Sindrom Cinderella Complex
Sindrom Cinderella Complex merupakan istilah psikiatri modern yang pertama kali dicetuskan oleh Colette Dowling. Ia adalah seorang terapis asal New York sekaligus penulis buku The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Independence.
Dowling menjelaskan bahwa perempuan pada umumnya tidak dididik untuk menghadapi ketakutannya, dan tidak diajarkan mengatasi segala masalahnya sendiri.
Sejauh ini, sindrom Cinderella Complex memang belum diteliti secara mendalam, karena merupakan suatu istilah populer saja yang mencuat di kalangan masyarakat.
Jadi, sindrom Cinderella Complex belum bisa dijadikan sebagai sebuah gangguan secara psikologis. Namun demikian, sindrom Cinderella Complex cukup dekat kaitannya dengan gangguan psikologis, yaitu gangguan kepribadian dependen.
Gangguan kepribadian dependen merupakan gangguan kepribadian di mana seseorang sangat tergantung dengan orang lain, sehingga nyaris tidak sanggup untuk hidup mandiri.
Sindrom ini dijelaskan sebagai sebuah keinginan di bawah alam sadar untuk diurus oleh orang lain. Kondisi ini digambarkan sebagai perempuan yang merasa sangat ingin dilindungi dan membutuhkan seorang pria sebagai tameng dalam kehidupannya.
Penyebab Sindrom Cinderella Complex
Sindrom ini dapat disebabkan oleh perbedaan pola asuh antara anak laki-laki dan anak perempuan. Sebab, sindrom Cinderella Complex erat kaitannya dengan pola asuh anak.
Anak perempuan cenderung lebih sedikit menerima dorongan untuk menjadi mandiri akibat pola asuh orang tua yang lebih protektif, serta sedikit tekanan untuk membangun identitas diri yang kuat.
Hubungan antar anak perempuan dan orang tua yang lebih harmonis dan terlalu memanjakan mereka juga memiliki andil kuat untuk membuat anak kurang bereksplorasi dan kurang mandiri.
Akibatnya, anak perempuan cenderung memiliki keterampilan hidup yang terbatas dan kepercayaan diri yang kurang. Ini karena mereka hanya tahu cara menggantungkan hidup pada orang lain.
Sementara anak laki-laki ditempa sangat keras untuk menguasai diri sendiri dan lingkungan sekitar, dan dipaksa untuk meninggalkan sikap manja dan ketergantungan, karena kedua sikap ini dianggap kewanitaan.
Penyebab lainnya adalah kebiasaan memanjakan anak perempuan. Pengidap sindrom Cinderella Complex ini biasanya memiliki masa kecil yang dimanja, sehingga tidak diajarkan untuk menerima kenyataan hidup.
Mereka diberikan banyak harapan tentang kisah yang berakhir bahagia tanpa mengetahui bahwa akhir yang bahagia adalah hasil dari perjalanan atau proses panjang dari suatu upaya dan perjuangan.
Faktor Risiko Sindrom Cinderella Complex
Beberapa hal yang meningkatkan risiko sindrom Cinderella Complex adalah:
- Kebiasaan memanjakan anak perempuan.
- Faktor lingkungan.
- Masalah kesehatan mental lainnya.
Gejala Sindrom Cinderella Complex
Bukan hanya wanita yang terlihat manja, bahkan wanita yang terlihat mandiri pun bisa mengalami tanda-tanda sindrom Cinderella Complex. Meskipun tidak ada gejala yang khusus, tetapi umumnya wanita pengidap sindrom ini akan mengalami beberapa hal, seperti:
- Cenderung menerima terhadap segala keputusan dan pilihan dari pasangan.
- Pengidap cinderella complex kerap mendambakan pasangan yang bisa jadi sebagai penyelamat, melindungi, mengayomi, dan juga menyediakan segala kebutuhannya.
- Mereka akan merasa cemas saat memikirkan hidup sendirian.
- Kesulitan menentukan sebuah keputusan besar dalam hidup. Biasanya, mereka membutuhkan pendapat atau masukan dari orang lain.
- Kesulitan mempertahankan suatu pekerjaan.
- Lebih menyukai berperan sebagai ibu rumah tangga tanpa ada pekerjaan lain.
- Sering mengungkapkan perasaan bahwa mereka ingin diperhatikan.
- Terkadang mereka akan merasa diperlakukan secara buruk oleh seseorang saat tidak sesuai dengan keinginan atau ekspektasi.
Jika kamu mengalami salah satu tanda dari gejala diatas, jangan langsung berpikir kamu mengalami sindrom Cinderella Complex. Sebaiknya periksakan kondisi kesehatan pada psikolog di rumah sakit terdekat.
Apalagi jika gejala yang kamu rasakan menyebabkan kamu mengalami gangguan kecemasan yang memburuk ketika memikirkan tanggung jawab atas kehidupan dan kesejahteraan diri kamu sendiri.
Diagnosis Sindrom Cinderella Complex
Karena sindrom ini belum dikategorikan sebagai masalah kesehatan mental, tidak ada prosedur diagnosis khusus untuk kondisi ini. Namun, jika merasa mengalami gejala sindrom ini, tidak ada salahnya untuk menemui psikolog atau psikiater.
Jika sikap manja yang kamu atau dimiliki orang terdekatmu sudah mulai mengganggu aktivitas sehari, dan membuat sangat bergantung dengan orang lain, sebaiknya segeralah berbicara dengan psikolog. Tujuannya untuk mengidentifikasi penyebab sikap tersebut, serta mencari penanganan yang tepat.
Pengobatan Sindrom Cinderella Complex
Cukup sulit sebenarnya mengatakan bahwa sebuah gangguan psikologis, atau masalah psikologis bisa sembuh atau tidak. Hal ini karena banyak mereka yang mengalami masalah psikologis ini, merasa bahwa mereka baik-baik saja, sehingga tidak kooperatif.
Oleh karena itu, apabila kamu ingin mengatasi sindrom ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyadari apakah ada sesuatu yang salah dalam diri sendiri atau tidak.
Lebih jelasnya, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom Cinderella Complex:
- Mengafirmasi diri bahwa kamu berhak untuk mengambil keputusan untuk diri sendiri dan bersikap mandiri.
- Membicarakan kondisi dengan pasangan agar mendapat dukungan.
- Mencari potensi dan keunggulan diri serta mencoba mengembangkannya.
- Bergabung dengan komunitas atau kelompok terapi yang mendukung perkembangan positif.
- Menjalani terapi dan konsultasi secara teratur.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami tanda dan gejala sindrom Cinderella Complex seperti dijelaskan tadi, segera berbicara dengan dokter guna mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat.
Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa download Halodoc untuk membuat janji rumah sakit dengan psikolog atau psikiater pilihan kamu.
Referensi:
The New York Times Magazine. Diakses pada 2022. The Cinderella Syndrome.
Health Grades. Diakses pada 2022. Cinderella Syndrome: Signs You Have It and How to Comeover It.
Diperbarui pada 13 Juli 2022.