Rhabdomyosarcoma
DAFTAR ISI
- Apa Itu Rhabdomyosarcoma?
- Penyebab Rhabdomyosarcoma
- Faktor Risiko Rhabdomyosarcoma
- Gejala Rhabdomyosarcoma
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Rhabdomyosarcoma
- Diagnosis Rhabdomyosarcoma
- Pengobatan Rhabdomyosarcoma
- Komplikasi Rhabdomyosarcoma
- Pencegahan Rhabdomyosarcoma
Apa Itu Rhabdomyosarcoma?
Rhabdomyosarcoma (RMS) atau sarkoma jaringan lunak adalah jenis kanker langka yang terbentuk di jaringan lunak tubuh. Khususnya jaringan otot rangka atau terkadang organ berongga seperti kandung kemih atau rahim.
RMS dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering menyerang anak-anak. Meskipun RMS dapat muncul di mana saja di tubuh, kemungkinan besar kanker ini akan mulai menyerang:
- Daerah kepala dan leher.
- Sistem kemih, seperti kandung kemih.
- Sistem reproduksi, seperti vagina, rahim dan testis.
- Tangan dan kaki.
Sementara itu, pengobatan tergantung pada beberapa aspek. Mulai dari jenis rhabdomyosarcoma, di mana kanker mulai menyerangi, ukuran tumor dan apakah kanker telah menyebar.
Perawatan biasanya dengan kombinasi operasi, kemoterapi dan terapi radiasi.
Penyebab Rhabdomyosarcoma
Biasanya, penyebab rhabdomyosarcoma tidak teridentifikasi. Namun, para ahli menemukan bahwa rhabdomyosarcoma dimulai ketika sebuah sel mengembangkan perubahan pada DNA-nya.
DNA sel berisikan instruksi yang berfungsi untuk memberitahu apa peran sel yang harus dilakukan. Namun, perubahan pada sel tersebut membuat sel berkembang biak dengan cepat dan terus hidup ketika sel sehat biasanya sudah harus mati.
Akibat dari hal ini adalah timbulnya massa (tumor) sel abnormal yang dapat menyerang dan merusak jaringan tubuh yang sehat. Sel-sel abnormal dapat pecah dan menyebar (bermetastasis) ke seluruh tubuh.
Faktor Risiko Rhabdomyosarcoma
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya rhabdomyosarcoma pada seseorang, yaitu:
1. Faktor risiko genetik
Mutasi atau cacat DNA tertentu yang didapat atau diwariskan dari orang tua, dapat membuat seseorang lebih rentan mengembangkan sarkoma jaringan lunak. Berikut adalah beberapa cacat DNA tersebut:
- Sindrom nevus sel basal. Mengacu pada sekelompok penyimpangan akibat kondisi genetik yang langka. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker kulit sel basal, rhabdomyosarcoma, dan fibrosarcoma.
- Retinoblastoma yang diturunkan, Kondisi ini dapat menyebabkan sejenis kanker mata masa kanak-kanak. Tetapi juga dapat meningkatkan risiko sarkoma jaringan lunak lainnya.
- Sindrom Li-Fraumeni. Merupakan kondisi yang dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, seringkali akibat paparan radiasi.
- Sindrom Gardner. Kondisi yang dapat menyebabkan kanker di perut atau usus.
- Neurofibromatosis. Merupakan kondisi dapat menyebabkan tumor selubung saraf.
- Tuberous sclerosis. Sebagai kondisi yang dapat menyebabkan rhabdomyosarcoma.
- Sindrom Werner. Merupakan kondisi medis yang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko semua sarkoma jaringan lunak.
2. Paparan toksin
Paparan racun tertentu diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rhabdomyosarcoma.
Misalnya seperti dioksin, vinil klorida, arsenik, dan herbisida yang mengandung asam fenoksiasetat pada dosis tinggi.
3. Paparan radiasi
Terapi radiasi terkadang digunakan untuk mengatasi kanker payudara, kanker prostat, atau limfoma.
Namun, dengan paparan yang tidak sesuai, radiasi juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker jenis lain, seperti sarkoma jaringan lunak.
Gejala Rhabdomyosarcoma
Tanda dan gejala rhabdomyosarcoma akan bervariasi. Sebab, gejala yang muncul akan bergantung pada lokasi dan keparahan kanker.
Misalnya, jika kanker berada di daerah kepala atau leher, tanda dan gejalanya antara lain:
- Sakit kepala.
- Mata melotot atau bengkak.
- Pendarahan di hidung, tenggorokan atau telinga.
Jika kanker berada di saluran kemih atau sistem reproduksi, tanda dan gejalanya antara lain:
- Kesulitan buang air kecil dan darah dalam urine.
- Kesulitan buang air besar.
- Massa atau pendarahan di vagina atau rektum.
Jika kanker berada di lengan atau kaki, tanda dan gejalanya antara lain:
- Pembengkakan atau benjolan di lengan atau kaki.
- Nyeri di daerah yang terkena, meski terkadang tidak ada rasa sakit.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Rhabdomyosarcoma
Apabila kamu mengalami tanda-tanda rhabdomyosarcoma, kamu bisa menghubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc terkait perawatan yang bisa dilakukan.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya. Ini daftarnya:
- dr. Wiwiek Probowati Sp.PD-KHOM, FINASIM
- dr. Agung Firmansyah Sumantri Sp.PD-KHOM, MMRS, FINASIM
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. M. Allif Maulana Syafrin Lubis M.Ked(PD), Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Rhabdomyosarcoma
Diagnosis Rhabdomyosarcoma biasanya dimulai dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Keduanya bertujuan untuk lebih memahami gejala yang mungkin dialami.
Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya tes dan prosedur lain mungkin direkomendasikan oleh dokter untuk mendukung diagnosis. Berikut adalah beberapa prosedur pemeriksaan lanjutan yang dapat direkomendasikan:
1. Tes pencitraan
Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih tes pencitraan untuk menyelidiki gejala, mencari kanker dan mencari tanda-tanda bahwa kanker telah menyebar. Tes pencitraan mungkin termasuk:
- Pemeriksaan X-ray.
- Tomografi terkomputerisasi (CT).
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI).
- Tomografi emisi positron (PET).
- Pemindai tulang.
2. Biopsi
Prosedur biopsi digunakan untuk mengumpulkan sampel sel yang mencurigakan untuk pengujian laboratorium.
Tes ini dapat menunjukkan apakah sel tersebut bersifat kanker atau tidak dan menentukan jenis kankernya. Jenis prosedur biopsi yang digunakan untuk mendiagnosis rhabdomyosarcoma meliputi:
- Biopsi jarum. Dokter memasukkan jarum tipis melalui kulit dan mengarahkannya ke dalam tumor. Jarum digunakan untuk mengangkat potongan kecil jaringan dari tumor.
- Biopsi bedah. Dokter membuat sayatan melalui kulit dan mengangkat seluruh tumor (biopsi eksisi) atau sebagian tumor (biopsi insisional).
Pengobatan Rhabdomyosarcoma
Perawatan atau pengobatan rhabdomyosarcoma akan tergantung pada lokasi tumor dan jenis sel yang tepat dari mana tumor berasal. Misalnya seperti otot, saraf, atau lemak.
Jika tumor telah bermetastasis, atau menyebar ke jaringan lain, kondisi ini juga akan mempengaruhi pengobatan yang akan dilakukan. Berikut adalah pilihan pengobatan yang dapat dilakukan untuk kondisi ini:
1. Operasi
Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat semua sel kanker. Namun, prosedur ini tidak selalu mungkin dilakukan jika rhabdomyosarcoma telah tumbuh di sekitar atau di dekat organ atau struktur penting lainnya.
Ketika kanker tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dengan operasi, dokter dapat mengangkat sebanyak mungkin dan kemudian menggunakan perawatan lain, seperti kemoterapi dan radiasi. Hal ini bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa.
2. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan tertentu yang berfungsi untuk membunuh sel kanker. Perawatan biasanya melibatkan kombinasi obat-obatan, yang biasanya diberikan melalui pembuluh darah.
Jenis obat dan dosis yang diberikan bisa bervariasi, karena tergantung pada tingkat keparahan dan letak kanker.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel kanker. Perawatan ini mungkin direkomendasikan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.
Terapi radiasi juga dapat digunakan sebagai pengganti pembedahan. Khususnya jika rhabdomyosarcoma terletak di area yang tidak memungkinkan untuk dibedah. Misalnya seperti sangat dekat dengan organ atau struktur penting tubuh lainnya.
Komplikasi Rhabdomyosarcoma
Komplikasi rhabdomyosarcoma dan pengobatannya dapat meliputi:
1. Kanker yang menyebar (bermetastasis)
Rhabdomyosarcoma dapat menyebar dari titik awalnya ke area lain, membuat perawatan dan pemulihan menjadi lebih sulit.
Rhabdomyosarcoma paling sering menyebar ke paru-paru, kelenjar getah bening, dan tulang.
2. Efek samping pengobatan jangka panjang
Perawatan agresif yang diperlukan untuk mengendalikan rhabdomyosarcoma dapat menyebabkan efek samping yang substansial. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Meski begitu, tim dokter dapat membantu mengelola efek samping yang terjadi selama perawatan.
Pencegahan Rhabdomyosarcoma
Banyak kanker yang biasanya terjadi pada orang dewasa dapat dikurangi risikonya dengan perubahan gaya hidup tertentu. Contohnya seperti mempertahankan berat badan yang sehat atau berhenti merokok.
Namun, saat ini tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah sebagian besar kanker pada anak-anak.
Satu-satunya faktor risiko rhabdomyosarcoma yang diketahui. Sebab, usia, jenis kelamin, dan kondisi bawaan tertentu merupakan hal yang tidak dapat diubah.
Selain itu, tidak ada penyebab RMS terkait gaya hidup atau lingkungan yang terbukti. Artinya, sampai saat ini tidak ada cara pasti untuk mencegah rhabdomyosarcoma.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu juga bisa memeriksakan kondisi kesehatan. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!