Prednisone
DAFTAR ISI
- Deskripsi Prednisone
- Manfaat Prednisone
- Merek Dagang Prednisone
- Perhatian Penggunaan Prednisone
- Dosis dan Aturan Pakai Prednisone
- Cara Menggunakan Prednisone dengan Benar
- Efek Samping Prednisone
- Interaksi Prednisone
- Kontraindikasi Prednisone
Deskripsi Prednisone
Prednisone adalah obat golongan kortikosteroid yang bisa digunakan untuk mengatasi inflamasi atau peradangan di dalam tubuh.
Obat ini bekerja dengan cara menurunkan respon sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit. Alhasil, prednisone dapat mengurangi gejala peradangan seperti pembengkakan, kemerahan, serta reaksi alergi di tubuh.
- Kategori: Obat resep kortikosteroid.
- Dapat digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
- Prednisone untuk ibu hamil: Belum ada studi terkontrol terkait penggunaan prednison pada ibu hamil. Jika ingin menggunakannya, sebaiknya konsultasikan diri terlebih dahulu ke dokter.
- Prednisone untuk ibu menyusui: Kandungan prednison bisa terserap ke dalam ASI. Sebaiknya konsultasikan diri ke dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Bentuk obat: Tablet dan kaplet.
Manfaat Prednisone
Prednisone bermanfaat untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti:
- Mengatasi rematik. Prednisone bisa digunakan sebagai terapi tambahan pada kondisi arthritis rheumatoid, ankylosing spondylitis, bursitis akut dan subakut, osteoarthritis post-trauma, serta gout arthritis.
- Alergi. Prednisone bisa digunakan untuk mengatasi alergi seperti rhinitis alergi, asma bronkial, dermatitis atopik, dermatitis kontak, serta reaksi hipersensitif terhadap obat.
- Gangguan pernapasan. Contohnya pada kasus pulmonary tuberculosis.
- Multiple sclerosis. Penyakit di mana saraf tidak berfungsi dengan baik.
- Lupus. Penyakit di mana sistem imun tubuh tubuh justru menyerang organ-organ di dalam tubuh.
Merek Dagang Prednisone
Berikut ini sejumlah merek dagang obat prednisone yang bisa kamu temukan di pasaran:
- Lexacort 5 mg 10 Tablet. Obat dengan kandungan prednison yang berguna untuk mengatasi keadaan alergi, peradangan atau inflamasi, dan penyakit lain yang membutuhkan pengobatan dengan glukokortikoid seperti rematik, penyakit kolagen dan penyakit kulit.
- Prednison 5 mg 10 Tablet. Obat golongan kortikosteroid sintetis yang digunakan untuk terapi tambahan pada kondisi artritis reumatoid, asma bronkial, lupus, serta demam rematik yang berhubungan dengan karditis.
- Inflason 5 mg 10 Tablet. Merupakan obat golongan keras yang mengandung prednisone untuk mengatasi peradangan pada tubuh. Penggunaan obat harus sesuai anjuran dokter atau di bawah pengawasan medis.
- Trifacort 10 Tablet. Merupakan obat dengan kandungan prednison yang akan bekerja sebagai antiinflamasi, imunosupresan, dan antialergi. Dapat diminum setelah makan atau sebelum tidur.
Perhatian Penggunaan Prednisone
Meski memiliki banyak manfaat, kamu tetap harus berhati-hati dalam menggunakan prednisone. Ini perlu dilakukan guna mengurangi risiko efek samping obat yang bisa membahayakan tubuh.
Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum menggunakan prednisone:
- Pastikan kamu tidak memiliki riwayat alergi obat, terutama yang mengandung prednisone.
- Beri tahu dokter juga kamu mengidap penyakit ginjal, radang usus, penyakit hati, penyakit jantung, tukak lambung, dan hipotiroidisme.
- Informasikan pada dokter jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan jenis lainnya, baik itu obat resep, obat non resep, obat herbal maupun suplemen.
- Infokan pada dokter jika kamu sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
Dosis dan Aturan Pakai Prednisone
Berikut ini dosis umum pemberian obat prednisone yang perlu diketahui:
1. Sebagai antiinflamasi atau imunosupresan
- Dewasa: Dosis awal 5-60 mg per hari. Jangka waktu pengobatan bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
- Anak: Dosis awal 0.05-2 mg/kg BB per hari, diberikan dalam dosis terbagi tiap 6–24 jam. Jangka waktu pengobatan bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
2. Untuk mengatasi rheumatoid arthritis
- Dosis awal 5-10 mg diminum sebelum tidur. Jangka waktu pengobatan bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
3. Untuk mengatasi multiple sclerosis
- Dosis awal 200 mg per hari selama 1 minggu. Kemudian dosis dapat dilanjutkan hingga 80 mg pada hari berikutnya selama 1 bulan.
Cara Menggunakan Prednisone dengan Benar
Supaya obat bekerja efektif di dalam tubuh, perhatikan cara penggunaannya berikut ini:
- Selalu konsumsi obat berdasarkan resep dokter atau di bawah pengawasan medis.
- Jangan menggerus atau mengunyah obat sediaan tablet tanpa anjuran dokter.
- Jika jadwal minum obat terlewat, maka konsumsi obat sesuai dengan jadwal berikutnya. Hindari menggandakan atau mengurangi obat tanpa sepengetahuan dokter.
- Diskusikan dengan dokter terlebih dahulu, jika ibu hamil dan ibu menyusui hendak mengonsumsi prednisone.
- Produk obat harus disimpan dalam ruangan tertutup dengan suhu ruang, serta jauh dari jangkauan anak-anak.
- Apabila tidak kunjung sembuh dalam waktu tiga hari setelah menggunakan obat, lakukan konsultasi ulang ke dokter. Tujuannya, agar mendapatkan perawatan dan penanganan medis yang sesuai dengan kondisimu.
Efek Samping Prednisone
Penggunaan obat yang tidak sesuai aturan, dapat memicu efek samping bagi tubuh.
Berikut ini efek samping umum yang bisa muncul saat mengonsumsi prednisone:
- Mual;
- Muntah;
- Kehilangan nafsu makan;
- Nyeri di ulu hati;
- Sulit tidur;
- Keringat berlebih;
- Muncul jerawat di kulit.
Selain itu, kamu juga perlu waspada terhadap efek samping serius dari penggunaan prednisone seperti:
- Nyeri otot atau kram;
- Detak jantung tidak teratur;
- Lengan dan kaki lemas;
- Lengan dan kaki bengkak;
- Penambahan berat badan yang tidak biasa;
- Penglihatan kabur;
- Sakit di tenggorokan yang tidak kunjung sembuh;
- Feses berwarna hitam dan berlendir;
- Mual dan muntah yang terlihat seperti bubuk kopi;
- Perubahan suasana hati;
- Muncul ruam, bintik merah, serta memar di kulit.
Interaksi Prednisone
Sama seperti penggunaan obat pada umumnya, prednisone yang dikonsumsi bersama dengan obat lain juga bisa memicu interaksi obat di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menurunkan efektivitas obat, serta memicu efek samping.
Kondisi ini bisa terjadi terutama jika prednisone dikonsumsi bersama obat lain seperti:
- Obat antiinflamasi nonsteroid lain, bisa memicu pendarahan lambung.
- Obat antasida yang mengandung alumunium dan magnesium, bisa menurunkan penyerapan dan efektifitas prednisone dalam tubuh.
- Obat golongan antikolinergik seperti atropine, bisa memicu peningkatan tekanan bola mata.
- Obat antimalaria seperti hydroxychloroquine, bisa memicu terjadinya gangguan otot.
- Obat diuretik, bisa menyebabkan hipokalemia.
- Obat glikosida digitalis seperti digoxin, bisa meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
Kontraindikasi Prednisone
Prednisone tidak disarankan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini. Selain itu, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak harus berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu memberitahukan dokter terkait kondisi kesehatan atau jika kamu memiliki kondisi khusus.
Buat kamu yang membutuhkan prednisone untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, saat ini obat tersebut dibeli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Namun sebelum menggunakannya, kamu disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter di Halodoc, untuk mengetahui kondisi kesehatan, keparahan penyakit, serta dosis penggunaan obat.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2024. Prednisone – Uses, Side Effects, and More.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Prednisone.
MIMS. Diakses pada 2024. Prednison: Kegunaan, Dosis, Efek Samping, dan Lainnya
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan