Pertumbuhan Anak
Setelah dilahirkan, tentunya menjadi kewajiban orangtua untuk memastikan pertumbuhan anak. Bukan hanya memastikan kondisi fisik anak yang sehat dan sesuai dengan usianya, orang tua juga wajib menjaga kesehatan mental anak-anak agar pertumbuhan serta perkembangan anak bisa berjalan secara optimal. Ibu juga perlu mengetahui beberapa tanda yang menjadi gangguan pertumbuhan pada anak agar kondisi ini bisa segera diatasi.
Pertumbuhan anak mengacu pada perubahan fisik, bahasa, pikiran, dan emosi yang terjadi pada diri anak sejak lahir hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan anak juga sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor lingkungan, hingga berbagai kejadian yang terjadi saat anak bertumbuh.
Tahapan Pertumbuhan Anak
Berikut ini tahapan pertumbuhan anak yang sebaiknya diperhatikan oleh orangtua:
1. Aspek Kognitif
Menurut Piaget, anak usia 6-12 tahun berada dalam tahap Operasional Konkret. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
Pada tahap ini, ditandai dengan tiga kemampuan baru yang akan dikuasai anak, yaitu kemampuan mengelompokkan, menyusun, dan menghubungkan/menghitung angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan angka, seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di samping itu, pada masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana.
Kemampuan kognitif pada masa ini merupakan dasar diberikannya ilmu seperti membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Untuk mengembangkan daya nalarnya, anak dilatih untuk bisa mengungkapkan pendapatnya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa lain yang terjadi di sekitar.
2. Aspek Fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada masa ini, akan berjalan lebih lambat dibanding masa bayi dan masa awal kanak-kanak.
Pada awal periode (usia 6 tahun), anak terlihat masih seperti anak kecil. Nanti, di akhir periode (usia 12 tahun), anak sudah berubah dan mulai tampak seperti orang dewasa. Apalagi ada beberapa anak yang mengalami pubertas di akhir periode ini.
Pada masa usia sekolah, anak sudah siap menerima pelajaran keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik komputer, melakukan aktivitas olahraga seperti berenang, bermain bola, dll.
3. Aspek Bahasa
Kemampuan anak dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata mengalami perkembangan yang pesat pada usia anak sekolah. Sekitar 2.500 kata yang dikuasai oleh anak usia 6 tahun, akan meningkat menjadi 50 ribu kata yang bisa dikuasai saat nanti anak berusia 11-12 tahun.
Seiring dengan tingkat berpikir anak yang sudah lebih maju, anak akan banyak bertanya soal waktu dan sebab akibat. Ditambah dengan adanya pelajaran bahasa yang di dapat anak di sekolah, maka diharapkan pada periode ini anak bisa memiliki keterampilan mengolah informasi yang diterima, serta berpikir dan menyatakan gagasannya.
4. Aspek Sosio-Emosional
Menurut Erikson, anak usia 6-12 tahun akan memasuki tahap Industrial vs Inferioritas. Kalau sebelumnya anak banyak berada di lingkungan keluarga, pada tahap ini anak akan banyak keluar ke lingkungan sekolah.
Sehingga semua aspek memiliki peran bagi anak (orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya). Tapi sayangnya, anak tidak selalu mendapatkan itu semua. Sehingga orang tua harus paham tentang kondisi sekolah anak, teman satu permainan.
Seiring dengan lingkungan anak yang lebih luas, terdapat kebutuhan anak untuk mendapatkan tempat dalam kelompok seumurnya yang ingin ia capai. Selain itu, pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil memenuhi tuntutan lingkungan. Jika anak tidak dapat meraih sukses karena merasa tidak mampu (inferioritas), maka anak akan mengembangkan sikap rendah diri.
Mengapa Pertumbuhan Anak Begitu Penting?
Mengamati dan memantau pertumbuhan anak menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh orangtua. Hal ini dilakukan untuk memastikan perkembangan anak sesuai dengan usianya.
Dengan memastikan anak berada dalam tahap perkembangan yang tepat artinya menandakan bahwa anak tidak mengalami gangguan perkembangan. Berbagai gangguan perkembangan yang terjadi pada anak tentunya harus segera diatasi dengan baik untuk membantu anak mendapatkan hidup yang berkualitas.
Faktor yang Menyebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak
Masalah dalam pertumbuhan anak dapat muncul karena beberapa faktor, seperti genetika, lingkungan tumbuh anak, kurangnya rangsangan pertumbuhan pada anak, hingga riwayat penyakit pada anak.
Diagnosis Gangguan Pertumbuhan Anak
Ada berbagai hal yang bisa dilakukan untuk memastikan pertumbuhan anak.
- Melakukan Pemantauan pada Anak
Orangtua sebaiknya selalu memantau perkembangan pada anak, mulai dari kemampuan bahasa, fisik, hingga sosio-emosional.
- Melakukan Skrining Pertumbuhan Anak di Fasilitas Kesehatan
Ibu juga bisa membawa anak ke rumah sakit, klinik, atau posyandu yang bisa memastikan pertumbuhan anak. Tim medis biasanya akan memberikan tes singkat pada anak untuk memastikan pertumbuhannya.
Dukungan Orangtua Itu Penting
Ada berbagai cara dukungan orangtua yang bisa diberikan oleh anak agar tumbuh kembang anak dapat berjalan secara optimal, seperti:
- Menanggapi secara positif hal yang dilakukan oleh anak.
- Menunjukkan sikap yang hangat pada anak.
- Memiliki rutinitas dan aturan yang positif dalam keluarga.
- Memastikan kesehatan, kenyamanan, serta keamanan anak.
Kapan Harus Ke Dokter?
Jika anak mengalami kondisi pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usia anak, tidak ada salahnya untuk bertanya langsung pada dokter agar kondisi tumbuh kembang anak bisa berjalan secara maksimal. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Child Development Basic.
Kid Sense. Diakses pada 2022. What is Child Development?
Diperbarui pada 12 Desember 2022