Pemeriksaan TBC
Apa Itu Pemeriksaan TBC?
Pemeriksaan TBC adalah pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab tuberkulosis. TBC merupakan penyakit yang ditularkan melalui bakteri.
Bakteri penyebab TBC umumnya menyerang dan menginfeksi organ paru-paru. Tapi, bisa juga menyerang organ tubuh lain, antara lain ginjal, otak dan tulang belakang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 1,5 juta jiwa meninggal akibat TBC pada 2022. Tuberkulosis berada di peringkat 13 sebagai penyakit paling banyak menyebabkan kematian.
Siapa yang Harus Melakukan Pemeriksaan TBC?
Orang yang memiliki gejala dan berisiko tinggi terkena TBC disarankan untuk melakukan pemeriksaan. Gejala TBC pada pengidap ditandai dengan:
- Batuk parah yang berlangsung lebih dari dua minggu.
- Rasa sakit di area dada.
- Batuk berlendir atau berdarah.
- Rasa lelah berlebihan.
- Kehilangan selera makan.
- Penurunan berat badan.
- Menggigil dan demam.
- Keringat di malam hari.
Sedangkan kelompok yang berisiko tinggi terkena TBC, antara lain:
- Tim medis yang bertugas di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau klinik.
- Tinggal di penampungan tunawisma, panti jompo dan penjara.
- Pernah melakukan kontak fisik dengan pengidap TBC.
- Mengonsumsi obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Menggunakan obat intravena atau injeksi.
- Bepergian atau tinggal di daerah endemik seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jepang, Eropa Utara dan Eropa Barat.
Bagaimana Melakukan Pemeriksaan TBC?
Pemeriksaan terbagi menjadi dua jenis yaitu tes kulit dan tes darah. Ini bertujuan untuk mengukur respons kekebalan tubuh terhadap antigen yang diambil dari bakteri penyebab TBC.
Tes Kulit
Prosedur dilakukan dengan menyuntikkan larutan turunan protein murni (PPD) di bawah kulit. PPD adalah protein yang berasal dari bakteri penyebab TBC yang berasal dari bakteri yang sudah mati.
Jika pernah terpapar Mycobacterium tuberculosis, kulit akan bereaksi terhadap larutan dengan membentuk ruam merah bertekstur keras dalam waktu tiga hari.
Tes Darah
Prosedur dilakukan dengan mencampur sampel darah dengan antigen guna mengukur reaksi menggunakan metode immunoassay. Ini adalah metode biokimia melalui proses stimulasi, deteksi, purifikasi dan produksi antigen serta antibodi.
Tes Dahak
Prosedur dilakukan dengan mengambil sedikit cairan dahak untuk diperiksa di bawah mikroskop. Saat pasien batuk, sampel dari dahak akan dioleskan ke lapisan kaca tipis. Ini disebut dengan smear.
Cairan kemudian dicampur dengan tetesan bahan kimia untuk mengetahui adanya bakteri. Banyaknya jumlah bakteri dalam sampel dahak meningkatkan potensi penularan penyakit.
Rontgen Dada
Ini merupakan prosedur tambahan jika tes dahak menunjukkan hasil positif dan tes lainnya menunjukkan hasil negatif. Rontgen dada memberikan gambaran keseluruhan terhadap organ paru-paru.
Prosedur ini bisa mengetahui tanda-tanda infeksi bakteri di paru-paru. Hasil positif ditandai dengan jantung berada dalam kondisi fisik normal. Tapi, terdapat gambaran seperti awan putih yang tersebar di paru-paru bagian tengah.
Bagaimana Keakuratan Pemeriksaan TBC?
Beberapa pemeriksaan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tes kulit jadi salah satu prosedur yang kurang akurat. Sebab, pemeriksaan tidak dapat mendeteksi jenis TBC.
Sedangkan tes dahak, prosedur ini memiliki persentase keberhasilan sebesar 50 hingga 60 persen. Namun, akurasi pemeriksaan akan menurun jika dilakukan pada pengidap gangguan kesehatan seperti HIV.
Prosedur dengan tingkat akurasi yang tinggi adalah tes darah. Sayangnya, prosedur belum banyak tersedia di fasilitas kesehatan, terutama daerah terpencil dengan fasilitas medis yang belum memadai.
Jika ada yang ingin diketahui seputar pemeriksaan TBC, silakan tanya dokter lebih lanjut. Kamu juga bisa mendapatkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga!