Penyakit Parkinson
DAFTAR ISI
- Apa itu Penyakit Parkinson?
- Penyebab Penyakit Parkinson
- Faktor Risiko Penyakit Parkinson
- Gejala Penyakit Parkinson
- Tahapan Gejala Parkinson
- Diagnosis Penyakit Parkinson
- Pengobatan Penyakit Parkinson
- Pencegahan Penyakit Parkinson
- Komplikasi Penyakit Parkinson
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa itu Penyakit Parkinson?
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurologis (berkaitan dengan saraf) progresif kronis yang memengaruhi area kecil sel saraf (neuron) pada area otak substansia nigra.
Sel-sel ini biasanya menghasilkan dopamin, zat kimia (neurotransmitter) yang mentransmisikan sinyal antar area otak yang, ketika bekerja secara normal, mengkoordinasikan gerakan otot yang halus dan seimbang.
Penyakit Parkinson menyebabkan sel-sel saraf ini mati, sehingga kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan akhirnya terganggu.
Penyebab Penyakit Parkinson
Hingga saat ini para ahli belum mengetahui penyebab Parkinson yang paling utama. Namun, ada beberapa faktor utama yang mendasari seseorang bisa terjangkit:
- Gen. Para peneliti telah mengidentifikasi mutasi genetik spesifik yang dapat menyebabkan penyakit
- Lingkungan. Faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit di kemudian hari, tetapi risikonya relatif kecil.
Para peneliti juga mencatat, ada perubahan yang terjadi pada otak pengidap. Salah satunya, gumpalan dalam otak yang tak bisa sel pecah.
Faktor Risiko Penyakit Parkinson
Faktor risiko Parkinson meliputi:
- Usia. Orang berusia 60 tahun ke atas berisiko mengalaminya.
- Keturunan. Orang tua atau saudara yang punya riwayat Parkinson berpotensi menurunkannya.
- Seks. Pria berpotensi menularkan Parkinson ketimbang wanita saat berhubungan intim.
- Paparan racun. Para ahli berkeyakinan kalau paparan racun senyawa non-pestisida, seperti organohalogen dan logam adalah salah satu faktor risiko penyakit ini.
Gejala Penyakit Parkinson
Gejala Parkinson akan bervariasi dan berbeda-beda. Namun, ada sejumlah gejala umum penyakit ini, yaitu:
- Gerak tubuh melambat (bradikinesia).
- Tremor.
- Otot kaku.
- Koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang terganggu.
- Kejang atau kram.
- Kelainan pada postur tubuh.
- Ekspresi wajah yang berkurang.
- Perubahan cara dan nada bicara menjadi lambat, cepat, atau tidak jelas.
Selain gejala umum, ada beberapa tanda awal penyakit Parkinson yang perlu kamu waspadai, antara lain:
1. Tremor
Gejala tremor atau gemetaran menjadi salah satu gejala utama dan cukup khas dari penyakit ini. Kondisi ini biasanya hanya muncul pada satu bagian tubuh yang paling sering menyerang tangan dan jari-jari.
Adapun tremor pada Parkinson biasanya terjadi saat bagian tubuh sedang beristirahat atau tidak melakukan aktivitas sama sekali.
2. Gerakan Melambat
Seiring perkembangannya, Parkinson akan menyebabkan tubuh mengalami penurunan pengendalian gerakan dan koordinasi tubuh.
Akibatnya, gerak tubuh akan melambat, bahkan sulit untuk melakukan aktivitas yang sederhana sekalipun.
3. Hilangnya Refleks
Pengidap penyakit Parkinson juga secara perlahan akan kehilangan kemampuan melakukan gerakan.
Khususnya gerakan yang bersifat reflek dan otomatis, seperti mengedipkan mata atau mengayunkan tangan saat menangkap benda tertentu.
4. Gangguan Keseimbangan
Gejala penyakit Parkinson yang semakin parah dapat membuat pengidapnya mengalami gangguan keseimbangan. Akibatnya, pengidapnya memiliki risiko untuk terjatuh lebih tinggi saat beraktivitas.
5. Perubahan Cara Bicara
Penyakit Parkinson juga akan membuat pengidapnya mengalami perubahan cara bicara.
Kondisi ini bisa membuat pengidapnya memiliki cara bicara yang lebih cepat, tidak jelas, hingga kesulitan untuk berbicara.
6. Otot Terasa Kaku
Parkinson juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami kaku dan tegang pada bagian otot besar serta otot kecil.
Selain berdampak pergerakan tubuh, otot yang terasa kaku juga bisa menyebabkan pengidap kondisi ini kesulitan membuat ekspresi wajah.
Tahapan Gejala Parkinson
Mengutip The Parkinson’s Disease Foundation, gejala Parkinson yang sering terjadi terbagi menjadi 5 tahapan, antara lain:
- Stadium 1. Gejala ringan dan tidak mengganggu kualitas hidup pengidap.
- Stadium 2. Gejala mulai memburuk. Kondisi dapat menimbulkan sulitnya melakukan kegiatan sehari-hari dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya.
- Tahap atau stadium 3 (stadium menengah). Pengidap mulai kehilangan keseimbangan, gerakan mulai lambat, dan mudah terjatuh. Pengidap juga semakin sulit melakukan aktivitas ringan sehari-hari seperti berpakaian, makan, dan menyikat gigi.
- Stadium 4, gejala lebih berat. Pengidap membutuhkan bantuan ketika berjalan dan melakukan kegiatan sehari-hari.
- Stadium 5 adalah stadium akut. Pengidap sudah tidak bisa berjalan dan membutuhkan bantuan seumur hidupnya.
Setiap tahapan gejala Parkinson memiliki gejala yang berbeda. Untuk informasi yang lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel: Ini Gejala Parkinson Berdasarkan Stadium Pengidapnya.
Diagnosis Penyakit Parkinson
Tidak ada tes khusus untuk diagnosis Parkinson. Namun demikian, Neurologist (ahli saraf) akan mendiagnosis penyakit ini berdasarkan riwayat medis, peninjauan tanda dan gejala, serta pemeriksaan saraf fisik:
Jika berkonsultasi ke dokter, mereka akan menyarankan beberapa tindakan. Pertama, dengan specific single-photon emission computerized tomography atau pemindai dopamine transporter (DAT).
Namun, tindakan ini bukan penentu diagnosis yang tepat. Kedua, dokter akan menyarankan tes laboratorium seperti tes darah.
Ketiga adalah tes pencitraan lainnya. Prosedur ini bertujuan untuk membantu menyingkirkan risiko gangguan lainnya. Berikut ini beberapa tes pencitraan yang dapat dokter lakukan:
- MRI. Prosedur ini melibatkan penggunaan magnet besar dan gelombang radio untuk melihat organ dan struktur dalam tubuh. MRI sangat berguna untuk memeriksa otak dan sumsum tulang belakang.
- CT scan. Prosedur ini melibatkan penggabungan serangkaian gambar sinar-X yang dokter ambil dari berbagai sudut tubuh menggunakan pemrosesan komputer untuk membuat gambar penampang.
- USG otak. Prosedur ini melibatkan pengiriman gelombang suara ke kepala dan gambar yang muncul pada layar komputer. Gambar hitam-putih menunjukkan struktur internal otak, termasuk ventrikel (rongga berisi cairan dalam otak) dan pembuluh darah.
- PET scan. Prosedur ini dapat mengevaluasi organ atau jaringan untuk mengetahui adanya penyakit atau kondisi lain. PET juga dokter gunakan untuk mengevaluasi fungsi organ seperti jantung atau otak.
Pengobatan Penyakit Parkinson
Parkinson tidak dapat sembuh total. Namun, pengobatan Parkinson yang tepat dapat meringankan gejala sekaligus meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
Berikut adalah pilihan pengobatan penyakit Parkinson:
1. Pemberian Obat-Obatan
Obat-obatan dapat membantu mengatasi masalah berjalan, bergerak, dan gemetar. Adapun obat yang dokter resepkan berfungsi dalam meningkatkan atau menggantikan dopamin.
Sebab, pengidap Parkinson memiliki konsentrasi dopamin otak yang rendah. Namun, dopamin tidak dapat dokter berikan secara langsung karena tidak dapat masuk ke otak.
Berikut adalah obat yang mungkin dokter resepkan, meliputi:
- Carbidopa levodopa yaitu obat yang akan tubuh ubah menjadi dopamin dalam otak.
- Levodopa dikombinasikan dengan carbidopa (Lodosyn) yang berfungsi untuk mencegah atau mengurangi efek samping seperti mual.
- Carbidopa levodopa inhalasi yang dapat membantu mengelola gejala yang muncul tiba-tiba akibat hilangnya efektivitas obat sebelumnya.
- Infus carbidopa levodopa yang dapat dokter berikan melalui selang makanan agar obat langsung masuk ke dalam usus kecil.
- Agonis dopamin yang meniru efek dopamin dalam otak.
- Penghambat MAO B yang berguna untuk membantu mencegah kerusakan dopamin otak dengan menghambat enzim otak monoamine oxidase B (MAO B).
- Antikolinergik yang bermanfaat untuk membantu mengendalikan getaran yang terkait dengan penyakit.
- Amantadin yang dapat dokter berikan untuk mengontrol gerakan tak sadar (diskinesia) akibat penggunaan carbidopa levodopa.
2. Prosedur Operasi
Ahli bedah menanamkan elektroda ke bagian tertentu dari otak. Elektroda terhubung ke generator yang dokter tanamkan dalam dada dekat tulang selangka.
Alat ini akan mengirimkan listrik ke otak, sehingga dapat mengurangi gejala penyakit. Dokter akan menyesuaikan pengaturan pada alat sesuai dengan kondisi pasien.
3. Terapi
Selain pengobatan dan operasi, pengidap Parkinson juga perlu menjalani beberapa terapi, yaitu:
- Fisioterapi, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bergerak dan kelenturan tubuh. Terapi ini juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina dan kemampuan dalam menjalani aktivitas.
- Terapi wicara, khususnya jika pengidap mengalami kesulitan berbicara dan menelan air liur atau makanan.
- Psikoterapi, untuk pengidap yang mengalami depresi akibat penyakit yang mereka derita. Dokter biasanya merekomendasikan psikoterapi untuk mengelola kondisi mental pengidap.
4. Tindakan Pengobatan Lainnya
Dokter juga dapat merekomendasikan upaya lainnya. Misalnya seperti perubahan gaya hidup.
Dalam beberapa kasus, terapi fisik dan terapi wicara juga dapat menjadi pilihan. Tujuannya, untuk menjaga keseimbangan tubuh dan membantu memperbaiki masalah bicara.
Selain itu, ultrasound terfokus yang dipandu MRI (MRgFUS) juga dapat menjadi pilihan.
Metode ini adalah perawatan invasif minimal yang telah membantu beberapa orang dengan penyakit Parkinson mengelola tremor.
Pencegahan Penyakit Parkinson
Mengingat penyebabnya belum jelas, hingga kini belum ada langkah pasti untuk mencegah Parkinson.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kafein lebih jarang terkena penyakit Parkinson. Ketimbang mereka yang tidak meminumnya.
Namun jika ingin lebih memahami mengenai penyakit ini, baca juga lebih lanjut artikel ini: Perlu Diketahui, Ini 7 Fakta tentang Penyakit Parkinson.
Komplikasi Penyakit Parkinson
Komplikasi Parkinson bisa muncul jika gejala tidak teratasi dengan langkah yang tepat:
- Kesulitan berpikir. Ini biasanya terjadi pada tahap akhir penyakit. Masalah kognitif seperti itu tidak terlalu responsif terhadap obat-obatan.
- Depresi dan perubahan emosi. Pengidap mungkin mengalami depresi dan perubahan emosional lainnya seperti ketakutan, kecemasan, atau kehilangan motivasi.
- Masalah mengunyah dan makan. Penyakit stadium akhir memengaruhi otot-otot dalam mulut sehingga proses mengunyah menjadi lebih sulit.
- Masalah tidur dan gangguan tidur. Pengidap akan mengalami masalah tidur termasuk sering terbangun sepanjang malam, bangun lebih awal, atau tertidur saat siang hari.
- Masalah kandung kemih. Penyakit dapat menyebabkan masalah kandung kemih termasuk tidak dapat mengontrol urin atau kesulitan buang air kecil.
- Sembelit. Banyak pengidap mengalami sembelit akibat saluran pencernaan yang bergerak dengan lebih lambat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau keluarga merasakan gejala yang mengarah pada Parkinson, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc.✔️ Penanganan tepat sedari awal tentunya dapat meminimalkan risiko komplikasi serius.