Penyakit Hashimoto
Pengertian Penyakit Hashimoto
Penyakit Hashimoto atau dikenal juga dengan istilah tiroiditis Hashimoto merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang berada di pangkal leher tepat di bawah jakun. Kelenjar ini berperan penting dalam mengatur banyak fungsi dalam tubuh.
Pada penyakit Hashimoto, sel-sel sistem kekebalan menyerang sel-sel penghasil hormon tiroid hingga mati. Penyakit tersebut menyebabkan kelenjar tiroid meradang, terdestruksi, dan akhirnya kelenjar tersebut tidak mampu lagi menghasilkan hormon tiroid. Akibatnya, produksi hormon tiroid akan menurun yang dikenal juga dengan hipotiroidisme.
Penyebab Penyakit Hashimoto
Penyakit Hashimoto merupakan gangguan autoimun. Sistem kekebalan menciptakan antibodi yang menyerang sel-sel tiroid seolah-olah mereka adalah bakteri, virus, atau benda asing lainnya. Sistem kekebalan secara keliru menggunakan agen pelawan penyakit yang merusak sel dan menyebabkan kematian sel.
Penyebab sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel tiroid belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini diduga berkaitan dengan:
- Faktor genetik.
- Pemicu lingkungan, seperti infeksi, stres, atau paparan radiasi.
- Kombinasi antara faktor lingkungan dan genetik.
Faktor Risiko Penyakit Hashimoto
Penyakit Hashimoto delapan kali lebih umum terjadi pada wanita dengan kisaran usia 40-60 tahun. Selain itu, orang dengan kondisi tertentu juga lebih berisiko terkena penyakit ini, di antaranya:
- Memiliki penyakit autoimun lainnya, seperti rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1 atau lupus.
- Memiliki genetik dan riwayat keluarga yang mengidap penyakit Hashimoto.
- Sedang hamil. Perubahan yang khas dalam fungsi kekebalan tubuh selama kehamilan mungkin menjadi faktor penyakit Hashimoto yang muncul setelah kehamilan.
- Mengonsumsi yodium berlebihan. Terlalu banyak asupan yodium dalam makanan bisa memicu penyakit Hashimoto di antara orang-orang yang sudah memiliki risiko.
- Terpapar radiasi. Orang yang terpapar radiasi lingkungan dengan tingkat yang berlebihan rentan mengalami penyakit Hashimoto.
Gejala Penyakit Hashimoto
Penyakit Hashimoto pada beberapa orang mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Namun, kelenjar tiroid akan membesar seiring penyakit berkembang. Kondisi itu disebut juga gondok. Gondok adalah tanda pertama yang umum dari penyakit Hashimoto. Gondok tidak terasa sakit, tapi bisa menimbulkan rasa penuh di tenggorokan, dan bisa membuat bagian depan leher terlihat seperti bengkak.
Selain itu, gejala lain yang dapat terjadi adalah:
- Kelelahan.
- Tidak tahan dingin.
- Pertambahan berat badan.
- Gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
- Kram pada tulang dan otot.
- Rambut mudah rontok.
- Nyeri atau kesemutan pada tangan dan kaki.
- Haid tidak teratur dan gangguan kesuburan.
- Mengorok saat tidur.
- Kulit kering.
- Mata atau wajah bengkak.
Diagnosis Penyakit Hashimoto
Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Bila terdapat dugaan penyakit Hashimoto, dokter akan menganjurkan pengidap untuk melakukan pemeriksaan hormon tiroid sebagai pemeriksaan laboratorium awal. Prosedurnya berupa pemeriksaan TSH (thyroid stimulating hormone) dari darah dan T4 bebas. Pada pengidap hashimoto akan ditemukan kadar TSH yang meningkat dan kadar T4 bebas yang rendah atau normal.
Setelah itu, akan dilakukan pula pemeriksaan antibodi yaitu anti-TPO (anti thyroid peroxidase). Sebagian besar pengidap hashimoto memiliki anti-TPO yang positif di dalam darahnya. Untuk memastikan diagnosis, biopsi kelenjar tiroid perlu dilakukan. Hasil biopsi penyakit hashimoto akan menunjukkan banyaknya sel limfosit pada kelenjar tiroid.
Pengobatan Penyakit Hashimoto
Pengidap penyakit Hashimoto akan berada dalam kondisi hipotiroid (kadar hormon tiroid dalam tubuh yang rendah) seumur hidupnya. Namun, hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat levotiroksin yang dikonsumsi seumur hidup. Levotiroksin merupakan pengganti hormon tiroid. Konsumsi levotiroksin akan membuat kadar hormon tiroid tetap normal, sehingga metabolisme tubuh berjalan baik.
Pengobatan penyakit ini dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, terutama yang memiliki keahlian dalam bidang endokrin metabolik. Pengidap harus kontrol ke dokter dan memeriksa kadar hormon tiroid di dalam darahnya secara rutin. Hal ini penting untuk mencegah kekurangan atau kelebihan levotiroksin yang dikonsumsi.
Pada tahap awal pengobatan, pemeriksaan hormon tiroid umumnya dilakukan tiap 1–2 bulan sekali. Bila kadar hormon tiroid sudah stabil, pemeriksaan dan kontrol ke dokter umumnya dilakukan setiap 6–12 bulan sekali.
Mengonsumsi levotiroksin berlebihan tanpa pengawasan yang baik dari dokter berisiko menyebabkan osteoporosis, menambah beban kerja jantung, menambah ketebalan otot jantung, dan menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh.
Sementara itu, tidak mengonsumsi levotiroksin akan menyebabkan kondisi hipotiroid yang bisa menyebabkan komplikasi. Contohnya berupa koma miksedema, yaitu penurunan kesadaran dan bengkak di seluruh tubuh akibat hormon tiroid yang terlalu rendah.
Komplikasi Penyakit Hashimoto
Hormon tiroid sangat penting untuk fungsi yang sehat dari banyak sistem tubuh. Oleh karena itu, bila penyakit Hashimoto dan hipotiroidisme tidak diobati, ada banyak komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:
- Masalah jantung.
- Masalah kesehatan mental.
- Disfungsi seksual dan reproduksi.
- Gangguan kehamilan, seperti meningkatnya risiko keguguran atau kelahiran prematur.
- Myxedema, suatu kondisi langka di mana fungsi tubuh melambat hingga dapat mengancam hidup.
Pencegahan Penyakit Hashimoto
Hingga saat ini belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit Hashimoto.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau keluarga mengalami tanda atau gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk diagnosis yang lebih pasti. Dengan mendeteksi penyakit lebih awal, pengobatan pun bisa segera dilakukan. Nah, untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung memilih layanan Home Lab yang kamu inginkan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.