Penyakit Alzheimer
DAFTAR ISI
- Apa Itu Penyakit Alzheimer?
- Penyebab Penyakit Alzheimer
- Faktor Risiko Alzheimer
- Gejala Penyakit Alzheimer
- Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Gejala Alzheimer
- Apa yang Pengidap Penyakit Alzheimer Rasakan?
- Diagnosis Penyakit Alzheimer
- Pengobatan Penyakit Alzheimer
Apa Itu Penyakit Alzheimer?
Penyakit Alzheimer adalah kondisi otak degeneratif yang menyebabkan penurunan progresif dalam sejumlah aspek.
Mulai dari ingatan, kognitif atau kemampuan berpikir, kemampuan bicara dan perilaku.
Penyakit ini dapat menyasar orang dewasa yang masih muda. Namun, sebagian besar kasusnya terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun (lansia).
Pada tahap awal, pengidapnya akan mengalami gangguan daya ingat bersifat ringan. Contohnya seperti mengalami kesulitan mengingat nama benda, percakapan dengan siapa saja hingga peristiwa yang belum lama terjadi.
Penyakit ini dapat memburuk seiring waktu sehingga membuat pengidapnya tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan, pada kasus yang sudah parah, penyakit Alzheimer dapat membuat pengidapnya linglung.
Penyebab Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer terjadi saat protein otak gagal berfungsi secara normal sehingga mengganggu kinerja sel otak (neuron).
Ketika neuron rusak, sel otak kehilangan koneksi satu sama lain hingga akhirnya mati.
Ada dua protein otak yang menjadi penyebab utama Alzheimer yaitu:
- Beta-amiloid. Pengendapan protein ini menimbulkan efek beracun yang dapat mengganggu komunikasi antara sel otak.
- Neurofibril. Ini adalah protein yang berperan dalam membawa nutrisi ke dalam sel otak. Jika tidak sesuai jalur, dapat mengganggu proses pengiriman nutrisi yang memicu efek beracun bagi sel otak.
Faktor Risiko Alzheimer
Beberapa faktor pemicu Alzheimer antara lain:
- Usia. Risiko Alzheimer semakin meningkat seiring berjalannya usia akibat pola hidup tidak sehat.
- Riwayat keluarga dan genetika. Adanya perubahan mutasi genetik dalam keluarga meningkatkan risiko Alzheimer pada 1 persen pengidap.
- Sindrom Down. Alzheimer berkaitan dengan tiga salinan kromosom 21 yang pengidap Sindrom Down miliki.
- Jenis kelamin. Wanita berisiko lebih tinggi terkena Alzheimer ketimbang pria.
- Gangguan kognitif. Pengidap gangguan kognitif akan mengalami masalah memori yang berisiko berkembang menjadi demensia akibat Alzheimer.
- Trauma kepala. Cedera kepala akibat berolahraga, kecelakaan, dan prosedur operasi berisiko terjangkit Alzheimer di kemudian hari.
- Polusi udara. Partikel polusi udara mempercepat degenerasi sistem saraf yang meningkatkan risiko Alzheimer.
- Konsumsi alkohol berlebihan. Alkohol memicu perubahan pada otak yang berkaitan dengan peningkatan risiko demensia sedari awal.
- Pola tidur yang buruk. Kesulitan tidur dan tidak memiliki kualitas tidur yang baik berkaitan dengan peningkatan risiko Alzheimer.
- Gaya hidup dan kesehatan jantung. Kurang olahraga, obesitas, merokok, kolesterol, hipertensi, dan diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol memicu Alzheimer di kemudian hari.
Meski Alzheimer rentan menyerang lansia, tetapi penyakit ini juga dapat terjadi pada usia muda. Baca lebih lanjut pada artikel: Ketahui, Ini 4 Pemicu Alzheimer di Usia Muda.
Gejala Penyakit Alzheimer
Gejala kondisi ini muncul seiring dengan perkembangan penyakit dan pola hidup yang pengidapnya jalani.
Secara umum, gejala awal Alzheimer adalah penurunan daya ingat atau pikun dan fungsi otak pengidapnya.
Kendati begitu, pikun hanyalah gejala awalnya saja. Semakin penyakitnya berkembang, maka akan bermunculan gejala-gejala lain
Apa yang Pengidap Penyakit Alzheimer Rasakan?
Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa gejala Alzheimer yang yang pengidapnya juga bisa rasakan:
1. Gejala Kehilangan Memori
- Mengulangi pernyataan dan pertanyaan.
- Melupakan obrolan, janji pertemuan.
- Lupa meletakkan benda.
- Tersesat di tempat yang dikenali.
- Lupa nama anggota keluarga.
- Lupa nama benda yang sering digunakan.
- Kesulitan mengungkapkan pikiran.
2. Gejala Kehilangan Nalar dalam berpikir
- Kesulitan berkonsentrasi dan berpikir, terutama saat menghitung.
- Sulit melakukan dua pekerjaan sekaligus.
- Sulit mengelola keuangan.
Akhirnya, pengidap tidak dapat mengenali dan berhitung.
3. Salah Membuat Penilaian dan Keputusan
Pengidap mengalami penurunan kemampuan dalam membuat keputusan dan penilaian yang masuk akal. Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan tema acara, misalnya.
4. Merencanakan Melakukan Tugas Harian
Pengidap membutuhkan rencana dalam melakukan rutinitas harian berurutan.
Seiring dengan perkembangan penyakit, pengidap menjadi sering lupa bagaimana cara melakukan aktivitas sederhana seperti berpakaian dan mandi.
5. Gejala Perubahan Kepribadian dan Perilaku
- Depresi.
- Apatis.
- Tidak mau bergaul.
- Perubahan suasana hati.
- Tidak percaya pada orang lain.
- Perubahan pola tidur.
- Delusi.
Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Gejala Alzheimer
Hubungi dokter di Halodoc segera jika kamu merasa ada anggota keluarga mengidap gejala alzheimer.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter bisa kamu hubungi.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Itulah berbagai daftar dokter yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan solusi penanganan disentri yang tepat.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Diagnosis Penyakit Alzheimer
Berikut ini beberapa langkah pemeriksaan yang dokter dapat lakukan:
1. Pemeriksaan Fisik dan Neurologis
Pemeriksaan bertujuan untuk meninjau kesehatan neurologis secara keseluruhan dengan menguji hal-hal berikut:
- Refleks.
- Kekuatan otot.
- Kemampuan bangun dari kursi dan berjalan.
- Indra penglihatan dan pendengaran.
- Koordinasi gerak tubuh.
- Tes laboratorium.
2. Tes Neuropsikologis
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui memori dan keterampilan berpikir pengidap.
Tes neurologis ini sebagai titik awal untuk melacak perkembangan gejala Alzheimer yang bisa saja muncul kemudian hari.
3. Pencitraan Otak
Gambar keseluruhan otak menunjukkan kelainan terkait dengan Alzheimer seperti trauma atau tumor yang menyebabkan perubahan kognitif. Pencitraan struktur otak meliputi:
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI). Prosedur ini akan dokter lakukan menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk menghasilkan gambaran otak yang detail.
- Computerized tomography (CT). Prosedur ini melibatkan sinar-X khusus untuk menghasilkan gambar penampang (irisan) otak.
- Pemindaian PET Fluorodeoxyglucose (FDG). Prosedur dapat mengidentifikasi pola degenerasi otak pada pengidap.
- Pencitraan PET amyloid. Prosedur bertujuan untuk mengukur cadangan amiloid dalam otak.
Pengobatan Penyakit Alzheimer
Berikut ini beberapa langkah pengobatan penyakit Alzheimer yang umum menjadi pilihan:
1. Obat-Obatan
- Penghambat kolinesterase. Obat bekerja dengan meningkatkan komunikasi antar sel dalam otak.
- Inhibitor kolinesterase. Obat dapat memperbaiki gejala neuropsikiatri berupa agitasi dan depresi.
- Memantine (Namenda). Obat bekerja dengan memperlambat perkembangan gejala Alzheimer sedang hingga berat.
- Antidepresan. Obat ini dapat membantu mengendalikan gejala perilaku yang terkait dengan Alzheimer. Namun, penting bagi pengidap kondisi ini untuk berhati-hati dalam mengonsumsinya. Sebab, para ahli berkeyakinan kalau obat ini dapat memengaruhi tekanan darah. Benarkah demikian? Simak jawabannya pada artikel: Hati-Hati, Konsumsi Antidepresan Bisa Pengaruhi Tekanan Darah.
2. Perubahan Kebiasaan Sehari-Hari
- Simpan barang berharga pada tempat yang sama agar tidak kesulitan saat mencari.
- Simpan obat dalam tempat yang aman. Gunakan jadwal harian untuk mengetahui dosis tepat penggunaan obat.
- Gunakan notes untuk mengetahui aktivitas yang sudah kamu lakukan hari ini.
- Membawa tanda pengenal saat bepergian.
Komplikasi Penyakit Alzheimer
Gejala Alzheimer seperti kehilangan ingatan, penurunan kemampuan bicara dan perubahan otak lainnya menghambat pengobatan yang pengidapnya jalani.
Kondisi ini rentan menimbulkan masalah kesehatan lain pada pengidap Alzheimer, seperti:
- Tidak dapat memberitahu orang lain jika mengalami rasa sakit atau efek samping obat.
- Tidak dapat menjelaskan gejala penyakit lain.
Saat penyakit Alzheimer memasuki tahap terakhir, perubahan otak mulai memengaruhi fungsi fisik. Perubahan tersebut dapat menyebabkan:
- Penurunan kemampuan menelan yang dapat memicu dehidrasi dan malnutrisi. Kesulitan menelan juga meningkatkan risiko tersedak yang dapat memicu gangguan pernapasan dan pneumonia aspirasi.
- Penurunan koordinasi tubuh sehingga pengidap Alzheimer rentan terjatuh dan berisiko mengalami patah tulang.
- Timbulnya luka baring atau ulkus dekubitus akibat terlalu lama berbaring di tempat tidur.
Pencegahan Penyakit Alzheimer
Meskipun ada beberapa faktor risiko Alzheimer yang tidak dapat seseorang ubah. Misalnya seperti usia dan faktor genetik, kamu mungkin dapat mengelola faktor lain untuk membantu mengurangi risikonya.
Penelitian menunjukkan bahwa memiliki gaya hidup sehat membantu melindungi otak dari penurunan kognitif.
Strategi berikut dapat membantu mengurangi risiko kamu terkena penyakit Alzheimer:
- Tetap aktif secara mental. Cobalah untuk sering memainkan permainan seperti catur, membaca, mengerjakan teka-teki silang, memainkan alat musik, atau melakukan hobi lain yang membutuhkan kekuatan otak.
- Aktif secara fisik. Olahraga meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak yang dapat memengaruhi kesehatan sel otak. Kenakan tutup kepala pelindung jika kamu berpartisipasi dalam aktivitas yang meningkatkan risiko cedera kepala.
- Tetap aktif secara sosial. Secara teratur berbicara dengan teman dan keluarga dan bergabung dalam kegiatan kelompok dapat menjaga daya ingat.
- Konsumsi makanan sehat tinggi antioksidan. Antioksidan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan sel otak dan mempertahankan ingatan jangka panjang. Selain dari makanan, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen kesehatan agar asupan antioksidan terpenuhi, untuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
- Hindari asupan tertentu. Pastikan untuk membatasi atau tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Sebab, alkohol berkaitan erat dengan penurunan kemampuan fungsi kognitif otak.
Kapan Harus ke Dokter?
Disarankan segera memeriksakan kondisi jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala penyakit Alzheimer.
Penanganan sedari awal tentunya dapat membantu memperlambat perkembangan dan keparahan penyakit ini.
Hubungi dokter spesialis di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan medis awal yang tepat. Klik gambar di bawah ini, ya!