.
Kadang-kadang, pengidap PCOS merasa frustasi atau tidak percaya diri karena gejala seperti kenaikan berat badan, jerawat, atau masalah kesuburan. Mendengarkan dengan penuh empati dapat membantu mereka merasa didukung.
PCOS sering kali memengaruhi kesehatan mental, seperti menyebabkan kecemasan, depresi, atau gangguan citra tubuh.
Arahkan pengidap PCOS untuk berbicara dengan profesional kesehatan, seperti psikolog atau psikiater apabila mereka mengalami tekanan emosional yang berat.
Dengan memberikan dukungan, pengidap PCOS dapat merasa lebih kuat dalam menjalani pengobatan serta menghadapi tantangan sehari-hari yang mereka alami.
Komplikasi Sindrom Polikistik Ovarium
Jika tidak teratasi dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi pada kesehatan tubuh. Lalu, apa dampak dari PCOS?
Berikut komplikasinya, yaitu:
- Kemandulan.
- Diabetes gestasional.
- Hipertensi gestasional.
- Steatohepatitis non-alkoholik.
- Sindrom metabolik.
- Diabetes mellitus tipe 2.
- Sleep apnea.
- Depresi dan gangguan cemas.
- Perdarahan rahim abnormal.
- Kanker endometrium.
Apakah Wanita dengan PCOS Bisa Hamil?
Nyatanya, wanita dengan PCOS masih bisa mendapatkan kehamilan.
Meskipun ini dapat mengganggu proses kehamilan yang sedang kamu rencanakan, tetapi penyakit ini masih dapat teratasi dengan baik.
Dengan melakukan pengobatan, perawatan, dan pencegahan yang sesuai dengan saran dokter, maka kondisi ini bisa membaik.
Ketika kesehatan reproduksi membaik, tentunya kamu bisa mendapatkan kehamilan dengan sehat.
Ketahui di sini: Ini 5 Cara Meningkatkan Peluang Kehamilan pada Pengidap PCOS.
Pengobatan PCOS untuk Wanita yang Ingin Hamil
Jika kamu ingin merencanakan kehamilan bersama pasangan, tidak ada salahnya untuk mengetahui beberapa pengobatan yang bisa kamu lakukan, yaitu:
1. Mengonsumsi obat untuk ovulasi
Kehamilan akan berawal dari proses ovulasi. Mengonsumsi obat-obatan ini akan menginduksi ovulasi pada wanita.
Obat-obatan bisa dokter berikan dalam bentuk oral maupun suntikan.
2. Pembedahan
Prosedur ini sebagai laparoscopic ovarian drilling. Biasanya, dokter akan melakukan prosedur ini ketika pengobatan lain tidak menunjukkan hasil yang optimal.
Tindakan bedah ini juga termasuk ke dalam pembedahan minor.
Dengan anestesi umum, dokter akan membuat sayatan kecil pada perut bagian bawah dan memasukan alat bernama laparoskop ke dalam perut.
Kemudian, pembedahan dilakukan dengan panas atau laser untuk mengangkat jaringan di ovarium yang memproduksi hormon androgen.
Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormon dan mengembalikan fungsi normal ovarium.
3. In Vitro Fertilization (IVF)
Ketika pengobatan yang tidak membantu ovulasi secara efektif, maka kamu bisa menjalani IVF bersama dengan pasangan.
IVF atau yang lebih terkenal dengan istilah bayi tabung bisa menjadi cara alternatif untuk mendapatkan kehamilan.
Dengan melakukan IVF, maka sel telur akan melalui proses pembuahan pada laboratorium.
Kemudian, embrio akan pindahkan ke rahim saat proses pembuahan berhasil. Kehamilan dapat terjadi ketika embrio berhasil menempel pada dinding rahim.
Untuk informasi lebih lengkap dan perawatan yang tepat, kamu bisa Hubungi Dokter Spesialis Ini untuk Bantu Perawatan PCOS agar tidak semakin memburuk dan berbahaya bagi kesehatan.
Pencegahan Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
PCOS adalah penyakit yang sulit pencegahannya karena belum pasti penyebab utamanya.
Namun, ada beberapa cara sebagai upaya pencegahan PCOS, seperti:
1. Mengonsumsi makanan bernutrisi
Pola makan yang tinggi karbohidrat bisa meningkatkan kadar insulin. Jadi, batasilah konsumsi asupan nutrisi tersebut.
Kamu bisa memilih karbohidrat kompleks yang meningkatkan kadar gula darah lebih lambat.
Contoh karbohidrat kompleks, yaitu buah-buahan, sayuran. Biji-bijian dan kacang kering dan polong yang melalui proses masak.
2. Rutin berolahraga
Olahraga membantu menurunkan kadar gula darah. Pada pengidap PCOS, meningkatkan aktivitas harian dan berolahraga secara teratur dapat mengobati atau bahkan mencegah resistensi insulin.
Menjadi aktif juga dapat membantu pengidap menjaga berat badan tetap terkendali dan menghindari diabetes.
3. Menjaga berat badan
Menjaga berat badan tetap stabil menjadi salah satu cara pencegahan yang bisa kamu lakukan untuk menghindari penyakit ini.
Pastikan juga menjalani pola makan seimbang bernutrisi agar kamu terhindar dari kondisi obesitas.
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Jika kamu telah mengalami beberapa gejala atau keluhan kesehatan yang terkait dengan penyakit ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter spesialis kandungan.