Rhinitis Alergi
DAFTAR ISI
- Apa Itu Rhinitis Alergi?
- Penyebab Rhinitis Alergi
- Faktor Risiko Rhinitis Alergi
- Gejala Rhinitis Alergi
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Rhinitis Alergi
- Diagnosis Rhinitis Alergi
- Penanganan Rhinitis Alergi
- Komplikasi Rhinitis Alergi
- Pencegahan Rhinitis Alergi
Apa Itu Rhinitis Alergi?
Rhinitis alergi adalah sekelompok gejala yang memengaruhi hidung. Gejala-gejala ini terjadi ketika menghirup sesuatu yang bersifat alergen, seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari. Alergi juga bisa terjadi akibat konsumsi makanan tertentu. Bagi sebagian besar orang, kondisi ini mudah diatasi dengan obat-obatan.
Penyebab Rhinitis Alergi
Penyebabnya adalah adanya hipersensitivitas dari sel imun saat patogen masuk ke tubuh. Sel imun yang terbentuk menganggap benda tersebut merupakan benda asing yang harus dikeluarkan sehingga menghasilkan reaksi inflamasi lokal maupun sistemik.
Ada dua jenis rhinitis alergi, yaitu alergi musiman dan menetap. Alergi musiman biasanya terjadi selama musim semi dan musim gugur sebagai respons terhadap alergen di luar ruangan seperti serbuk sari.
Sementara alergi menerap dapat terjadi sepanjang tahun atau kapan saja sebagai respons terhadap zat dalam ruangan, seperti tungau debu dan bulu hewan peliharaan.
Faktor Risiko Rhinitis Alergi
Alergi dapat menyerang siapa saja, tetapi risiko meningkat pada seseorang yang punya riwayat keluarga mengidap alergi.
Individu yang mengidap asma atau eksim atopik juga lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Faktor eksternal yang dapat memicu atau memperburuk rhinitis alergi, antara lain:
- Asap rokok.
- Bahan kimia.
- Suhu dingin.
- Kelembapan.
- Angin.
- Polusi udara.
- Semprotan rambut.
- Parfum.
- Cologne.
- Asap kayu.
- Uap.
Gejala Rhinitis Alergi
Paparan alergen umumnya akan menimbulkan gejala berikut:
- Bersin.
- Pilek.
- Hidung tersumbat.
- Hidung gatal.
- Batuk.
- Tenggorokan sakit atau gatal.
- Mata gatal.
- Mata berair.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
- Sering sakit kepala.
- Kulit kering.
- Gatal-gatal.
- Kelelahan berlebihan.
Seseorang biasanya akan merasakan satu atau lebih gejala ini segera setelah bersentuhan dengan alergen. Beberapa gejala, seperti sakit kepala berulang dan kelelahan, mungkin hanya terjadi setelah paparan alergen jangka panjang.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Rhinitis Alergi
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala rhinitis alergi yang tak kunjung hilang dan semakin memburuk, segera hubungi dokter spesialis THT di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.
Penanganan dan perawatan yang tepat akan sangat berpengaruh untuk mengatasi rhinitis alergi. Karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc.
Dokter di Halodoc pun telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL
- dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL
- dr. Yurnita Arifin Sp.THT-BKL
- dr. Alfira Ulfa Sp.THT-BKL, FICS
Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan rhinitis alergi.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Rhinitis Alergi
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang gejala yang berhubungan dengan kondisi kamu. Setelah pemeriksaan fisik, dokter mungkin merekomendasikan tes alergi untuk memastikannya.
Ada dua tes yang bisa dilakukan, yaitu tes darah dan tes kulit.
Tes alergi yang diambil dari sampel darah dapat mengungkapkan serbuk sari atau zat lain yang memicu gejala. Sementara tes kulit adalah metode pengujian alergi yang paling umum. Sementara pemeriksaan laboratorium sampel darah dapat dilakukan untuk menguji tes IgE RAST, dan tes hitung darah lengkap (CBC), terutama hitung jumlah sel eosinofil.
Penanganan Rhinitis Alergi
Untuk rhinitis alergi ringan, pencucian hidung dapat membantu mengeluarkan lendir dari hidung. Perawatan untuk rhinitis alergi untuk mengatasi lendir berlebih dan melegakan saluran napas meliputi antihistamin, semprotan kortikosteroid nasal, dekongestan, inhibitor leukotriene.
Sementara suntikan alergi (imunoterapi) direkomendasikan jika tidak dapat menghindari alergen dan gejala sulit dikendalikan. Setiap dosis sedikit lebih besar daripada dosis sebelumnya sampai mencapai dosis yang mampu membantu mengontrol gejala.
Komplikasi Rhinitis Alergi
Beberapa komplikasi yang dapat timbul dari rhinitis alergi antara lain:
- Sulit tidur karena ketidaknyamanan.
- Perkembangan atau memburuknya gejala asma.
- Sering mengalami infeksi telinga.
- Lebih sering mengalami sinusitis.
- Sering sakit kepala.
Komplikasi juga bisa timbul dari efek samping penggunaan obat antihistamin. Pasalnya, obat-obatan ini dapat menimbulkan kantuk. Efek samping lainnya termasuk sakit kepala, kecemasan, dan insomnia.
Dalam kasus yang jarang terjadi, antihistamin dapat menyebabkan efek gastrointestinal, kemih, dan peredaran darah.
Pencegahan Rhinitis Alergi
Langkah pencegahan paling tepat adalah menghindari alergen yang menyebabkan gejala. Hal ini mungkin tidak mudah untuk dilakukan, namun pengidap sebaiknya mengambil langkah untuk mengurangi eksposur sebisa mungkin.
Pengidap dapat selalu antisipasi membawa obat yang telah diresepkan untuk mengatasi serangan mendadak.
Selain itu, pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh tetap baik dan prima, konsumsi makanan dan minuman yang sehat, istirahat cukup, serta olahraga teratur.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. Allergic Rhinitis.
Medline Plus. Diakses pada 2024. Allergic Rhinitis.
Mount Sinai. Diakses pada 2024. Allergic Rhinitis.
National Health Services. Diakses pada 2024. Allergic Rhinitis.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan