Servisitis
Pengertian Servisitis
Servisitis adalah peradangan yang terjadi pada daerah serviks. Masalah pada daerah serviks ini bisa menjadi bentuk lajutan dari komplikasi vaginitis. Keadaan ini paling sering terjadi akibat infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko servisitis:
- Aktivitas seks yang tidak aman, seperti tanpa mengguakan kondom.
- Berhubungan seks dengan banyak pasangan.
- Melakukan hubungan seks dengan seseorang yang berisiko tinggi.
- Melakukan seks di usia dini.
- Memiliki riwayat infeksi menular seksual.
Baca juga: Hindari Servisitis dengan 5 Tindakan Pencegahan Ini
Penyebab Servisitis
Kemungkinan penyebab servisitis meliputi infeksi menular seksual. Infeksi bakteri dan virus merupakan hal yang paling sering menyebabkan servisitis. Infeksi ini bisa ditularkan lewat kontak seksual, contohnya seperti penyakit gonore, herpes kelamin, atau klamidia.
Hal yang perlu digarisbawahi, servisitis juga bisa timbul karena reaksi alergi. Misanya alergi lateks atau spermisida kontrasepsi di dalam kondom.
Reaksi terhadap produk kebersihan wanita, seperti douche atau deodoran feminin juga dapat menyebabkan servisitis. Selain alergi, servisitis juga bisa disebabkan akibat pertumbuhan bakteri yang berlebihan pada vagina.
Gejala Servisitis
Pada umumnya, servisitis tidak menimbulkan gejala pada pengidapnya. Beberapa wanita yang mengidap penyakit ini mengeluh rasa nyeri saat berhubungan, keputihan yang berlebihan, pendarahan di luar siklus menstruasi, dan pendarahan sewaktu berhubungan intim.
Jika infeksi menjalar ke uretra, rasa nyeri saat berkemih bisa terjadi (infeksi saluran kencing).
Baca juga: Gejalanya Mirip, Ini Bedanya Vaginitis dan Servisitis
Diagnosis Servisitis
Selain tanda dan gejala yang didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menunjang diagnosis yaitu pemeriksaan panggul dengan memasukkan kedua jari ke dalam liang vagina untuk mencari kelainan. Selama pemeriksaan ini, dokter memeriksa organ panggul untuk area pembengkakan dan nyeri tekan.
Prosedur pemeriksaan lainnya dapat dengan bantuan spekulum dengan melihat dinding vagina bagian atas, bawah, dan leher rahim.
Selain itu, dapat dikumpulkan koleksi spesimen, menggunakan kapas kecil atau sikat untuk menghapus sampel cairan vagina dan vagina dengan lembut, kemudian dikirim sampel ke laboratorium untuk menguji infeksi. Tes laboratorium dapat dilakukan pada sampel urine untuk melihat tanda infeksi.
Komplikasi Servisitis
Servisitis yang dibiarkan tanpa penanganan yang tepat bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Misalnya, infeksinya bisa berlanjut ke organ wanita yang lebih dalam. Misalnya berlanjut ke rahim, tuba fallopi, hingga ovarium.
Jika sudah terjadi hal ini biasa disebut penyakit inflamasi pelvis (pelvic inflammatory disease). Kondisi ini menyebabkan sepsis hingga mengancam nyawa, dan membutuhkan antibiotik sistemik yang memenuhi syarat.
Baca juga: Apakah Servisitis Penyakit Menular?
Pengobatan Servisitis
Bila servisitis tidak disebabkan oleh infeksi menular seksual, pengidapnya mungkin tak memerlukan perawatan khusus.
Namun, bila penyebabnya infeksi, maka motode pengobatannya adalah untuk menghilangkan infeksi dan mencegahnya menyebar ke organ lain seperti ke rahim atau saluran telur.
Obat yang diberikan tergantung pada organisme yang menyebabkan infeksi. Selain itu, pengidap disarankan untuk tidak berhubungan seksual terlebih dahulu hingga akhirnya sembuh, karena dapat memperparah penyakit dan menyebarkan ke pasangan.
Perawatan penting untuk pengidap dengan positif HIV. Hal ini karena servisitis meningkatkan jumlah virus yang ada dari leher rahim. Jika gejala tetap muncul meskipun sudah diobati, pasien harus segera dievaluasi kembali oleh dokter.
Pencegahan Servisitis
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga hubungan seksual yang bersih dan dengan pasangan. Jika sudah terdiagnosis servisitis, maka pasangan hubungan seksual disarankan untuk juga diperiksa lebih lanjut.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter di Halodoc yang tersedia 24 jam apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.