Obesitas Morbid
Obesitas morbid atau obesitas kelas III adalah penyakit kronis kompleks di mana seseorang memiliki indeks massa tubuh (BMI) 40 atau lebih tinggi. Seseorang dengan BMI 35 atau lebih tinggi juga bisa dikatakan pengidap obesitas morbid jika ia sedang mengalami kondisi kesehatan terkait obesitas. Kondisi ini terjadi karena pola makanan dan hidup yang tidak sehat sehingga menyebabkan pengumpulan lemak berlebih di tubuh.
Secara umum, pengidap obesitas ini ditandai dengan berat badan yang mencapai 45 kilogram lebih berat dari yang direkomendasikan. Kelas obesitas ini juga dikategorikan sebagai obesitas “berat”. Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis, salah satunya serangan jantung.
Penyebab Obesitas Morbid
Saat beraktivitas, tubuh akan menggunakan kalori yang dikonsumsi dari makanan untuk menjalankan tubuh. Bahkan saat istirahat, tubuh membutuhkan kalori untuk memompa jantung atau mencerna makanan. Jika kalori yang didapat dari makan tersebut tidak digunakan, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak.
Tubuh akan membangun simpanan lemak yang lebih banyak jika kamu terus mengonsumsi lebih banyak kalori. Ketidakseimbangan antara kalori yang digunakan tubuh selama aktivitas dan kalori yang masuk melalui makanan merupakan penyebab obesitas morbid. Kondisi ini adalah hasil dari terlalu banyak lemak yang disimpan dalam tubuh.
Tak hanya itu, obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, juga dapat menyebabkan penambahan berat badan. Kondisi medis seperti hipotiroidisme juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan, tetapi biasanya dapat diatasi agar tidak menyebabkan obesitas.
Gejala Obesitas Morbid
Sebenarnya, tidak ada gejala spesifik dari obesitas kelas III. Tanda-tanda obesitas ini biasanya bisa diukur dari indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi atau distribusi lemak tubuh yang tidak sehat yang didiagnosa oleh dokter. Obesitas kelas III dapat menyebabkan efek samping dan komplikasi pada kesehatan tubuh.
Diagnosis Obesitas Morbid
Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat berat badan serta upaya penurunan berat badan yang pernah dilakukan. Mereka akan menanyakan tentang kebiasaan makan dan olahraga, serta riwayat kesehatan.
Berikut beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan dokter.
1. Menghitung BMI
BMI dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Kamu dapat menghitung BMI dengan menggunakan kalkulator khusus yang disediakan oleh penyedia layanan kesehatan.
Berikut adalah rentang BMI dan kategori obesitas yang sesuai:
- Berat badan kurang: di bawah 18,5.
- Normal: 18,5 hingga 24,9.
- Kelebihan berat badan: 25,0 hingga 29,9.
- Obesitas (kelas 1): 30,0 dan 34,9.
- Obesitas morbid: 35-39,9.
Menggunakan BMI sebagai alat diagnosis untuk obesitas memiliki keterbatasan. Sebab, BMI hanya memperkirakan lemak tubuh. Misalnya, atlet mungkin memiliki berat badan yang tinggi karena massa otot mereka yang lebih tinggi. Mereka bisa jatuh ke dalam kisaran BMI obesitas atau obesitas morbid, padahal sebenarnya memiliki sejumlah kecil lemak tubuh.
2. Menghitung Persentase Lemak Tubuh
Tes lipatan kulit atau skinfold test juga dapat dilakukan untuk memeriksa persentase lemak tubuh. Dalam tes ini, dokter mengukur ketebalan lipatan kulit dari lengan, perut, atau paha dengan jangka sorong. Lemak tubuh dapat diukur secara lebih akurat menggunakan peralatan khusus untuk menghitung perpindahan air atau udara.
3. Tes Lainnya
Dokter juga mungkin memesan tes darah tambahan untuk mencari masalah hormonal atau medis lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Risiko Obesitas Morbid
Obesitas adalah masalah kesehatan yang serius. Tanpa perawatan yang tepat, obesitas dapat menyebabkan masalah kesehatan serius lainnya, seperti:
- Osteoartritis.
- Penyakit jantung dan kelainan lipid darah.
- Sleep apnea (kondisi berhenti bernapas secara berkala saat tidur).
- Masalah reproduksi.
- Batu empedu.
- Kanker.
- Sindrom hipoventilasi obesitas.
- Sindrom metabolik.
Pengobatan Obesitas Morbid
Cara terbaik untuk memerangi obesitas kelas 3 ini tentu saja dengan menjaga gaya hidup sehat. Dokter juga dapat memberikan berbagai terapi, termasuk obat-obatan dan prosedur pembedahan.
1. Pemberian Obat
Ini adalah beberapa obat untuk menurunkan berat badan yang mungkin dianjurkan dokter:
- Bupropion-naltrexone.
- Liraglutide.
- Orlistat.
- Phentermine-topiramate.
Beberapa orang mungkin tidak merespon dengan baik terhadap obat penurun berat badan. Berhenti mengonsumsi obat tanpa perintah dokter juga akan menyebabkan berat badan naik kembali.
2. Teknik Endoskopi
Ada dua teknik endoskopi yang dapat digunakan untuk mengobati obesitas ini.
- Endoscopic Sleeve Gastroplasty: Prosedur ini dilakukan dengan menjahit lambung agar menampung makanan lebih sedikit.
- Intragastric Balloon: Pemasangan balon kecil berisi cairan ke dalam lambung agar ruang di lambung berkurang sehingga makan lebih sedikit.
3. Pembedahan
Pembedahan atau operasi untuk menurunkan badan merupakan cara yang paling akhir jika cara lain tidak bekerja dengan baik. Operasi penurunan berat badan disebut juga operasi bariatrik. Namun, proses ini dapat mengurangi penyerapan zat dan nutrisi penting dalam tubuh.
Itulah pembahasan seputar penyakit obesitas morbid. Jika kamu ingin berkonsultasi ke dokter terkait masalah kesehatan, kamu bisa menghubunginya melalui Halodoc. Bila dokter meresepkan obat, cek kebutuhan medis di Halodoc. Tunggu apa lagi, segera download Halodoc sekarang!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Class III Obesity.
Healthline. Diakses pada 2022. Morbid Obesity.
Web MD. Diakses pada 2022. Morbid Obesity.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan