Salmonellosis
Pengertian Salmonellosis
Salmonellosis adalah penyakit akibat infeksi bakteri Salmonella pada saluran usus. Penyakit Salmonellosis ini merupakan penyakit yang umum terjadi. Penyakit ini dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella. Penyakit ini sangat terkait dengan kondisi higienitas perorangan dan lingkungan.
Faktor Risiko Salmonellosis
Siapa saja bisa terserang bakteri Salmonella, terutama pada daerah endemis seperti di Indonesia ini. Beberapa kelompok orang yang lebih rentan terkena salmonellosis diantaranya:
- Usia. Usia yang rentan terinfeksi bakteri Salmonella, antara lain bayi, anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, atau usia lebih dari 65 tahun.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV / AIDS, pasien transplantasi organ, dan orang yang menerima pengobatan kemoterapi dan radiasi.
- Memiliki penyakit peradangan usus sebelumnya, sel-sel selaput lendir pada usus yang sudah mengalami kerusakan sebelumnya lebih rentan terinfeksi bakteri Salmonella.
- Penggunaan antasida dapat menyebabkan penurunan pH dalam lambung, sehingga bakteri Salmonella dapat lebih mudah bertahan hidup dan menginfeksi usus.
- Penggunaan antibiotik minum tanpa indikasi yang tepat dapat menurunkan jumlah bakteri baik dalam usus, sehingga Salmonella dengan mudah menginfeksi usus.
Penyebab Salmonellosis
Salmonellosis disebabkan oleh bakteri Salmonella. Salmonellosis terjadi karena bakteri Salmonella yang terdapat pada makan makanan dan minuman yang tercemar masuk kedalam saluran cerna dan menginfeksi usus sehingga menyebabkan berbagai gejala-gejala terkait pencernaan. Salmonellosis juga dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain yang terkena penyakit salmonellosis. Gejala mulai timbul 8–72 jam setelah bakteri masuk dan menginfeksi usus. Pada umumnya gejala biasanya terjadi selama 4–7 hari.
Gejala Salmonellosis
Orang yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella dapat mengalami gejala-gejala, antara lain:
- Diare;
- Mual dan muntah;
- Demam dan menggigil;
- Keram perut;
- Sakit kepala; dan
- Terdapat darah dalam tinja.
Diagnosis Salmonellosis
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan menanyakan riwayat gejala penyakit, melakukan pemeriksaan fisik, dan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang terkait penyakit Salmonellosis. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium darah, urine, dan pemeriksaan tinja. Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan pemeriksaan serologis, yaitu pemeriksaan antigen dalam darah terhadap kuman Salmonella.
- Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi Salmonella yang berat adalah pecahnya atau robeknya dinding usus (perforasi usus) yang dapat menyebabkan peradangan pada selaput pembungkus dinding perut atau peritonitis. Gejala yang dapat timbul jika terjadi komplikasi ini adalah tidak dapat buang gas atau buang air besar, nyeri perut hebat, penurunan tekanan darah, hingga penurunan kesadaran. Komplikasi lainnya dari Salmonellosis ini adalah penyebaran bakteri melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh yang dapat mengancam nyawa.
Pengobatan Salmonellosis
Infeksi Salmonella yang ringan biasanya sembuh dalam 5–7 hari, dan sebagian besar tidak memerlukan perawatan khusus selain minum banyak cairan. Pada infeksi yang berat, perlu untuk mendapatkan rehidrasi dengan cairan intravena melalui infus. Obat antibiotik diberikan pada kondisi ini, seperti golongan ampicillin, kloramfenikol, kotrimoksazol, dan lainnya tergantung kondisi pengidap sesuai rekomendasi dari dokter.
Obat-obatan antidiare, seperti loperamid sebaiknya dihindari. Walaupun gejala diare akan berkurang setelah pemberian antidiare, tetapi penggunaan obat ini dapat memperlama infeksi Salmonella ini. Selain itu obat-obatan lain untuk mengurangi gejala lainnya dapat diberikan, seperti obat penurun demam dan obat antimual.
Pencegahan Salmonellosis
Beberapa upaya pencegahan terhadap salmonellosis, meliputi:
- Mencuci bersih dengan air mengalir bahan-bahan makanan dan alat-alat makan;
- Memasak makanan dan air untuk minum sampai benar-benar matang; dan
- Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir segera setelah kontak dengan hewan-hewan, lingkungan, atau kontak dengan pengidap.
Kapan Harus ke Dokter
Ketika mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya (diare, muntah, demam, dan kram perut) dan berlangsung selama 4–7 hari, maka dianjurkan untuk segera menemui dokter. Sebaiknya jangan melakukan pengobatan sendiri di rumah, diskusikan dengan dokter, karena jika penanganan telat dapat terjadi komplikasi berbahaya. Bila kamu ingin melakukan pemeriksaan, bisa langsung membuat janji dengan dokter pilihan di rumah sakit terdekat dengan domisilimu di sini.