Pingsan
Pengertian Pingsan
Pingsan atau sinkop adalah hilangnya kesadaran sementara yang terkait dengan kurangnya aliran darah ke otak. Pada sebagian besar kasusnya, pingsan cenderung terjadi pada orang-orang yang berusia kurang dari 40 tahun. Umumnya, kondisi ini hanya terjadi selama beberapa detik atau menit. Setelah itu, orang yang pingsan akan kembali sadar atau pulih secara spontan.
Ada sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan seseorang pingsan, seperti detak jantung tidak teratur, kejang, gula darah rendah (hipoglikemia), anemia dan masalah pada saraf yang mengatur tekanan darah. Kondisi ini juga bisa menjadi pertanda kelainan medis tertentu.
Penyebab Pingsan
Kurangnya oksigen ke otak adalah penyebab utama pingsan. Beberapa kondisi yang dapat menghambat pasokan oksigen ke otak contohnya masalah paru, aliran darah, atau keracunan karbon monoksida. Ketika kadar darah dan oksigen dalam otak menurun, secara otomatis otak akan “mendisfungsikan” bagian tubuh yang tidak vital.
Hal ini bertujuan untuk mengalirkan darah dan oksigen lebih banyak ke organ vital. Saat otak mendeteksi kembalinya asupan oksigen yang normal, tubuh mulai bernapas dengan dangkal dan cepat (hiperventilasi) sebagai dampak dari kurangnya oksigen.
Sementara itu, denyut jantung akan meningkat dengan tujuan untuk membawa oksigen lebih banyak menuju ke otak. Peningkatan ini menyebabkan penurunan tekanan darah.
Baik hiperventilasi maupun hipotensi akan menyebabkan hilang ingatan jangka pendek dan kebingungan, kelemahan otot, serta pingsan. Penyebabnya termasuk:
1. Sinkop neurokardiogenik (vasovagal)
Gejalanya berupa segala kejadian yang memicu malfungsi sementara dari sistem saraf otonom. Pemicu yang mungkin terjadi adalah:
- Melihat sesuatu yang tidak menyenangkan secara tiba-tiba
- Stres emosional.
- Perasaan malu yang mendalam.
- Berdiri untuk waktu yang lama.
- Berada dalam tempat yang panas dan penuh.
Kamu bisa baca lebih lengkap tentang sinkop vasovagal dengan klik artikel ini → Mudah Pingsan, Kenali 5 Penyebab Sinkop Vasovagal.
2. Sinkop situasional
Ini adalah bagian dari neurokardiogenik, dengan pemicu berupa hal fisik dan bukan emosional. Misalnya batuk atau bersin, defekasi dan miksi dan olahraga berat.
3. Sinkop ortostatik
Adalah tipe sinkop lainnya dengan ciri pengidap jatuh setelah berdiri secara tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring. Hal ini terjadi karena darah terkumpul pada bagian tungkai, sehingga tekanan darah pada bagian tubuh lainnya cenderung rendah.
Normalnya, sistem saraf tubuh bereaksi dengan cara meningkatkan nadi sekaligus menyempitkan pembuluh darah untuk menstabilkan tekanan darah. Namun, terkadang ada sesuatu yang mengganggu proses stabilisasi ini dan menyebabkan penurunan asupan oksigen ke otak. Pemicu dalam hal ini termasuk:
- Diabetes yang tidak mendapatkan penanganan.
- Obat-obatan tertentu.
- Penyakit Parkinson.
- Sindrom Sinus Carotid.
4. Sinkop kardiak
Ini adalah kondisi kelainan jantung yang sudah ada yang dapat menyebabkan asupan darah dan oksigen ke otak menurun. Kondisi kelainan jantung yang bisa menyebabkan sinkop antara lain:
- Aritmia.
- Stenosis.
- Hipertensi.
- Serangan jantung.
Faktor Risiko Pingsan
Ada beberapa kondisi yang menjadi pemicu penurunan aliran darah ke otak secara tiba-tiba. Beberapa yaitu:
- Mendadak stres.
- Muncul rasa takut berlebihan.
- Cuaca ekstrem, seperti terlalu panas atau dingin.
- Kesetrum atau tersengat listrik.
- Perubahan posisi tubuh seketika.
- Mengidap masalah pada sistem saraf otonom (bagian dari saraf tepi).
- Riwayat sakit jantung. Misalnya, aritmia, pengecilan katup, atau kelainan struktur organ.
- Memiliki kadar gula darah kurang dari normal atau hipoglikemia.
- Memiliki kondisi yang memengaruhi kinerja sistem saraf. Misalnya penyakit kencing manis, kecanduan alkohol, atau malnutrisi.
- Bernapas terlalu cepat akibat serangan panik atau cemas.
- Minum obat yang memengaruhi laju tekanan darah.
Gejala Pingsan
Seseorang yang hendak mengalami pingsan biasanya menunjukkan sejumlah gejala awal, seperti:
- Menguap dan mengantuk.
- Wajahnya tampak pucat.
- Pusing atau sakit kepala.
- Tubuh terasa seperti melayang.
- Keluar keringat dingin tiba-tiba.
- Pandangan kabur.
- Telinga berdenging dan suara jadi terdengar samar.
- Terasa linglung saat berdiri tiba-tiba.
- Peningkatan detak jantung.
Gejala kemudian berlanjut dan menyebabkan tubuh kehilangan tenaga dan kehilangan kesadaran. Pada beberapa orang, mereka bisa kehilangan tenaga, lalu pingsan secara tiba-tiba tanpa adanya gejala awal.
Selain itu, beberapa orang juga bisa mengalami sesak napas. Baca lebih lanjut dengan klik → Sesak Napas Bisa Terjadi sebelum Seseorang Pingsan.
Setelah kembali sadar, biasanya mereka akan merasa lemas atau kebingungan. Kondisi ini bisa terjadi selama kurang lebih 30 menit. Hal yang perlu kamu perhatikan, bila mereka tak kunjung sadar dalam 1-2 menit, segera cari bantuan medis.
Diagnosis Pingsan
Dokter tidak selalu mampu mendiagnosis pingsan. Namun, untuk kondisi sinkop vasovagal, dokter biasanya akan melakukan diagnosis dengan cara menyingkirkan kemungkinan lain, khususnya masalah jantung. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Elektrokardiogram. Tes ini merekam sinyal listrik dari organ jantung untuk mendeteksi irama jantung yang tidak teratur dan masalah jantung lainnya.
- Ekokardiogram. Prosedur menggunakan pencitraan ultrasound untuk melihat jantung dan mencari kondisi, seperti masalah katup yang dapat menyebabkan pingsan.
- Latihan tes stres. Tes ini mempelajari ritme jantung selama berolahraga, biasanya saat berjalan atau berlari pada treadmill.
- Tes darah. Dokter dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi anemia atau kondisi medis lainnya.
- Tes meja miring. Jika tidak ada masalah jantung yang memicu kondisi ini, dokter mungkin menyarankan untuk menjalani tes meja miring. Selama tes, pasien akan berbaring telentang di atas meja yang mengubah posisi, miring ke atas dalam berbagai sudut. Seorang teknisi akan memantau ritme jantung dan tekanan darah selama tes untuk melihat apakah perubahan postur menjadi pemicunya.
Pengobatan Pingsan
Prosedur pengobatan akan sesuai berdasarkan penyebabnya. Tujuannya sama, yakni meningkatkan laju aliran darah menuju otak agar pasokan oksigen terpenuhi dengan baik.
Jika mengalami gejala awal tadi, langkah penanganan pertama yang bisa kamu lakukan adalah rebahkan tubuh dan angkat kaki lebih tinggi dari kepala. Kamu juga bisa klik link artikel → Pertolongan Pertama saat Menolong Orang Pingsan.
Namun, jika melihat seseorang yang kehilangan kesadaran, segera cari pertolongan medis darurat. Sembari menunggu bantuan datang, kamu bisa melakukan beberapa langkah ini:
- Pindahkan pasien ke tempat yang lebih aman dalam posisi nyaman.
- Goyangkan atau cubit tubuhnya pada area leher atau wajah untuk memberikan rangsangan.
- Periksa napas dan saluran pernapasan untuk mengetahui adanya sumbatan.
- Jika ada, segera lakukan resusitasi jantung paru atau RJP dengan menekan dada.
- Longgarkan pakaian dan lepas semua aksesoris untuk memudahkan laju napas.
- Jika dekat dengan gedung atau ruangan ber-AC, pindahkan pasien ke sana agar mendapat sirkulasi udara yang cukup.
- Hindari memberikan makanan maupun minum karena bisa berisiko fatal akibat tersedak.
- Selimuti tubuh pasien jika suhu badannya menurun.
Jika pasien langsung sadar, kamu bisa melakukan cara berikut ini:
- Biarkan tetap berbaring, tunggu sampai 10 hingga 15 menit.
- Berikan minum atau makan.
- Saat bantuan medis datang, beri tahu gejala dan berapa lama pasien kehilangan kesadaran.
Biasanya, tim medis akan menyarankan beberapa hal berikut untuk mengurangi risiko pingsan kembali:
- Menghindari faktor pemicunya.
- Banyak minum air putih.
- Membatasi asupan garam, alkohol, dan kafein.
- Menjaga porsi makan dengan asupan bergizi seimbang.
Komplikasi Pingsan
Komplikasi bisa saja muncul jika pingsan terjadi secara berulang dan tidak mendapat penanganan dengan cara yang tepat. Beberapa dampaknya, meliputi:
- Penurunan kualitas hidup.
- Kesulitan dalam beraktivitas.
- Stres hingga depresi.
- Cedera fisik, seperti patah tulang.
Cara Mencegah Pingsan
Kamu bisa mencegah pingsan dengan melakukan beberapa cara berikut ini:
- Menjauhi situasi maupun kondisi yang dapat memicu peningkatan detak jantung secara tiba-tiba.
- Kelola stres dan rasa panik dengan latihan pernapasan.
- Cukupi waktu tidur dan asupan dari makanan sehat.
- Ubah posisi tubuh secara perlahan, jangan tiba-tiba berdiri dari duduk atau berbaring.
- Rebahkan tubuh dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
- Rutin memeriksakan diri ke dokter jika memiliki riwayat penyakit kronis.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau anggota keluargamu merasakan gejala tadi, segera chat dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat bisa meningkatkan peluang kesembuhan dan terhindar dari komplikasi.