Penyakit Paru Interstisial
Pengertian Penyakit Paru Interstisial
Penyakit paru interstisial adalah kumpulan penyakit yang ditandai oleh pembentukan jaringan parut atau fibrosis, secara progresif pada jaringan paru-paru yang berada di sekitar alveoli. Jaringan tersebut disebut jaringan interstisial. Pembentukan jaringan parut pada interstisial paru dapat memengaruhi kemampuan untuk bernapas dan mendapatkan cukup oksigen ke dalam aliran darah.
Penyebab Penyakit Paru Interstisial
Penyakit paru interstisial ini awalnya disebabkan karena kerusakan pada jaringan paru-paru di antara alveoli. Pada kondisi normal, kerusakan tersebut dapat pulih dengan sendirinya oleh sel imun yang akan melakukan regenerasi sel. Namun, pada kondisi penyakit paru interstisial, proses regenerasi sel tersebut berlangsung secara abnormal, sehingga timbulah penyakit paru interstisial tersebut.
Adapun kerusakan pada jaringan paru-paru itu sendiri dapat disebabkan oleh adanya beberapa faktor lain, seperti:
- Material berbahaya, misalnya serat asbestos, debu batu bara, dedak, spora jamur dan kapang, serta debu silika.
- Efek samping obat-obatan, di antaranya obat kemoterapi, obat penyakit jantung dan antibiotik.
- Efek samping radioterapi.
Faktor Risiko Penyakit Paru Interstisial
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit paru interstisial antara lain adalah:
- Usia. Penyakit ini sering kali muncul pada orang dewasa. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja.
- Paparan senyawa berbahaya di lingkungan atau pekerjaan. Orang yang bekerja di bidang pertambangan, konstruksi, atau pertanian sering kali terkena bahan kimia yang berbahaya bagi paru-paru. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit paru interstisial.
- Riwayat keluarga. Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki risiko terkena penyakit paru interstisial jika terdapat keluarga yang pernah mengidap penyakit tersebut.
- Merokok. Beberapa bentuk penyakit paru interstisial lebih mungkin terjadi pada orang dengan riwayat merokok, dan perokok aktif dapat memperburuk kondisi, terutama jika ada emfisema terkait.
- Radiasi dan kemoterapi. Melakukan perawatan radiasi di dada atau menggunakan beberapa obat kemoterapi bisa meningkatkan risiko terkena penyakit paru-paru.
Gejala Penyakit Paru Interstisial
Tanda dan gejala utama penyakit paru interstisial adalah kesulitan bernapas, seperti sesak napas saat istirahat yang bisa memburuk saat beraktivitas, dan batuk kering. Selain itu, gejala lain yang juga bisa menyertai antara lain:
- Toleransi olahraga menurun.
- Kelelahan.
- Penurunan berat badan.
Diagnosis Penyakit Paru Interstisial
Orang dengan penyakit paru-paru interstitial biasanya datang ke dokter karena memiliki keluhan seperti sesak napas atau batuk. Dokter biasanya akan melakukan tes pencitraan pada paru-paru untuk mengidentifikasi masalah tersebut. Pemeriksaan penunjangnya bisa berupa:
- Pemeriksaan sinar-X dada. Pemeriksaan dada dengan sinar-X adalah tes pertama dalam evaluasi kebanyakan orang dengan masalah pernapasan. Jika seseorang mengidap penyakit paru-paru interstitial, maka hasil rontgen mungkin akan menunjukan garis-garis halus pada paru-paru orang tersebut.
- Computed tomography (CT scan). CT scan menciptakan gambar yang lebih rinci dari paru-paru dan struktur di sekitarnya. Umumnya, penyakit ini dapat dideteksi menggunakan CT scan.
- CT scan resolusi tinggi. Penggunaan CT scan resolusi tinggi dapat meningkatkan kualitas gambar dari interstitium.
- Uji fungsi paru. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas paru pengidap dengan penyakit paru interstisial.
Pengobatan Penyakit Paru Interstisial
Untuk mengobati penyakit paru, biasanya dokter akan terlebih dahulu memeriksa kondisi pengidap untuk menentukan jenis penyakit paru interstisial yang dialami.
Untuk cara pemeriksaannya sendiri dilakukan melalui :
- Bronkoskopi, yaitu prosedur untuk mengambil jaringan paru melalui hidung atau mulut ke dalam saluran udara. Alat kecil endoskopi dapat mengambil sampel jaringan paru-paru.
- Video toraskopi, yaitu metode pengambilan jaringan paru dengan menggunakan alat yang dimasukkan melalui sayatan kecil. Ahli bedah dapat mengambil beberapa daerah jaringan paru-paru.
- Biopsi paru terbuka (torakotomi). Dalam beberapa kasus, operasi tradisional dengan sayatan besar di dada diperlukan untuk mendapatkan biopsi paru-paru.
Setelah diketahui jenis dari penyakit paru yang dialami pengidap, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan pada pengidap. Metode pengobatan penyakit ini akan disesuaikan dengan jenis dan penyebabnyal. Berikut beberapa cara pengobatannya:
- Antibiotik. Obat ini efektif untuk mengatasi sebagian besar pneumonia interstitial.
- Kortikosteroid. Obat ini bermanfaat untuk mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh, sehingga jumlah peradangan paru-paru seluruh tubuh akan berkurang.
- Terapi oksigen. Pemberian oksigen tambahan bertujuan untuk meredakan gejala, sekaligus melindungi jantung dari kerusakan yang disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen.
- Terapi paru dan olahraga: Latihan pernapasan dan peningkatan aktivitas fisik bisa meningkatkan kebugaran paru-paru.
- Transplantasi paru-paru. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit paru interstisial yang sudah parah.
Komplikasi Penyakit Paru Interstisial
Penyakit paru interstisial bisa menyebabkan beberapa komplikasi yang mengancam jiwa, antara lain:
- Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Tidak seperti tekanan darah tinggi sistemik, kondisi ini hanya mempengaruhi arteri di paru-paru. Komplikasi ini dimulai ketika jaringan parut atau kadar oksigen rendah membatasi pembuluh darah terkecil, membatasi aliran darah di paru-paru. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan tekanan di dalam arteri pulmonalis. Hipertensi pulmonal adalah penyakit serius yang semakin memburuk.
- Gagal jantung sisi kanan (cor pulmonale). Kondisi serius ini terjadi ketika bilik kanan bawah jantung (ventrikel kanan), yang kurang berotot daripada kiri, harus memompa lebih keras dari biasanya untuk memindahkan darah melalui arteri pulmonalis yang tersumbat. Akhirnya ventrikel kanan gagal karena tekanan ekstra. Ini sering terjadi akibat dari hipertensi pulmonal.
- Kegagalan pernapasan. Pada tahap akhir penyakit paru interstisial kronis, kegagalan pernapasan terjadi ketika kadar oksigen darah sangat rendah seiring dengan meningkatnya tekanan di arteri pulmonalis, dan ventrikel kanan yang menyebabkan gagal jantung.
Pencegahan Penyakit Paru Interstisial
Terdapat beberapa upaya untuk mencegah perkembangan gejala dan penyakit paru interstisial, antara lain:
- Berhenti merokok. Orang yang terkena penyakit paru-paru jenis apa pun sebaiknya segera menghentikan kebiasaan merokok .
- Pola makan bergizi seimbang. Pengidap penyakit paru interstisial sering kali tidak dapat makan dengan nyaman, sehingga diperlukan makanan bergizi tinggi untuk menjaga asupan nutrisi.
- Tetap melakukan aktivitas fisik. Untuk menghindari penurunan kebugaran fisik akibat kurang oksigen, pengidapnya juga dianjurkan untuk tetap melakukan aktivitas fisik, tapi tetap disesuaikan dengan kondisinya.
- Mendapatkan vaksinasi. Infeksi pada saluran pernapasan dapat memperparah penyakit paru interstisial yang sedang dialami pengidap. Untuk mencegah hal tersebut, pengidap dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi sesuai anjuran dokter.
- Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). APD ini digunakan pada pekerja-pekerja yang memiliki risiko terpapar debu-debu dengan partikel kecil di tempat kerjanya.
Kapan Harus ke Dokter?
Penting untuk menemui dokter ketika mengalami gejala-gejala di atas atau gangguan pernapasan lainnya. Dengan mendapatkan diagnosis dini dan akurat, perawatan bisa dilakukan lebih awal.
Kamu juga bisa cek kebutuhan obat dan vitamin yang diresepkan dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Tidak perlu repot-repot, tinggal order lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.