Operasi Usus Buntu
DAFTAR ISI
- Apa itu Operasi Usus Buntu?
- Tujuan dan Indikasi Operasi Usus Buntu
- Hubungi Dokter Ini untuk Informasi Operasi Usus Buntu
- Teknik Operasi Usus Buntu
- Peringatan Operasi Usus Buntu
- Sebelum Operasi Usus Buntu
- Prosedur Operasi Usus Buntu
- Setelah prosedur operasi usus buntu
- Efek Samping Setelah Operasi Usus Buntu
- Perawatan dan Pemulihan Setelah Operasi
- Berapa Biaya Operasi Usus Buntu?
Apa itu Operasi Usus Buntu?
Operasi usus buntu adalah prosedur yang bertujuan untuk mengangkat usus yang terinfeksi atau buntu. Metodenya disebut dengan apendiktomi, yang merupakan operasi darurat umum.
Operasi ini merupakan tindakan medis darurat untuk mengambil apendiks (usus buntu) yang mengalami peradangan. Usus buntu sendiri adalah kantong tipis yang melekat pada bagian usus besar.
Posisinya berada di bagian kanan bawah perut. Jika peradangan usus buntu tidak diobati, maka usus buntu bisa pecah. Kondisi ini ditandai dengan sakit perut yang tidak tertahankan dan membahayakan nyawa.
Tujuan dan Indikasi Operasi Usus Buntu
Operasi usus buntu bertujuan untuk mengatasi radang usus buntu yang tak juga membaik setelah penggunaan obat-obatan. Prosedur ini juga berguna untuk mengatasi gejala atau tanda penyakit, seperti:
- Nyeri perut saat bergerak, menarik napas dalam, batuk, atau bersin.
- Mengalami perut kembung.
- Mual atau muntah berkepanjangan.
- Penurunan atau kehilangan nafsu makan.
- Diare atau sembelit.
- Demam tinggi.
- Sulit buang gas atau kentut.
Namun jika kondisi belum terlalu parah, kamu bisa konsumsi obat ini: Ini Daftar Obat Usus Buntu yang Bisa Ringankan Gejalanya.
Hubungi Dokter Ini untuk Informasi Operasi Usus Buntu
Apabila kamu atau orang terdekat membutuhkan informasi lebih lengkap mengenai operasi usus buntu, segera hubungi dokter spesialis bedah di Halodoc untuk mendapat jawaban yang tepat.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Devid Ruru Sp.B
- dr. Julcrithno Irawan Sp.B
- dr. Rachdithia Ichwiyantho Sp.B
- dr. Ngurah Rai Sp.B
- dr. Srigunda Arisya Fadilla Sp.B
Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk informasi lengkap mengenai operasi usus buntu. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar pertanyaan kamu dapat dijawab dengan tepat.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Teknik Operasi Usus Buntu
Apakah operasi usus buntu operasi besar atau kecil? Jawabannya, tergantung dari metode atau tekniknya. Terdapat dua prosedur yang dilakukan untuk mengangkat usus buntu, yaitu:
1. Apendektomi terbuka
Dokter bedah akan melakukan potongan atau sayatan sepanjang 5 hingga 10 cm di sisi kanan bawah perut atau perut. Kemudian, dokter akan mengeluarkan atau membuat usus buntu melalui sayatan ini.
Metode ini umumnya dilakukan ketika apendiks mengalami peradangan akut atau terjadi komplikasi lain yang mengancam nyawa. Setelah prosedur, pasien memerlukan waktu pemulihan selama 2-4 minggu.
2. Laparoskopi
Metode ini dilakukan tanpa sayatan besar. Caranya, dokter akan menyayat kulit di bagian perut. Kemudian, memasukkan tabung panjang dan tipis yang dilengkapi dengan kamera (laparoskop). Alat ini yang berfungsi untuk mengangkat usus buntu.
Lantas, apa keuntungan setelah operasi usus buntu? Keuntungan utama dari laparoskopi adalah pemulihan yang lebih cepat dan rasa sakit yang lebih sedikit. Selain itu, pasien memiliki bekas luka yang lebih kecil ketimbang pembedahan konvensional.
Untuk meminimalisir penyakit, jauhi beberapa kebiasaan yang memicu radang usus buntu: 5 Kebiasaan Sepele Ini Menyebabkan Radang Usus Buntu.
Peringatan Operasi Usus Buntu
Dokter tidak akan menganjurkan prosedur pada orang yang mengidap radang atau nanah di area sekitar usus buntu. Di sini, dokter akan memberikan antibiotik dan mengeluarkan nanah terlebih dulu.
Dokter juga tidak menyarankan prosedur laparoskopi pada seseorang dengan kondisi ini:
- Usus buntu yang sudah pecah.
- Terdapat lemak tebal di area perut.
- Mengidap perlengketan usus.
- Memiliki alergi terhadap lateks atau obat bius.
- Mengidap koagulopati atau gangguan pembekuan darah.
- Menderita hipertensi portal.
- Tengah menjalani terapi imunosupresan atau radioterapi.
- Menggunakan obat-obatan, termasuk produk herbal atau suplemen.
Sebelum Operasi Usus Buntu
Ada beberapa persiapan sebelum operasi usus buntu. Sama seperti prosedur lainnya, dokter akan menerangkan prosedur beserta efek samping yang bisa saja pasien alami. Namun sebelum itu, jangan lupa beri tahu dokter jika memiliki beberapa kondisi di bawah ini:
- Riwayat kesehatan. Beri tahu secara lengkap, termasuk riwayat penyakit kronis, riwayat operasi, alergi obat atau bahan tertentu, serta riwayat keluarga terkait gangguan kesehatan.
- Obat-obatan yang kamu minum. Langkah ini bertujuan untuk mengganti pola konsumsi obat guna meminimalisir risiko efek samping.
- Alergi dan reaksi alergi. Memberi tahu adanya alergi dan reaksinya bisa mencegah masalah kesehatan pasca operasi.
- Kebiasaan merokok atau minum alkohol. Di sini, dokter mungkin akan memberikan panduan khusus sehubungan dengan kebiasaan ini sebelum memulai operasi.
- Keluhan terkait usus buntu. Jelaskan gejala yang mungkin kamu alami, seperti nyeri perut, mual, muntah, atau perubahan pola buang air besar.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes fisik, tes darah, dan pencitraan. Jika hasilnya sudah pasti, dokter akan meminta pasien berpuasa selama 6-8 jam sebelum prosedur.
Langkah ini bertujuan agar usus berada dalam kondisi kosong sehingga makanan tidak menghalangi proses operasi.
Prosedur Operasi Usus Buntu
Prosedur umumnya berlangsung selama 1 jam. Pertama-tama, dokter akan memberikan obat bius total atau setengah badan agar pasien merasa nyaman saat prosedur berlangsung.
1. Apendektomi terbuka
Apendektomi terbuka adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat usus buntu yang dilakukan dengan membuat sayatan pada perut. Metode ini teruji aman karena dokter memiliki akses langsung ke area yang terdampak.
Namun, prosedur apendektomi terbuka juga memiliki kekurangan, yaitu dapat mengakibatkan bekas luka yang lebih besar dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama karena sayatan pada perut.
Tahapan prosedurnya, meliputi:
- Membuat robekan atau sayatan di perut bagian kanan bawah.
- Setelah membuka jalur, dokter akan mengikat usus buntu dengan benang.
- Selanjutnya, dokter akan memotong dan mengangkat usus buntu.
- Jika usus buntu sudah pecah, dokter akan membersihkan dengan saline atau larutan air garam.
- Lalu mengeluarkan kotoran dan membersihkan area tersebut.
- Setelah selesai, dokter akan menjahit sayatan dan menutupnya dengan perban.
2. Laparoskopi
Berikut ini tahapan operasi usus buntu dengan teknik laparoskopi:
- Membuat robekan atau sayatan di perut bagian kanan bawah.
- Memasukkan gas karbon dioksida dan alat laparoskop.
- Setelah tampak bagian yang bermasalah, dokter akan mengikat usus buntu, memotong, dan mengangkatnya ke luar tubuh.
- Dokter akan membersihkan dan mengeluarkan cairan, darah, serta gas karbon dioksida.
- Terakhir, mengeluarkan laparoskop, menjahit sayatan, dan menutupnya menggunakan perban.
Setelah Prosedur Operasi Usus Buntu
Dokter akan memantau dan memindahkan pasien ke ruang pemulihan. Selanjutnya, memeriksa keadaan pasien secara berkala, termasuk detak jantung, denyut nadi, dan tekanan darahnya.
Tim medis juga akan memberikan obat pereda nyeri dalam bentuk oral atau injeksi untuk menghilangkan rasa sakit di area sayatan. Beberapa jam setelah operasi, pasien boleh duduk atau berdiri.
Dengan teknik ini, pasien boleh pulang ke rumah dalam waktu 1-2 hari. Namun, jangan berkendara terlebih dulu dalam 2-4 minggu setelah prosedur. Pasien juga bisa melakukan ini untuk mempercepat pemulihan:
- Menjaga luka jahitan tetap kering dan bersih.
- Mengonsumsi obat sesuai resep.
- Beristirahat dan jangan melakukan aktivitas berat.
Kamu juga bisa mengetahui penyebab dan gejala penyakit usus buntu lewat artikel ini: Penyebab dan Gejala Usus Buntu yang Jarang Diketahui.
Efek Samping Setelah Operasi Usus Buntu
Sama halnya dengan prosedur operasi lainnya, operasi usus buntu juga bisa menimbulkan berbagai efek samping pada pasien. Lantas, apa efek samping setelah operasi usus buntu?
1. Perlengketan usus
Bekas jahitan pada pengidap kondisi ini akan melekat pada rongga perut atau rahim. Akibatnya, luka menjadi semakin parah dan perlu melakukan prosedur pembedahan. Namun, kondisi ini jarang sekali terjadi.
2. Infeksi luka
Infeksi luka disertai dengan gejala kemerahan, bengkak, dan muncul nanah di area sayatan. Pasien juga akan mengalami gejala berupa demam. Guna mengatasinya, dokter akan memberikan antibiotik.
3. Abses
Abses merupakan kumpulan nanah yang muncul di area luka sayatan. Pengidap kondisi ini akan mengalami demam tinggi, keringat dingin, rasa nyeri yang hebat, dan badan terasa lemas.
4. Perdarahan
Komplikasi pasca operasi usus buntu ini terjadi ketika organ lain di dalam perut mengalami luka. Selain itu, perdarahan juga bisa terjadi di bekas sayatan yang mengalami infeksi.
5. Obstruksi usus
Obstruksi usus adalah penyumbatan yang membuat makanan atau cairan tidak bisa melewati usus kecil atau usus besar. Gejalanya berupa nyeri perut hebat, susah buang air besar, mual, muntah, dan pembengkakan perut.
6. Ileus paralitik
Ileus paralitik adalah suatu keadaan abnormal ketika terdapat hambatan atau kelumpuhan pada motilitas atau pergerakan usus. Pengidap ini akan mengalami perut kembung dan sulit buang gas atau kentut.
7. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum atau lapisan tipis di dinding bagian dalam perut. Gejalanya berupa haus terus-menerus, menggigil, penurunan nafsu makan, dan kelelahan.
8. Segera temui dokter jika mengalami ini
Meski umumnya dapat membaik dengan sendirinya, segera periksakan diri jika mengalami efek samping yang membutuhkan penanganan, seperti:
- Reaksi alergi atau efek samping obat yang membuat kesulitan bernapas.
- Demam atau menggigil.
- Rasa sakit muncul di sekitar lokasi sayatan.
- Kehilangan nafsu makan dan minum.
- Batuk terus-menerus, kesulitan bernapas, atau sesak napas.
- Sakit perut, kram, atau pembengkakan.
- Tidak buang air besar selama 2 hari atau lebih.
Perawatan dan Pemulihan Setelah Operasi
Pascaoperasi usus buntu, pasien akan menjalani observasi selama beberapa jam. Prosedurnya meliputi pemeriksaan tanda vital dan efek reaksi bius pada tubuh pasien. Selanjutnya, berapa lama operasi usus buntu pulih?
Pemulihan biasanya berlangsung selama 4-6 minggu. Selama masa itu, pasien diwajibkan untuk membatasi aktivitas fisik, dan menjalani pemeriksaan rutin guna memantau area bekas operasi.
Selain itu, pasien juga dapat melakukan beberapa langkah ini guna mempercepat proses pemulihan:
- Jangan mengangkat benda berat. Hindari mengangkat benda dengan berat di atas 5 kg. Jauhi 3–5 hari setelah operasi laparoskopi atau 10–14 hari setelah operasi terbuka.
- Mencuci tangan sampai bersih. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun sebelum menyentuh area lokasi sayatan.
- Jangan mandi. Lakukan cara ini sampai hari kedua atau ketiga setelah operasi.
- Periksa tanda-tanda infeksi. Dapat berupa cairan kental dan berbau menyengat atau kemerahan serta nyeri di lokasi sayatan.
- Jangan memakai pakaian ketat. Pakaian ini dapat bergesekan dengan lokasi sayatan dan menyebabkan ketidaknyamanan.
- Mengonsumsi obat pereda nyeri. Tujuannya untuk meredakan rasa tidak nyaman atau nyeri.
- Banyak minum air putih. Untuk melunakkan feses sehingga pasien tidak perlu mengejan berlebihan saat buang air besar.
- Memegang bantal di atas perut. Gunakan ini sebelum batuk atau bersin untuk memberikan tekanan dan meminimalkan ketegangan pada lokasi sayatan.
Kamu bisa mengetahui lebih lanjut tentang proses pemulihan pasca operasi usus buntu di sini: Berapa Lama Waktu Pemulihan Usai Operasi Usus Buntu?
Berapa Biaya Operasi Usus Buntu?
Biaya operasi usus buntu akan berbeda-beda, tergantung pada jenis dan fasilitas kesehatan yang kamu pilih. Kisaran harganya mulai dari Rp8.000.000 hingga lebih dari Rp45.000.000.
Kamu bisa konsultasi dengan dokter di Halodoc untuk bertanya mengenai perawatan pasca operasi atau tindakan medis yang disarankan dengan klik gambar di bawah ini: