Radioterapi
DAFTAR ISI
- Apa itu Radioterapi?
- Peringatan Sebelum Radioterapi
- Tujuan dan Manfaat Radioterapi
- Perbedaan Kemoterapi dan Radioterapi
- Penggunaan Radioterapi Sesuai Jenis Kanker
- Waktu yang Tepat untuk Melakukan Radioterapi
- Prosedur Radioterapi
- Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Melakukan Radioterapi
- Efek Samping dari Radioterapi
- Komplikasi dari Prosedur Radioterapi
- Kapan Harus ke Dokter?
- Tempat Melakukan Radioterapi
- Biaya Prosedur Kemoterapi
Apa itu Radioterapi?
Radioterapi adalah suatu bentuk pengobatan yang menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker dan mencegah pertumbuhannya. Prosedur ini memiliki peran penting dalam pengobatan kanker, dan sering digunakan bersama dengan terapi lainnya, seperti operasi atau kemoterapi.
Radioterapi bekerja dengan merusak DNA dalam sel-sel kanker, sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk berkembang biak. Pengobatan ini juga dapat memengaruhi sel-sel sehat di sekitarnya. Namun, dokger biasanya akan melakukan upaya untuk meminimalkan dampak pada jaringan normal.
Radioterapi telah membantu banyak pasien mengatasi kanker dan memperpanjang harapan hidup mereka. Pemahaman yang baik mengenai prosedur ini adalah langkah pertama dalam perjalanan pemulihan.
Peringatan Sebelum Radioterapi
Beberapa kondisi tertentu tidak direkomendasikan untuk melakukan radioterapi. Misalnya, ibu dalam kondisi hamil. Sebabnya, radioterapi dapat berdampak pada janin dalam kandungan. Keguguran, bayi lahir prematur, dan kelainan plasenta bisa terjadi jika bumil memaksakan diri untuk melakukan radioterapi.
Orang yang ingin menjalani radioterapi dan aktif secara seksual perlu menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seks. Ini dilakukan untuk mencegah kehamilan yang direncanakan ataupun tidak direncanakan. Pemasangan kontrasepsi tetap dilakukan selama prosedur radioterapi.
Tujuan dan Manfaat Radioterapi
Radioterapi untuk penyakit apa? Terapi radiasi memiliki tujuan yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Lewat tujuan yang berbeda ini, maka akan diperoleh manfaat untuk sang pasien. Berikut adalah tujuan dan manfaatnya:
1. Pengobatan kanker
Radioterapi digunakan sebagai metode pengobatan utama untuk menghancurkan sel-sel kanker dan menyembuhkan pasien. Sinar energi tinggi yang ditargetkan pada tumor bertujuan untuk merusak DNA dalam sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
2. Pengurangan ukuran tumor
Radioterapi dapat digunakan sebelum operasi untuk mengurangi ukuran tumor. Dalam beberapa kasus, tumor yang lebih kecil dapat lebih mudah diangkat dengan operasi. Terapi yang dilakukan pra-operasi dapat membantu memperkecil ukuran tumor dan mempersiapkan pasien untuk prosedur pembedahan.
3. Kontrol gejala
Pada kasus kanker yang tidak dapat diobati sepenuhnya, radioterapi dapat digunakan untuk mengendalikan gejala dan memperpanjang harapan hidup pasien. Misalnya, jika tumor menekan organ atau saraf tertentu dan menyebabkan gejala yang tidak nyaman, radioterapi dapat digunakan untuk mengurangi ukuran tumor dan mengurangi gejala yang terkait.
4. Pengobatan adjuvant
Terapi ini juga digunakan sebagai pengobatan adjuvant setelah operasi atau kemoterapi. Tujuannya adalah untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang mungkin masih ada setelah pengobatan utama. Radioterapi adjuvant membantu mengurangi risiko kanker kembali atau penyebaran sel-sel kanker ke bagian tubuh lainnya.
5. Paliatif
Radioterapi dapat digunakan untuk memberikan perawatan paliatif kepada pasien dengan kanker stadium lanjut. Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala yang tidak nyaman, seperti nyeri atau kesulitan bernapas. Radioterapi paliatif membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengendalikan gejala yang terkait dengan kanker.
Perbedaan Kemoterapi dan Radioterapi
Kemoterapi dan radioterapi adalah dua metode pengobatan yang umum digunakan untuk melawan kanker. Meskipun keduanya bertujuan untuk menghancurkan sel kanker, terdapat perbedaan penting antara keduanya.
Kemoterapi adalah proses pengobatan yang menggunakan obat-obatan khusus, yang dikenal sebagai agen kemoterapi, untuk menghancurkan sel kanker. Obat-obatan tersebut dapat diberikan melalui mulut, injeksi, atau melalui infus intravena.
Kemoterapi bekerja dengan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan sel kanker, serta membunuh sel-sel kanker yang terbagi secara cepat. Namun, kemoterapi juga dapat memengaruhi sel-sel normal yang sedang berkembang pesat, seperti sel-sel rambut, sumsum tulang, dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan.
Efek samping mulai dari kerontokan rambut, mual, muntah, dan penurunan kekebalan tubuh.
Di sisi lain, radioterapi menggunakan sinar ionisasi, seperti sinar-X atau sinar gamma, untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin luar, yang dikenal sebagai radioterapi eksternal, atau dengan menempatkan sumber radiasi kecil di dalam tubuh dekat dengan tumor, yang dikenal sebagai brakiterapi.
Sinar radiasi tersebut merusak DNA dalam sel kanker, menghambat kemampuan sel kanker untuk berkembang biak, dan pada akhirnya membunuh sel kanker.
Radioterapi biasanya diberikan dalam sesi yang terjadwal selama beberapa minggu. Meskipun radioterapi berfokus pada area yang terkena kanker, terapi ini juga dapat memengaruhi jaringan sehat di sekitarnya dan menyebabkan efek samping.
Secara umum, kemoterapi dapat merusak sel kanker di seluruh tubuh, sementara radioterapi lebih terlokalisasi pada area yang terkena kanker. Penggunaan kemoterapi atau radioterapi, atau kombinasi keduanya, tergantung pada jenis kanker, stadium penyakit, dan keadaan kesehatan pasien. Keputusan tentang pengobatan yang tepat harus dibuat oleh tim medis yang terdiri dari dokter spesialis kanker.
Baca perbedaan lebih lanjut mengenai dua jenis perawatan ini di artikel Kerap Disamakan, Ini Beda Kemoterapi dan Radioterapi.
Penggunaan Radioterapi Sesuai Jenis Kanker
Keputusan tentang penggunaan radioterapi untuk setiap jenis kanker didasarkan pada berbagai faktor, termasuk jenis dan stadium kanker, lokasi tumor, dan kondisi kesehatan pasien.
Berikut ini adalah jenis kanker yang pada umumnya bisa ditangani dengan penggunaan terapi ini:
1. Kanker payudara
Radioterapi dapat digunakan setelah operasi pengangkatan tumor payudara (mastektomi) atau setelah lumpektomi (pengangkatan tumor dengan menyisakan sebagian payudara). Terapi radiasi ini dapat membantu menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal setelah operasi.
2. Kanker paru-paru
Radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan utama pada kanker paru-paru stadium awal atau sebagai pengobatan paliatif untuk mengurangi ukuran tumor dan mengurangi gejala pada kanker paru-paru stadium lanjut.
3. Kanker leher dan kepala
Radioterapi juga sering digunakan untuk mengobati kanker leher dan kepala, termasuk kanker nasofaring, kanker lidah, kanker tenggorokan, dan kanker kelenjar ludah.
4. Kanker prostat
Radioterapi eksternal digunakan sebagai pengobatan utama untuk kanker prostat stadium awal dan menengah. Brakiterapi, di mana sumber radiasi ditempatkan di dalam tubuh dekat kelenjar prostat, juga digunakan dalam beberapa kasus.
5. Kanker serviks
Radioterapi eksternal dan brakiterapi sering digunakan untuk mengobati kanker serviks. Penggunaannya bisa dilakukan setelah operasi pengangkatan tumor serviks atau sebagai pengobatan utama pada kanker serviks stadium awal.
6. Kanker kolorektal
Radioterapi dapat digunakan sebelum operasi untuk mengurangi ukuran tumor pada kanker kolorektal stadium lokal. Ini dikenal sebagai radioterapi neoadjuvant. Radioterapi juga bisa digunakan setelah operasi untuk mencegah kanker kembali (radioterapi adjuvant).
7. Kanker otak
Radioterapi digunakan untuk mengobati kanker otak primer atau metastasis otak dari kanker lain. Ini dapat membantu mengurangi ukuran tumor dan mengendalikan gejala neurologis.
Beda kanker, beda pula jenis radioterapi yang digunakan. Cek faktanya di artikel Ini 8 Jenis Radioterapi yang Bantu Sembuhkan Kanker.
Waktu yang Tepat untuk Melakukan Radioterapi
Teknik terapi ini dapat digunakan pada stadium awal atau setelah sel kanker mulai menyebar. Adapun masalah yang membutuhkan prosedur terapi radiasi, antara lain:
- Mengalami gejala kanker stadium lanjut.
- Ingin melakukan operasi. Terapi radiasi bertujuan untuk mengecilkan ukuran tumor.
- Sebagai pengobatan tunggal maupun dikombinasikan dengan pengobatan lain, seperti kemoterapi.
- Setelah operasi pengangkatan kanker. Tujuannya agar sel kanker tidak tumbuh kembali.
Persiapan Radioterapi
Sebelum menjalani sesi radioterapi, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan:
1. Konsultasi awal
Kamu akan bertemu dengan tim medis, termasuk dokter spesialis radiasi (radioterapis) dan ahli radiografi medis. Mereka akan menjelaskan proses radioterapi, tujuan pengobatan, serta efek samping yang mungkin terjadi. Kamu juga dapat membahas pertanyaan atau kekhawatiran yang dimiliki.
2. Pemindaian awal
Sebelum radioterapi dimulai, kamu mungkin akan menjalani pemindaian seperti CT scan (Computed Tomography Scan) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk membantu dokter merencanakan perawatan. Pemindaian ini akan membantu menentukan area yang harus diberi radiasi.
3. Penandaan atau pencitraan penanda
Dalam beberapa kasus, penanda atau pencitraan penanda mungkin diperlukan untuk membantu menentukan posisi yang tepat untuk sesi radioterapi. Ini dapat melibatkan penempatan penanda sementara pada kulit atau menggunakan alat bantu.
4. Perencanaan radioterapi
Berdasarkan pemindaian awal, tim medis akan merencanakan dosis radiasi yang tepat dan area target. Mereka akan mempertimbangkan faktor seperti lokasi tumor, organ terdekat yang perlu dijaga, dan dosis radiasi yang diinginkan.
5. Simulasi radioterapi
Kamu mungkin akan menjalani sesi simulasi, di mana kamu akan berbaring dalam posisi yang sama seperti saat radioterapi sebenarnya. Selama simulasi, alat bantu seperti jaring atau masker yang telah dipersiapkan sebelumnya, dapat digunakan untuk membantu menjaga posisi yang konsisten selama sesi radioterapi.
6. Perawatan kulit
Dokter mungkin akan memberikan instruksi khusus tentang perawatan kulit sebelum, selama, dan setelah radioterapi. Ini bisa termasuk menghindari paparan sinar matahari langsung pada area yang akan diberi radiasi, menggunakan pelembap yang direkomendasikan, dan menghindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi kulit.
7. Persiapan kesehatan umum
Selain persiapan yang khusus terkait radioterapi, penting untuk menjaga kesehatan umum. Hal ini melibatkan makan makanan yang sehat, cukup istirahat, menjaga hidrasi yang baik, dan mengikuti instruksi khusus dari tim medis terkait penggunaan obat-obatan atau suplemen sebelum sesi radioterapi.
Prosedur Radioterapi
Prosedur radioterapi radiasi mengacu pada terapi radiasi sinar eksternal. Terapi ini dilakukan dengan pancaran energi tinggi yang berasal dari mesin di luar tubuh. Sinarnya mengarah pada pertumbuhan sel kanker.
Terapi radiasi bekerja dengan merusak sel kanker dengan menghancurkan materi genetik yang mengontrol pertumbuhan sel. Terapi ini ikut menghancurkan sel sehat dalam tubuh, tapi dalam jumlah sedikit.
Kemudian, sel sehat yang tersisa akan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh radiasi. Adapun jenis terapi radiasi yang umum dilakukan, yakni:
1. Radioterapi eksternal
Dilakukan menggunakan mesin khusus di luar tubuh dengan mengarahkan sinar radiasi ke sel kanker. Terapi ini biasanya membutuhkan waktu 10-30 menit dan dilakukan setidaknya dua kali dalam seminggu. Terapi ini tidak memberikan rasa sakit, dan orang yang melakukan terapi bisa langsung pulang.
2. Implan radioterapi (brachytherapy)
Dilakukan menggunakan potongan kecil logam radioaktif yang ditempatkan di dalam tubuh, di dekat sel kanker. Dengan penempatan di dekat sel kanker, diharapkan dapat membunuh sel kanker lebih spesifik dan meminimalisir dampak pada sel sehat.
3. Suntikan radioterapi
Dilakukan dengan menelan kapsul atau minuman (terapi radioisotop) atau menyuntikkannya ke dalam darah. Cairan atau suntikan ini diberikan untuk menghancurkan sel-sel kanker dalam tubuh. Salah satu jenis kanker yang menggunakan metode ini adalah kanker tiroid.
4. Radioterapi intrabeam
Radioterapi intrabeam adalah pemberian dosis radiasi tumor yang dibatasi guna meminimalisir efek sampingnya. Biasanya metode ini menggunakan sinar radiasi x yang berenergi rendah dan dilakukan dengan mengirim langsung ke tumor selama operasi berlangsung.
Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Melakukan Radioterapi
Setelah menjalani prosedur radioterapi, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mengurangi kemungkinan efek samping. Berikut beberapa d iantaranya:
1. Istirahat
Setelah sesi radioterapi, penting untuk memberikan waktu istirahat yang cukup untuk tubuh. Penting untuk menjaga tidur yang cukup dan istirahat yang memadai. Ini membantu tubuh memulihkan diri dan mengatasi kelelahan yang mungkin terjadi.
2. Perawatan kulit
Radioterapi dapat menyebabkan kulit teriritasi atau terbakar. Ikuti instruksi yang diberikan oleh tim medis tentang perawatan kulit setelah radioterapi. Ini mungkin termasuk menggunakan pelembap yang direkomendasikan, menghindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi kulit, dan melindungi kulit dari sinar matahari langsung.
3. Makan dengan sehat
Nutrisi yang baik sangat penting dalam proses pemulihan. Konsumsi makanan sehat, kaya nutrisi, dan seimbang. Jika ada efek samping yang memengaruhi nafsu makan, bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran tentang diet yang tepat.
4. Minum cukup air
Penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi setelah radioterapi. Minum cukup air setiap hari untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Ini membantu menjaga fungsi organ tubuh dan mempercepat pemulihan.
5. Menjaga kebersihan
Pertahankan kebersihan yang baik untuk mencegah infeksi. Cuci tangan dengan sabun dan air, hindari kerumunan orang jika sistem kekebalan tubuh lemah, dan jaga agar area yang diberi radiasi tetap bersih dan kering.
6. Terus ikuti jadwal kunjungan dan tes
Dokter akan membuat jadwal kunjungan dan tes lanjutan untuk memantau respons tubuh terhadap radioterapi dan memastikan pemulihan yang optimal. Pastikan untuk mengikuti jadwal ini dan berkomunikasi dengan tim medis tentang segala gejala atau masalah yang dialami.
7. Perhatikan gejala dan efek samping
Setelah menjalani terapi, kamu mungkin mengalami beberapa efek samping seperti kelelahan, mual, muntah, atau perubahan pada kulit. Jika ada gejala yang timbul atau efek samping yang berkepanjangan atau parah, laporkan kepada dokter.
Radioterapi bisa digunakan sebagai bagian dari penanganan kondisi penyakit spesifik. Baca informasinya di artikel Ini 4 Jenis Penyakit yang Bisa Diobati dengan Radioterapi.
Efek Samping dari Radioterapi
Efek samping radioterapi dapat bervariasi tergantung pada area yang diberi radiasi, dosis radiasi, lamanya perawatan, dan sensitivitas individu. Berikut adalah beberapa efek samping umum yang mungkin terjadi setelah menjalani radioterapi:
1. Kelelahan
Kelelahan adalah efek samping yang paling umum dari radioterapi. Kamu mungkin merasa lelah dan kurang berenergi. Istirahat yang cukup dan menjaga pola tidur yang baik dapat membantu mengatasi kelelahan ini.
2. Kulit iritasi atau terbakar
Terkadang kulit juga dapat mengelupas karena terapi ini. Menggunakan pelembap yang direkomendasikan oleh tim medis, dan menghindari paparan sinar matahari langsung pada area yang diobati dapat membantu meredakan iritasi kulit.
3. Mual dan muntah
Radioterapi yang memengaruhi area perut, perut bagian atas, atau otak dapat menyebabkan mual dan muntah. Dokter dapat meresepkan obat antiemetik untuk membantu mengatasi gejala ini.
4. Masalah pencernaan
Jika radioterapi diberikan pada area perut atau usus, kamu mungkin mengalami diare, mulas, atau perubahan pola buang air besar. Mengikuti diet yang tepat dan membatasi makanan yang bisa menyebabkan masalah pencernaan dapat membantu mengurangi gejala tersebut.
5. Masalah saluran kemih
Radioterapi pada area panggul atau kandung kemih dapat menyebabkan iritasi atau perubahan pada saluran kemih. Contohnya seperti sering buang air kecil atau rasa terbakar saat buang air kecil.
6. Penurunan jumlah sel darah
Radioterapi dapat memengaruhi sumsum tulang dan mengurangi jumlah sel darah, seperti sel darah merah (anemia), sel darah putih (leukopenia), dan trombosit (trombositopenia).
Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, peningkatan risiko infeksi, dan masalah perdarahan. Dokter akan memantau jumlah sel darah dan memberikan perawatan yang sesuai.
7. Masalah seksual
Radioterapi pada area panggul atau organ reproduksi dapat menyebabkan masalah seksual. Contohnya seperti penurunan gairah seksual, disfungsi ereksi (pada pria), atau ketidaknyamanan selama hubungan seksual.
Tips mengatasi efek samping radioterapi
Efek samping dari radioterapi cukup beragam, di antaranya memengaruhi kulit dan rambut. Ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya, antara lain:
1. Cara mengatasi efek samping pada kulit
Tergantung pada bagian tubuh yang mendapatkan perawatan radioterapi, tetapi biasanya terapi ini dapat membuat kulit menjadi gatal, kering, dan bersisik. Cara mengatasinya:
- Bersihkan kulit dengan air hangat dan sabun lembut tanpa pewangi.
- Keringkan kulit dengan cara ditepuk-tepuk, bukan digosok. Gunakan handuk yang lembut.
- Tanyakan kepada dokter mengenai jenis krim yang digunakan untuk melembabkan kulit. Mulailah melembabkan kulitmu sejak hari pertama perawatan dimulai, bahkan sebelum adanya perubahan pada kulit.
2. Cara mengatasi rambut rontok
Dalam beberapa kasus radioterapi bisa menyebabkan kerontokan rambut. Berikut upaya yang bisa kamu lakukan:
- Pertimbangkan untuk memotong rambut sebelum perawatan dimulai. Tujuannya agar kamu memiliki punya waktu untuk menyesuaikan diri.
- Pijatan lembut dan lembapkan kulit kepala menggunakan losion atau emolien tanpa pewangi. Tujuannya untuk membantu mengurangi area kulit kepala yang terkelupas.
- Lindungi kulit kepala dari sinar matahari dengan tabir surya, syal, atau topi
- Gunakan sampo dan kondisioner yang lembut, bila kamu memiliki kulit kepala yang sensitif dan rambut tipis.
- Hindari penggunaan bahan kimia keras seperti pewarna rambut, gel, mousse, dan bahan pengeriting rambut.
Komplikasi dari Prosedur Radioterapi
Radioterapi dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi selama atau setelah prosedur. Berikut beberapa diantaranya:
1. Kerusakan pada organ atau jaringan sehat
Radioterapi yang ditujukan untuk mengobati kanker dalam suatu area tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada organ atau jaringan sehat di sekitarnya. Misalnya, radioterapi pada area dada dapat memengaruhi paru-paru atau jantung.
Sementara itu, radioterapi pada area panggul dapat mempengaruhi organ reproduksi atau usus. Kerusakan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
2. Radang atau fibrosis jaringan
Radioterapi dapat menyebabkan peradangan dan fibrosis (penebalan atau pengerasan jaringan) di area yang diberi radiasi. Hal ini bisa memengaruhi fungsi normal organ atau jaringan tersebut dan menyebabkan gejala yang berkelanjutan.
3. Gangguan pada sistem saraf
Radioterapi yang memengaruhi sistem saraf, seperti radioterapi pada otak atau tulang belakang, dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan kognitif, masalah penglihatan, masalah pendengaran, atau masalah motorik.
4. Masalah kesehatan jantung
Radioterapi yang diberikan pada area dada atau perut bagian atas dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jantung, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, atau gangguan irama jantung.
5. Risiko kedua kanker
Meskipun radioterapi digunakan untuk mengobati kanker, ada risiko kecil terjadinya kanker kedua sebagai efek jangka panjang dari radiasi yang diterima. Risiko ini lebih tinggi bagi pasien yang telah menjalani radioterapi pada usia muda atau menerima dosis radiasi tinggi.
6. Masalah reproduksi
Radioterapi pada area panggul atau organ reproduksi dapat menyebabkan infertilitas (ketidaksuburan) atau gangguan fungsi reproduksi pada pria dan wanita. Jika kamu berencana untuk memiliki anak di masa depan, penting untuk membicarakan opsi preservasi kesuburan dengan tim medis sebelum menjalani radioterapi.
7. Perubahan kulit permanen
Radioterapi dapat menyebabkan perubahan permanen pada kulit di area yang diberi radiasi. Ini mungkin termasuk perubahan warna, kekeringan, atau peningkatan risiko luka atau infeksi pada kulit.
Kapan Harus ke Dokter?
Biasanya efek samping kemoterapi akan hilang begitu terapi tersebut dihentikan. Namun, dalam beberapa kasus, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai. Karena itu, segeralah konsultasikan pada dokter bila mengalami:
- Mimisan.
- Mengalami sesak napas.
- Nyeri otot.
- Gusi berdarah.
- Muntah terus-menerus.
- Sariawan yang menyebabkan sulit minum atau makan.
- Nyeri pada bagian dada.
- Diare.
- Menggigil.
Tempat Melakukan Radioterapi
Terapi ini dapat dilakukan di rumah sakit. Pengidap sudah bisa langsung pulang ke rumah setelah melakukan prosedur. Sesi perawatan ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu.
Biaya Prosedur Kemoterapi
Biaya prosedur radioterapi dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor. Misalnya seperti negara tempat tinggal, jenis kanker yang diobati, jumlah sesi radioterapi yang diperlukan, serta fasilitas perawatan yang dipilih. Di Indonesia, biaya radioterapi dapat berkisar antara puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.
Untuk mendapatkan perkiraan biaya yang lebih akurat, disarankan untuk berkonsultasi dengan rumah sakit atau pusat perawatan kanker terdekat.
Tim medis akan memberikan informasi lebih lanjut tentang biaya yang terkait dengan radioterapi dan membantu dalam merencanakan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan serta situasi finansial.
Kamu bisa awali dengan konsultasi dokter di Halodoc sebelum melakukan prosedur ini.✔️ Klik gambar di bawah untuk memulainya.