Serangan Jantung STEMI
DAFTAR ISI
2. Gejala STEMI
4. Faktor STEMI
Apa itu STEMI?
ST-elevation myocardial infarction (STEMI) adalah salah satu jenis serangan jantung yang paling berbahaya. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada pengidapnya. Bahkan, risiko kematiannya lebih besar daripada jenis serangan jantung lainnya.
Myocardial infarction merupakan istilah medis untuk serangan jantung. Infarction adalah penyumbatan darah menuju otot jantung atau miokardium. Penyumbatan tersebut dapat menyebabkan otot jantung rusak hingga rusak karena berkurangnya suplai darah.
Serangan jantung STEMI memiliki dua jenis yang berbeda sesuai dengan terjadinya penyumbatan atau kerusakan, yaitu:
1. STEMI anterior
Jenis STEMI ini terjadi ketika penyumbatan terjadi pada bagian arteri left anterior descending (LAD). LAD adalah arteri terbesar yang mengalirkan darah ke sisi anterior jantung.
Serangan jantung yang memengaruhi bagian ini akan menyebabkan dampak yang jauh lebih berbahaya.
2. STEMI inferior atau lateral
STEMI jenis ini melibatkan arteri koroner kanan dan arteri sirkumfleksa kiri. Arteri koroner kanan akan menyuplai darah pada bagian sisi inferior jantung. Sedangkan, arteri sirkumfleksa kiri mengalirkan darah menuju dinding samping jantung.
Kedua arteri tersebut mengalirkan darah ke otot dengan jumlah yang lebih sedikit daripada LAD. Kondisi ini membuat STEMI inferior tidak menyebabkan dampak separah STEMI anterior.
Gejala STEMI
Gejala STEMI yang paling umum terjadi adalah nyeri dada. Biasanya, nyeri dada akan disertai dengan rasa sesak dan sensasi tertekan pada dada. Selain itu, nyeri juga akan terasa tambah buruk pada bagian tengah dada.
Cari tahu lebih banyak mengenai nyeri dada yang terkait dengan serangan jantung melalui artikel “Dada Sakit Sebelah Kanan Tanda Awal Serangan Jantung, Benarkah?”.
Bukan hanya nyeri dada, ada beberapa gejala lain dari STEMI yang perlu diwaspadai, contohnya:
- Muncul keringat berlebihan.
- Kesulitan untuk bernapas.
- Mual dan muntah.
- Nyeri pada sekitar tulang belikat, lengan, rahang, dan perut bagian atas.
- Gangguan pencernaan berupa perut yang tidak nyaman.
- Kelelahan.
- Pusing dan sakit kepala.
- Denyut jantung meningkat dan tidak teratur.
Gejala akan dirasakan berbeda-beda oleh pengidapnya. Segeralah konsultasikan pada dokter bila mengalami keluhan di atas, agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Kamu juga perlu tahu perbedaan nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung melalui “Perbedaan Nyeri Dada karena GERD dan Serangan Jantung”.
Penyebab STEMI
Penyebab STEMI yang paling utama adalah terjadinya penyumbatan pada salah satu arteri yang menyuplai aliran darah menuju jantung. Penyumbatan tersebut bisa terjadi akibat plak yang menumpuk pada arteri, sehingga menyebabkan peradangan dan stres.
Mau tahu lebih jauh mengenai penyumbatan jantung? Baca di artikel ini: “Inilah yang Dimaksud Kondisi Penyumbatan Jantung”.
Peradangan dan stres yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan arteri, seperti robekan. Ketika tubuh mencoba untuk memulihkan robekan tersebut, gumpalan darah akan terjadi pada area tersebut. Hasilnya, penyumbatan akan menjadi lebih besar sehingga menyebabkan gangguan suplai darah dan oksigen menuju jantung.
Kondisi ini bisa merusak otot jantung. Jika tidak teratasi dengan baik, hal ini memicu kematian otot jantung yang menyebabkan serangan jantung.
Faktor STEMI
Ada beberapa faktor yang dapat memicu STEMI, seperti:
- Kebiasaan merokok.
- Kurang aktivitas fisik dan olahraga.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin.
- Penggunaan alkohol.
- Menggunakan obat-obatan terlarang.
- Memasuki usia lanjut.
- Memiliki riwayat keluarga dengan serangan jantung.
- Mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
- Mengidap penyakit jantung bawaan.
Diagnosis STEMI
Diagnosis STEMI bisa dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda, seperti:
1. Pemeriksaan fisik
Dokter akan memastikan kondisi ini dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengevaluasi beberapa gejala yang terjadi, seperti nyeri dada, pusing, dan gangguan bernapas.
Selain itu, dokter akan bertanya mengenai gaya hidup yang dilakukan oleh pasien. Mulai dari kebiasaan merokok, pola makan, hingga waktu istirahat.
2. Pemeriksaan penunjang lainnya
Setelah pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya yang bisa memastikan kondisi kesehatan kamu. Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa kamu lakukan, seperti:
- Elektrokardiogram (EKG). Dengan melakukan tes ini kamu akan melihat aktivitas listrik pada jantung untuk mendiagnosis kondisi yang sedang kamu alami. Mau tahu lebih jauh mengenai EKG? Baca di artikel ini: “Mengenal Fungsi dan Cara Pemasangan EKG pada Tubuh”
- Ekokardiografi. Tes ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran jantung.
- Pengujian laboratorium. Pengujian laboratorium untuk memastikan ini adalah tes troponin. Tes ini berfungsi untuk memastikan ada atau tidak adanya serangan jantung.
Cara Mengatasi STEMI
Mengobati STEMI memerlukan waktu yang tepat dan cepat. Penanganan lebih awal membuat peluang kesembuhan semakin besar. Berikut beberapa cara pengobatan STEMI yang bisa dilakukan, yaitu:
1. PCI jantung
Dokter spesialis jantung akan melakukan tindakan ini dengan memasukkan perangkat berbasis kateter ke dalam pembuluh darah utama. Kateter ini kemudian akan diarahkan hingga ke jantung.
Kemudian, dokter akan menyuntikan kontras untuk mengetahui lokasi penyumbatan. Dokter akan mengembangkan balon pada lokasi penyumbatan untuk memperlebar pembuluh darah.
Selama prosedur ini berlangsung, dokter akan memasangkan stent yang berfungsi untuk menjaga arteri tetap terbuka dan mencegah terjadinya penyumbatan berulang.
2. Penggunaan obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang kerap digunakan untuk mengatasi STEMI, seperti:
- Beta bloker. Membuat jantung lebih rileks dan menjaga detak jantung stabil.
- Statin. Obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
- Obat aspirin dan antiplatelet. Obat yang berfungsi mengurangi pembekuan darah pada plak arteri.
- Nitrogliserin. Obat yang sangat efektif untuk melebarkan pembuluh darah.
3. Operasi pencakokan bypass arteri koroner
Penyumbatan yang terjadi cukup parah memerlukan pengobatan ini. Tindakan ini merupakan proses pembuatan pembuluh darah baru yang melewati penyumbatan. Selama prosedur, dokter akan mengambil pembuluh darah dari tempat lain untuk dijadikan pembuluh darah baru.
Cari tahu juga waktu yang tepat untuk melakukan katerisasi jantung melalui “Kapan Prosedur Kateterisasi Jantung Perlu Dilakukan?”.
Komplikasi STEMI
Berikut berbagai komplikasi STEMI yang berisiko terjadi, seperti:
1. Aritmia
Serangan jantung STEMI dapat menyebabkan gangguan jantung yang memengaruhi pergerakan sinyal listrik melalui jantung. Kondisi ini menyebabkan perubahan detak jantung.
2. Gagal jantung
Banyaknya kerusakan pada otot jantung dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah secara optimal. Kondisi ini bisa memicu gagal jantung.
3. Perikarditis
Kondisi ini juga bisa menyebabkan peradangan pada jaringan seperti kantung yang mengelilingi jantung.
4. Komplikasi lainnya
- Kematian.
- Kerusakan jantung.
- Gangguan kesehatan mental.
Cara Mencegah STEMI
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini, seperti:
- Melakukan olahraga secara rutin.
- Menjalankan pola makan yang sehat dan seimbang.
- Mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang diberikan dokter.
- Membatasi asupan alkohol.
- Hentikan kebiasaan merokok.
- Mengelola stres dengan baik.
- Mengelola penyakit yang dimiliki, seperti kolesterol dan diabetes.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera kunjungi dokter jika kamu mengalami gejala yang terkait dengan STEMI selama beberapa hari dan tidak membaik. Pastikan juga untuk melakukan tindakan pencegahan dengan baik, terutama jika kamu memiliki riwayat gangguan kesehatan jantung.
Awali dengan menghubungi dokter spesialis di Halodoc. Klik gambar di bawah ini untuk mulai konsultasi dengan biaya yang lebih terjangkau.