Radiologi
Apa Itu Radiologi?
Radiologi adalah ilmu kedokteran yang berfokus pada teknologi pencitraan menggunakan gelombang elektromagnetik atau mekanik. Tujuannya untuk memindai organ dalam tubuh guna mendeteksi penyakit.
Mengenal Dokter Radiologi
Dokter radiologi atau radiolog adalah dokter umum yang sudah mendapatkan gelar dokter spesialis radiologi (Sp.Rad). Mereka menempuh pendidikan selama 7 tahun untuk mendapatkan gelar tersebut.
Seorang radiolog bertugas membantu pasien dalam pemeriksaan radiologi guna melihat sekaligus mendeteksi penyakit. Dengan begitu, dokter bisa menentukan pengobatan yang tepat untuk diberikan pada pasien.
Radiolog menggunakan beberapa prosedur pencitraan dalam mendeteksi, membantu diagnosis, dan mengobati penyakit. Di antaranya, rontgen, ultrasonografi (USG), CT scan, hingga Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Catat, Ini Penyakit yang Bisa Dideteksi Lewat Radiologi.
Mengenal Bidang Radiologi
Radiologi terbagi menjadi dua bidang, yaitu:
1. Radiologi intervensi
Bidang ini mencakup prosedur medis yang minim sayatan guna mendiagnosis atau mengobati gangguan. Dokter mendapatkan gambar dari pencitraan melalui instrumen berupa kabel, kateter, atau kamera.
Bidang ini minim risiko dan memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat. Umumnya untuk mengatasi penyumbatan di arteri dan vena, kanker, penyakit jantung, sakit punggung, dan masalah ginjal.
Dokter akan melakukan beberapa prosedur, seperti:
- Pemasangan kateter. Terkait dengan gangguannya, kamu bisa klik artikel ini: 5 Kondisi Medis yang Memerlukan Pemasangan Kateter.
- Prosedur embolisasi guna menghentikan perdarahan.
- Biopsi jarum pada kelenjar tiroid atau paru-paru.
- Prosedur kemoterapi melalui pembuluh arteri.
- Kemoterapi dengan melalui pembuluh darah arteri
- Biopsi payudara dengan teknik stereotactic atau ultrasound.
2. Radiologi diagnostik
Bidang ini berguna untuk membantu dokter dalam melihat struktur atau organ di dalam tubuh. Caranya melalui teknologi pencitraan. Dokter akan melakukan beberapa prosedur, seperti:
- Screening penyakit, seperti stroke, kanker, sakit jantung, epilepsi, dan infeksi pada kelenjar tiroid.
- Memantau kesehatan organ tubuh bagian dalam pasien.
- Mengetahui efektifitas pengobatan atau perawatan.
Jenis dan Alat Radiologi
Jenis dan alat dalam prosedur memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ini beberapa di antaranya:
- Rontgen. Prosedur dapat mendeteksi masalah pada paru-paru, seperti pneumonia, bronkitis, atau kanker paru.
- CT scan. Pemeriksaan bertujuan menemukan gangguan pada tulang, seperti patah tulang, tumor sendi, atau pergeseran sendi.
- USG (ultrasonografi). Guna mendeteksi masalah pada jantung dan pembuluh darah.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI). Mampu mengetahui penyakit pada saraf dan otak. Misalnya, stroke, pendarahan otak, tumor, atau meningitis.
- Pemeriksaan nuklir. Bertujuan untuk memeriksa area tulang, kelenjar tiroid, dan organ jantung.
- Positron Emission Tomography (PET). Prosedurnya untuk mengetahui kanker, penyakit jantung koroner, dan menilai viabilitas jantung.
- Mammografi. Berguna untuk melihat ada atau tidaknya kelainan yang mengarah pada kanker di area payudara.
Peringatan Pemeriksaan Radiologi
Sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Jangan lakukan pemeriksaan jika kamu mengidap atau tengah mengalami beberapa kondisi di bawah ini:
- Sedang menjalani kehamilan.
- Alergi terhadap obat-obatan atau zat kontras.
- Mengidap masalah ginjal atau hati.
- Memasang alat atau implan dalam tubuh. Misalnya, alat pacu jantung atau sendi buatan.
- Mengidap fobia terhadap ruang sempit atau claustrophobia.
- Memiliki tato di tubuh.
- Mengonsumsi obat-obatan rutin, seperti obat gula darah atau hipertensi.
Tujuan dan Manfaat Pemeriksan Radiologi
Radiologi membantu tim medis dalam melihat struktur di dalam tubuh. Dokter yang berspesialisasi dalam interpretasi gambar-gambar ini adalah ahli radiologi diagnostik.
Dengan menggunakan gambar diagnostik, tim medis dapat mendiagnosis penyebab dari gejala yang pasien alami. Selain itu juga dapat memantau respons tubuh dalam menerima pengobatan.
Radiologi juga menjadi skrining untuk berbagai penyakit. Contohnya seperti kanker payudara, kanker usus besar, atau penyakit jantung. Selain itu, pemeriksaan ini bermanfaat untuk:
- Menentukan kapan pasien memerlukan pembedahan.
- Membantu dalam membuat diagnosis dan manajemen lebih lanjut dari sebagian besar kondisi tubuh.
- Radiologi intervensi, yang melibatkan pengobatan serta diagnosis, memiliki risiko yang lebih kecil, waktu pemulihan yang lebih singkat, dan waktu rawat inap yang lebih singkat ketimbang operasi terbuka atau operasi lubang kunci (laparoskopi).
- Memandu pengobatan gangguan, seperti penyakit jantung dan stroke secara visual.
- Skrining penyakit seperti kanker payudara (mammografi). Dengan deteksi dan pengobatan dini mampu mengurangi angka kematian pada pengidapnya.
- Meningkatkan diagnosis kanker dan merupakan pengobatan yang efektif untuk kanker, serta penyakit lainnya (onkologi radiasi atau terapi radiasi).
Prosedur juga bisa menjadi bagian dari medical check up rutin guna mencegah sekaligus mengetahui penyakit sedari dini. Ketahui lebih lanjut: Kisaran Biaya Medical Check Up Standar Pemerintah dan Manfaatnya.
Penyakit yang Bisa Diketahui Melalui Pemeriksaan Radiologi
Beberapa penyakit yang dapat terdeteksi melakukan pemeriksaan, yaitu:
- Tumor dan kanker dengan gejala pertumbuhan sel tak terkendali di bagian tubuh tertentu.
- Epilepsi, yaitu gangguan pada sistem saraf pusat akibat adanya pola aktivitas listrik di otak yang berlebihan.
- Infeksi, misalnya COVID-19.
- Abses, yaitu kantong sempit berisi nanah yang berkumpul di jaringan, organ, atau ruang di dalam tubuh.
- Gangguan sendi dan tulang dalam tubuh.
- Masalah pencernaan, misalnya tukak lambung, penyakit asam lambung, maag, atau konstipasi.
- Masalah yang terjadi pada pembuluh darah.
- Gangguan pada kelenjar tiroid atau getah bening.
- Gangguan saluran kemih, yaitu penyakit pada sistem kemih disebabkan infeksi bakteri Escherichia coli (E.coli).
- Masalah sistem saraf, yaitu gangguan pada sistem saraf tubuh, meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
- Penyakit ginjal, yaitu istilah yang menggambarkan setiap gangguan pada ginjal.
- Penyakit Alzheimer, yaitu masalah otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, dan menurunnya kemampuan berpikir serta berbicara.
- Sakit paru-paru, yaitu peradangan paru kronis yang menyebabkan gangguan aliran udara menuju atau keluar paru-paru.
- Penyakit jantung, yaitu kondisi ketika organ jantung mengalami gangguan.
- Stroke, yaitu gangguan akibat penurunan atau gangguan pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecah pembuluh darah.
Prosedur Pemeriksaan Radiologi
Berikut ini tata cara pelaksanaan sebelum, saat, dan setelah prosedur.
Sebelum pemeriksaan
Hal-hal yang pasien lakukan sebelum pemeriksaan bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Persiapan akan tergantung pada jenis pemeriksaan. Umumnya pasien diharuskan untuk:
- Berhenti menjalani aktivitas berat 1-2 hari sebelum pemeriksaan PET scan.
- Menjalani atau menjaga makan 24 jam sebelum PET scan.
- Berhenti makan selama 4-12 jam sebelum CT scan atau USG.
- Mengonsumsi obat pereda nyeri sebelum menjalani rontgen tulang.
- Jangan buang air kecil sebelum menjalani USG.
- Melepas aksesoris yang dipakai.
Saat prosedur
Masing-masing jenis radiologi memiliki prosedur yang berbeda. Berikut ini pemeriksaan sesuai dengan prosedurnya:
1. Foto rontgen
Rontgen adalah pemeriksaan dengan radiasi sinar-X untuk menghasilkan gambar dua dimensi. Prosedurnya hanya berlangsung beberapa menit. Namun, membutuhkan waktu hingga 1 jam jika menggunakan zat kontras.
Begini contoh prosedur untuk pencitraan pada bagian dada:
- Pasien harus berdiri di depan pelat sambil mengangkat tangan ke atas atau ke samping.
- Dokter akan meminta untuk menarik napas dalam-dalam dan menahannya selama beberapa detik.
- Pasien akan disuruh berbalik dan mengangkat tangan di atas kepala.
2. Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah prosedur menggunakan sinar-X dan menghasilkan gambar dalam format video. Prosedurnya mirip dengan rontgen. Durasinya hanya berlangsung selama 30 menit.
3. Ultrasound (USG)
USG adalah prosedur yang dilakukan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Pertama-tama, pasien berada dalam posisi berbaring. Selanjutnya, dokter akan mengoleskan gel khusus.
Kemudian, transducer ditempelkan dan digerakkan di area tersebut. Gelombang dari alat ini direkam dan diubah menjadi gambar pada layar monitor. Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pertama-tama, pasien akan dibaringkan di atas meja pemeriksaan. Dokter juga akan memberikan headset untuk meredakan kebisingan dari mesin MRI. Selanjutnya, dokter akan memasukkan pasien ke dalam tabung.
Pasien tidak boleh banyak bergerak agar gambar yang dihasilkan terlihat jelas dan tidak kabur. Prosedur ini biasanya berlangsung selama 15-60 menit, tergantung area yang dipindai.
5. CT scan
CT scan prosedur diagnosis yang menggunakan komputer dan mesin sinar-X yang berputar untuk membuat gambar penampang tubuh. Pertama-tama, pasien akan berbaring di atas tempat tidur.
Dokter akan memasangkan sabuk untuk mencegah pasien bergerak. Selanjutnya, tim medis memasukkan pasien ke dalam mesin CT scan yang berbentuk lingkaran.
Mesin ini akan berputar selama pemeriksaan guna menangkap gambaran tubuh pasien. Dokter akan meminta pasien untuk menarik, menahan, atau membuang napas untuk mendapatkan gambar yang jelas.
Pemeriksaan ini bisa menampilkan gambar organ tubuh pasien secara detail. Prosedurnya memakan waktu selama 20 menit sampai 1 jam.
Setelah pemeriksaan
Setelah selesai radiologi, pasien perlu memerhatikan beberapa hal, seperti:
- Beraktivitas kembali jika prosedur tidak menggunakan obat penenang.
- Menginap di rumah sakit selama beberapa hari jika menjalani radiologi intervensi.
- Menjalani pemeriksaan radiologi lain guna mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.
- Merekomendasikan pengobatan yang sesuai dengan penyakit yang pada pasien.
- Banyak minum air putih setelah melakukan PET scan dan pemeriksaan nuklir agar cairan radioaktif keluar melalui urine.
Komplikasi Pemeriksaan Radiologi
Meski aman, pemeriksaan radiologi berpotensi menimbulkan komplikasi bagi sebagian pasien. Mereka umumnya mengalami:
1. Mual, pusing, dan muncul rasa logam di mulut
Komplikasi ini terjadi akibat penggunaan zat kontras. Pada pengidap gangguan ginjal, penggunaan zat tersebut meningkatkan risiko gagal ginjal akut.
2. Tekanan darah menurun
Penurunan tekanan darah dapat terjadi akibat penggunaan zat kontras. Dampak selanjutnya bisa berujung pada syok anafilaktik dan serangan jantung.
3. Muncul kanker
Masalah ini terjadi akibat paparan radiasi yang terjadi berulang kali. Risikonya semakin tinggi pada anak-anak yang sering melakukan CT scan.
4. Luka pada tubuh
Luka dapat terjadi akibat pasien lupa melepas aksesoris sebelum prosedur MRI. sebab, medan magnet pada mesin dapat menarik logam pada tubuh.
5. Merusak alat bantu tubuh
Komplikasi ini terjadi saat melakukan MRI. Pasien yang menggunakan implan sendi atau tulang dan alat pacu jantung berisiko mengalami kerusakan.
Kamu bisa mengetahui selengkapnya tentang prosedur dengan klik artikel ini: Radiologi: Tujuan, Jenis, dan Prosedur
Kapan Harus ke Dokter?
Meski umumnya aman, pasien harus memeriksakan diri jika mengalami beberapa kondisi ini setelah prosedur:
- Munculnya rasa nyeri, pembengkakan, atau kemerahan di area suntikan.
- Diare parah setelah mengonsumsi zat kontras.
- Muncul tanda infeksi, seperti nanah, demam, atau nyeri di area suntikan.
Tempat Melakukan dan Biaya Pemeriksaan Radiologi
Biaya pemeriksaan radiologi akan berbeda-beda, tergantung pada jenis dan fasilitas kesehatan yang kamu pilih. Kisaran harganya mulai dari Rp100.000 hingga lebih dari Rp1.100.00.
Kamu bisa awali dengan konsultasi dokter di Halodoc✔️ terlebih dahulu untuk mendapatkan saran perawatan atau tindakan medis lanjutan. Klik gambar di bawah ini untuk mulai konsultasi.