Osteosarkoma
Pengertian Osteosarkoma
Osteosarkoma (juga disebut sarkoma osteogenik) adalah jenis kanker yang dimulai pada sel-sel yang membentuk tulang. Kebanyakan osteosarkoma dialami oleh anak-anak dan dewasa muda. Meski begitu, kanker ini dapat berkembang tak kenal usia.
Jenis kanker ini paling sering ditemukan di tulang panjang, seperti kaki dan lengan. Namun, kanker juga dapat muncul di bagian tulang mana pun. Perawatan biasanya melibatkan kemoterapi, pembedahan dan terapi radiasi. Dokter akan memilih opsi pengobatan berdasarkan letak, ukuran, jenis dan stadium kanker.
Penyebab Osteosarkoma
Kanker ini dimulai ketika sel tulang yang sehat mengembangkan perubahan dalam DNA-nya. DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. Perubahan ini kemudian memberitahu sel untuk mulai membuat tulang baru ketika tidak dibutuhkan.
Alhasil, terbentuklah sebuah massa (tumor) yaitu sel-sel tulang yang tidak terbentuk dengan baik dan dapat menyerang serta merusak jaringan tubuh yang sehat. Sel tersebut sangat rentan pecah dan menyebar (bermetastasis) ke seluruh tubuh.
Perubahan DNA ini dapat terjadi dengan cara diturunkan dari orang tua (perubahan gen turunan) atau dengan cara didapat (perubahan gen akuisita). Nah, perubahan gen turunan biasanya menyebabkan sindrom-sindrom seperti Li-Fraumeni dan retinoblastoma dengan salah satu kondisi yang sering ditemukan pada sindrom tersebut adalah osteosarkoma.
Perubahan gen akuisita biasanya disebabkan oleh gaya hidup, pola makan, serta paparan radiasi yang menyebabkan mutasi gen, sehingga berperan pada pengendalian onkogen dan gen penekan tumor.
Faktor Risiko Osteosarkoma
Ada berbagai faktor yang mampu meningkatkan risiko kanker osteosarkoma. Faktor ini meliputi gaya hidup, seperti berat badan, aktivitas fisik, diet, dan penggunaan tembakau.
Namun, faktor-faktor ini biasanya memakan waktu bertahun-tahun untuk meningkatkan risiko kanker. Sejauh ini, faktor-faktor yang berhubungan dengan gaya hidup belum dikaitkan dengan osteosarkoma pada orang dewasa. Faktor-faktor lain yang diketahui berperan dalam perkembangan osteosarkoma, meliputi:
- Usia 10—30 tahun, terutama pada masa growth spurt.
- Usia lebih dari 60 tahun.
- Memiliki tinggi badan yang cenderung tinggi.
- Jenis kelamin perempuan, terkait periode growth spurt yang muncul lebih cepat.
- Ras Afrika-Amerika dan hispanik.
- Radiasi di tulang.
- Penyakit tulang seperti penyakit Paget dan hereditary multiple osteochondromas.
- Sindrom kanker bawaan, seperti Retinoblastoma, Sindrom Li-Fraumeni, Sindrom Rothmund-Thomson, Sindrom Bloon, Sindrom Werner, Andemia Diamond-Blackfan
Gejala Osteosarkoma
Pada anak-anak dan dewasa muda, osteosarkoma biasanya dimulai di daerah dengan pertumbuhan tulang cepat seperti di dekat ujung tulang kaki atau lengan. Namun, kebanyakan tumor berkembang di tulang sekitar lutut, baik di femur distal (bagian bawah tulang paha) atau tibia proksimal (bagian atas tulang kering).
Tulang lengan atas dekat dengan bahu (proximal humerus) adalah situs paling umum berikutnya. Namun, osteosarkoma dapat berkembang di tulang manapun, termasuk tulang panggul (pinggul), bahu, dan rahang. Ini terutama berlaku pada orang dewasa yang lebih tua.
Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai yaitu pembengkakan di dekat tulang, ulang atau nyeri sendi dan cedera tulang atau tulang patah tanpa alasan yang jelas
Diagnosis Osteosarkoma
Langkah pertama dalam mencari diagnosis biasanya meliputi pemeriksaan fisik serta diskusi tentang riwayat medis dan tes laboratorium. Dokter mungkin menyarankan satu atau lebih dari tes pencitraan ini untuk menemukan kanker dan mencari tahu apakah itu telah menyebar:
- X-ray
- Komputerisasi tomografi (CT)
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Positron Emission Tomography (PET)
- Pemindai tulang (bone scan)
Biopsi tumor juga dapat dilakukan untuk menunjukkan apakah jaringan bersifat kanker dan jika demikian apa jenis kankernya. Pengujian juga mengungkapkan staging kanker yang membantu dokter memahami seberapa agresif kanker tersebut. Jenis prosedur biopsi yang digunakan untuk mendiagnosis osteosarkoma termasuk:
- Biopsi jarum. Dokter memasukkan jarum tipis melalui kulit dan mengarahkannya ke tumor. Jarum digunakan untuk mengangkat potongan-potongan kecil jaringan dari tumor.
- Biopsi bedah. Dokter membuat sayatan melalui kulit dan mengangkat seluruh tumor (biopsi eksisi) atau sebagian dari tumor (biopsi insisional).
Pengobatan Osteosarkoma
Penanganan osteosarkoma akan dipilih berdasarkan letak, ukuran, jenis dan stadium kanker. Opsi perawatan yang bisa dilakukan yaitu:
- Operasi
Tujuan dari operasi adalah untuk mengangkat semua sel kanker. Pengobatan ini sebaiknya perlu mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kemampuan pasien untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Luasnya operasi untuk osteosarkoma tergantung pada beberapa faktor, seperti ukuran tumor dan lokasinya.
- Kemoterapi
Perawatan kanker yang satu ini melibatkan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi biasanya menggabungkan dua atau lebih obat yang dapat diberikan melalui infus, dalam bentuk pil, atau melalui kedua metode tersebut.
Untuk osteosarkoma, kemoterapi sering dianjurkan sebelum pasien menjalani operasi (terapi neoadjuvant). Dokter akan memantau bagaimana sel kanker merespons kemoterapi terlebih dahulu untuk merencanakan perawatan lebih lanjut. Kemoterapi juga dapat digunakan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa.
- Terapi radiasi
Sementara itu, jenis pengobatan ini menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel kanker. Radiasi mungkin menjadi pilihan dalam situasi tertentu, seperti ketika operasi tidak memungkinkan atau jika ahli bedah tidak dapat mengangkat semua kanker selama operasi.
Selama terapi radiasi, pancaran energi dikirim dari mesin yang bergerak di sekitar tubuh pasien saat berbaring di atas meja. Sinar akan diarahkan dengan hati-hati ke area osteosarkoma untuk mengurangi risiko kerusakan sel sehat di sekitarnya.
Komplikasi Osteosarkoma
Risiko komplikasi akibat osteosarkoma meliputi:
- Patah tulang
- Infeksi luka dan lambatnya penyembuhan
- Masalah dengan cangkok tulang donor atau prostesis
- Efek samping kemoterapi seperti anemia, perdarahan, kerusakan ginjal atau hati, gangguan pendengaran, dan risiko kanker lainnya yang lebih tinggi
Pencegahan Osteosarkoma
Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah osteosarkoma, meskipun faktor-faktor tertentu seperti terapi radiasi di masa lalu atau kondisi genetik tertentu meningkatkan risiko. Namun, memiliki faktor risiko tidak selalu berarti akan mendapat osteosarkoma. Oleh karena itu, tanda atau gejala apa pun harus diperiksa sesegera mungkin.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila menemukan tanda dan gejala yang mirip seperti osteosarkoma, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis,. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!