Obat Antibiotik
DAFTAR ISI
- Apa Itu Antibiotik
- Cara Kerja Antibiotik
- Jenis-Jenis Antibiotik
- Manfaat Obat Antibiotik
- Aturan Penggunaan dan Dosis Obat Antibiotik
- Merek Dagang Obat Antibiotik
- Apa Kata Studi tentang Antibiotik?
- Peringatan Sebelum Menggunakan Antibiotik
- Efek Samping Antibiotik
- Interaksi Obat
- Kontraindikasi Obat
Apa Itu Antibiotik?
Antibiotik merupakan obat untuk melawan infeksi bakteri. Cara kerjanya dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Jenis obat ini tidak efektif untuk mengatasi penyakit akibat infeksi virus, seperti flu atau influenza.
Di sisi lain, penggunaannya tidak boleh sembarangan, karena bisa menyebabkan resistensi dan membuat pengobatan jadi tidak optimal. Oleh karena itu, pemakaiannya harus sesuai anjuran atau resep dari dokter.
Cara Kerja Antibiotik
Cara kerja antibiotik adalah menghentikan pertumbuhan dan membunuh bakteri. Tubuh membutuhkannya ketika imunitas tidak kuat lagi untuk menghancurkan bakteri.
Antibiotik bisa langsung bekerja pada tubuh. Namun, hasilnya tidak langsung terlihat dalam waktu 2 sampai 3 hari. Khasiatnya akan tergantung pada jenis infeksi dan intensitas keparahan penyakit.
Kebanyakan jenis obat antibiotik diminum selama 7 sampai 14 hari. Dalam beberapa kasus yang ringan, dokter biasanya meresepkan obat dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan hari.
Meski sudah merasa lebih baik setelah beberapa hari, kamu perlu menghabiskannya guna mencegah resistensi. Di tahap ini, patogen penyebab penyakit menjadi kebal terhadap kandungan obat.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai cara kerja antibiotik, baca di artikel ini: “Begini Cara Kerja Antibiotik untuk Atasi Infeksi”.
Jenis-Jenis Antibiotik
Ada beberapa jenis obat antibiotik yang beredar di pasaran berdasarkan cara penggunaannya. Contohnya, yaitu:
- Penggunaan secara oral (melalui mulut), berupa pil, kapsul, atau cairan.
- Topikal berupa krim, semprotan, atau salep yang bisa kamu gunakan dengan cara dioleskan pada kulit. Selain pada kulit, antibiotik topikal juga dapat berbentuk sebagai salep mata, obat tetes mata, atau obat tetes telinga.
- Suntikan atau intravena (IV). Antibiotik jenis ini biasanya bisa kamu gunakan untuk mengatasi infeksi yang lebih serius.
Sementara itu, antibiotik juga dibedakan berdasarkan jenis atau merk dagangnya. Misalnya, seperti:
1. Penisilin
Penisilin efektif mengatasi gangguan kulit, infeksi telinga tengah, ginjal, dan darah. Cara kerjanya dengan membunuh bakteri Staphylococci dan Streptococci.
Contoh merek dagang penisilin, meliputi:
Amoxicillin
- Bentuk obat: tablet, kaplet, sirup kering, kapsul, dan suntik.
- Merek dagang: Amobiotic, Omemox, Pehamoxil, Pritamox, Supramox, Topcillin.
Ampicillin
- Bentuk obat: kapsul, kaplet, sirup kering, suspensi kering, dan suntik.
- Merek dagang: Ambiopi, Ampicillin, sanpicillin, Viccillin.
Oxacillin
- Bentuk obat: suntik.
- Merek dagang: Meixam.
Penicillin G
- Bentuk obat: suntik.
- Merek dagang: Benzathine Benzylpenicillin, Procaine Benzylpenicillin.
Kamu bisa mengetahui lebih lengkap tentang jenis penisilin di artikel ini: Penicillin: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping.
2. Sefalosporin
Obat ini berguna untuk mengobati gonore, penyakit radang panggul, dan sinusitis. Sefalosporin efektif juga untuk mengatasi infeksi saluran kemih (ISK), epididymo-orchitis, dan selulitis.
Dokter meresepkan sefalosporin untuk orang yang alergi terhadap penisilin. Contoh merek dagang sefalosporin, meliputi:
Cefaclor
- Bentuk obat: kapsul, sirup kering, dan kapsul tablet.
- Merek dagang: Forifek, Capabiotic 500.
Cefadroxil
- Bentuk obat: sirup kering, dan kapsul.
- Merek dagang: Bidicef, Cefadroxil Monohydrate, Cefat, Gencef 250, Quafaxil.
Cefixime
- Bentuk obat: tablet, sirup kering, kapsul, dan kaplet.
- Merek dagang: Anfix, Cefacef, Cefarox, Cefixstar, Cefspan, Cerafix.
3. Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah obat bersifat antiradang. Obat ini kerap diresepkan oleh dokter untuk mengatasi infeksi pada dada, uretra, dan panggul. Tetrasiklin juga dapat mengobati kondisi kulit, seperti jerawat, rosacea, dan dermatitis perioral.
Anak-anak di bawah 12 tahun dan orang hamil atau menyusui tidak dianjurkan untuk mengonsumsi tetrasiklin. Sebab, jenis antibiotik ini berpotensi menodai gigi yang sedang berkembang.
Merek dagang tetrasiklin, yaitu:
Doxycycline
- Bentuk obat: kapsul.
- Merk dagang: Dumoxin, Interdoxin, Pushrob, Siclidon, dan Viadoxin.
Minocycline
- Bentuk obat: kapsul dan salep topikal (untuk infeksi gigi).
- Merek dagang: Nomika, Periocline.
4. Makrolida
Kelompok obat antibiotik ini punya sifat antiinflamasi dan imunomodulator. Itu sebabnya, mereka efektif mengobati strain bakteri yang resisten terhadap penisilin.
Obat ini biasanya dipergunakan untuk mengobati infeksi kulit, jaringan lunak, pernapasan, dan penyakit menular seksual. Jenis makrolida meliputi:
Clarithromycin
- Bentuk obat: sirup kering, tablet, dan kaplet.
- Merk dagang: Bicrolid, Hecobac, Abbotic.
Erythromycin
- Bentuk obat: sirup kering, cairan obat luar, krim dan gel topikal, kaplet, serta kapsul.
- Merk dagang: Erymed, Erysanbe, Erythrin.
5. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones atau kuinolon adalah obat yang bisa kamu gunakan untuk melawan infeksi bakteri yang mengancam jiwa atau sulit diobati. Ini sering digunakan sebagai pengobatan lini pertama untuk prostatitis.
Dokter juga sering menggunakannya untuk mengobati kasus epididimo-orkitis, gonore, dan tuberkulosis tertentu.
Jenis-jenis fluoroquinolone meliputi:
Ciprofloxacin
- Bentuk obat: infus, tablet, dan tetes telinga.
- Merk dagang: Tequinol, Floxifar, Interflox.
Levofloxacin
- Bentuk obat: tablet, kaplet, infus, dan tetes mata.
- Merk dagang: Cravit, Cendo LFX.
6. Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah jenis yang biasa kamu gunakan untuk mengatasi gangguan, seperti bakteremia, infeksi tulang, fibrosis kistik, diare, meningitis, tuberkulosis, atau infeksi ginjal.
Jenisnya meliputi:
Paromomycin
- Bentuk obat: tablet dan sirup.
- Merk dagang: –
Amikacin
- Bentuk obat: suntik.
- Merk dagang: –
Kanamycin
- Bentuk obat: kapsul dan suntik.
- Merk dagang: –
7. Lincosamide
Antibiotik ini berfungsi untuk mengobati dan mencegah beberapa gangguan akibat infeksi bakteri. Misalnya, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran pernapasan, infeksi tulang dan sendi, peritonitis, dan infeksi bakteri vagina.
Jenis obat ini meliputi:
Clindamycin
- Bentuk obat: kapsul, krim, gel, dan cair.
- Merk dagang: Clidacor, Prolic, Cindala.
Lincomycin
- Bentuk obat: sirup dan kapsul.
- Merk dagang: –
8. Glicopeptide
Glicopeptide adalah jenis obat yang berfungsi untuk mengatasi diare akibat bakteri Clostridium difficile, infeksi kulit, dan endokarditis. Jenis obatnya, yaitu:
Vancomycin
- Bentuk obat: injeksi atau suntik.
- Merk dagang: –
9. Carbapenem
Obat ini berkhasiat untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri. Misalnya, infeksi tulang, pneumonia, dan infeksi ginjal. Jenis obat ini hanya bisa dipakai ketika jenis lainnya tidak efektif mengatasi infeksi.
Jenis obatnya meliputi:
Meropenem
- Bentuk obat: suntik.
- Merk dagang: –
Ertapenem
- Bentuk obat: suntik.
- Merk dagang: –
Biapenem
- Bentuk obat: suntik.
- Merk dagang: –
10. Sulfa atau sulfonamida
Obat golongan sulfa ini berkhasiat untuk menangani infeksi saluran kemih, bronkitis, meningitis bakterial, pneumonia, dan infeksi mata atau telinga. Jenisnya meliputi:
Sulfamethoxazole
- Bentuk obat: tablet, kaplet, dan sirup.
- Merk dagang: –
Sulfadiazine
- Bentuk obat: krim dan tablet.
- Merk dagang: –
Manfaat Obat Antibiotik
Manfaat obat antibiotik adalah mengobati infeksi bakteri. Lantas, antibiotik obat untuk penyakit apa? Beberapa di antaranya, radang tenggorokan, infeksi saluran kemih, dan infeksi bakteri E. coli.
Mengapa diberi antibiotik? Sebab, jenis obat ini mampu menekan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan gangguan. Selain itu, obat juga efektif mengobati infeksi dengan membunuh patogen penyebab penyakit.
Mengonsumsi antibiotik saat tidak kamu perlukan tidak akan membantu dan justru menimbulkan efek samping. Karena itu, penting untuk mengikuti anjuran dokter saat memakai obat ini.
Pada umumnya, penggunaan obat antibiotik harus kamu habiskan untuk mencegah resistensi terhadap bakteri. Jika tidak diresepkan, jangan meminta dokter untuk memberikan jenis obat ini.
Aturan Penggunaan dan Dosis Obat Antibiotik
Dosis antibiotik akan bervariasi pada setiap orang, tergantung jenis bakteri dan tingkat keparahannya.
1. Amoxicillin (penisilin)
Untuk mengatasi Infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan:
- Infeksi ringan sampai sedang. 500 mg secara oral setiap 12 jam atau 250 mg secara oral setiap 8 jam selama 10-4 hari.
- Infeksi parah. 875 mg penggunaan oral setiap 12 jam atau 500 mg secara oral setiap 8 jam selama 10-14 hari.
2. Cefixime
Untuk mengatasi gonore tanpa komplikasi:
- Dewasa: 400 mg sebagai dosis tunggal.
Untuk infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi saluran pernafasan atas, dan infeksi saluran kemih
- Orang dewasa. 200-400 mg sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi setiap hari, sesuai dengan tingkat keparahan infeksi. Durasi pengobatan: 7-14 hari, tergantung jenis dan tingkat keparahan infeksi.
- Anak 6 bulan hingga 10 tahun dengan berat badan <50 kg. Sebagai tablet hisap atau kunyah: 8 mg/kg setiap hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi; >10 tahun dengan berat badan >50 kg: Sama dengan dosis dewasa.
3. Erythromycin
Dalam bentuk intravena
Untuk mengatasi: infeksi bedah, masalah saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi gram-negatif dan gram-positif.
- Orang dewasa. 1-2 g atau 25 mg/kg setiap hari dalam 2-4 dosis terbagi. Maksimal pemberian hingga 4 g atau 50 mg/kg setiap hari pada infeksi berat. Dosis dapat diberikan terus menerus atau melalui infus intermiten selama 20-60 menit setiap 6 jam. Ganti dengan eritromisin oral setelah 2-7 hari.
- Anak-anak. 15-20 mg/kg setiap hari, terbagi setiap 6 jam. Maksimal penggunaan sebanyak 4 g setiap hari.
Dalam bentuk salep
Konjungtivitis neonatal
- Anak-anak. Oleskan salep sepanjang 1 cm ke dalam masing-masing kantung konjungtiva bawah.
Infeksi mata superfisial
- Orang dewasa. Oleskan salep sepanjang 1 cm pada mata yang terkena hingga 6 kali sehari, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
- Anak-anak. Sama dengan dosis dewasa.
Dalam bentuk oral
Infeksi bedah, masalah saluran pernafasan, Infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi gram-negatif dan gram-positif.
- Orang dewasa. 1-2 g setiap hari dalam 2-4 dosis terbagi. Dapat ditingkatkan hingga 4 g setiap hari untuk infeksi berat. Dosis di atas 1 g sebaiknya diberikan dalam lebih dari 2 dosis terbagi.
- Anak-anak. 30-50 mg/kg setiap hari dalam 2-4 dosis terbagi.
Pastikan untuk menggunakan obat ini sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Khususnya terhadap dosis dan jenis antibiotik yang dokter berikan. Selain itu, kamu juga harus tahu Alasan Minum Obat Antibiotik Harus Dihabiskan.
Fakta Mengenai Obat Antibiotik yang Perlu Diketahui
1. Penisilin merupakan antibiotik pertama yang ditemukan oleh Alexander Fleming di tahun 1928. Antibiotik ini berasal dari jamur Penicillium notatum.
2. Antibiotik bisa mengobati infeksi, tetapi pada beberapa kondisi obat ini juga dapat membunuh bakteri baik di usus yang kemudian memicu gangguan pencernaan.
3. Penisilin sebagai antibiotik tertua masih digunakan secara luas hingga saat ini, khususnya untuk mengatasi infeksi bakteri.
4. Selain manusia, antibiotik juga digunakan untuk hewan ternak dan tanaman.
Merek Dagang Obat Antibiotik
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi obat antibiotik yang bisa kamu gunakan:
- Amoxsan 500 mg 10 Kapsul. Merupakan obat antibiotik dengan kandungan Amoxicillin yang bermanfaat untuk mengatasi infeksi kulit, jaringan lunak, saluran pernafasan, saluran genitourinari, dan gonore.
- Super Tetra 250 mg 6 Kapsul Lunak. Dengan kandungan Tetracycline obat ini mampu mengatasi infeksi pada kulit, usus, saluran pernapasan, saluran kemih, kelamin, kelenjar getah bening, dan bagian lain dalam tubuh.
- Thiamphenicol 500 mg 10 Kapsul. Digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran kemih dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri.
- Floxigra 500 mg 10 Kaplet. Mengandung Ciprofloxacin yang berfungsi mengobati infeksi saluran kemih (ISK), saluran pernapasan, kulit dan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri yang rentan.
- Helixim 100 mg 10 Kapsul. Dengan kandungan Cefixime, bermanfaat mengobati infeksi saluran kemih hingga bronkitis akut dan kronis.
- Siclidon 100 mg 10 Kapsul. Mengandung zat aktif Doxycycline untuk pengobatan berbagai macam infeksi, seperti sifilis, gonore, tifus, antraks, hingga malaria.
- Baquinor Forte 500 mg 10 Kaplet. Dengan kandungan Ciprofloxacin, obat ini efektif mengatasi berbagai jenis bakteri gram negatif dan gram positif yang menyebabkan infeksi saluran kemih hingga infeksi saluran napas.
Kamu bisa mendapatkan obat antibiotik secara online dari Toko Kesehatan Halodoc. Produk akan dikirim langsung dari apotek terpercaya langsung ke lokasimu.
Apa Kata Studi tentang Antibiotik?
Menurut studi berjudul Mekanisme Kerja Antibiotik yang dipublikasikan oleh UMI Medical Journal (2022), penggunaan obat-obatan yang tidak rasional jadi masalah yang terjadi di pelayanan kesehatan, terutama di rumah sakit. Hal ini termasuk juga terkait penggunaan antibiotik.
Penggunaan antibiotik di rumah sakit yang tidak perlu atau berlebihan, mendorong berkembanganya resistensi terhadap bakteri tertentu. Kondisi ini kemudian dikaitkan dengan risiko infeksi nosokomial. Ini merupakan infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui mekanisme kerja antibiotik agar pemberiannya sesuai dengan bakteri penyebab suatu penyakit, serta mencegah terjadinya risiko resistensi.
Peringatan Sebelum Menggunakan Antibiotik
Saat kamu minum antibiotik, penting untuk meminumnya secara bertanggung jawab dengan mengikuti hal berikut:
- Beri tahu dokter jika memiliki riwayat alergi antibiotik maupun jenis alergi lain.
- Kamu juga perlu memberi tahu riwayat kesehatan yang dimiliki, misalnya penyakit jantung atau penyakit hati.
- Selalu ikuti petunjuk resep dan anjuran dokter.
- Hindari menyimpan obat ini untuk kamu gunakan di masa mendatang.
- Jangan berbagi antibiotik yang dokter resepkan untuk orang lain.
- Habiskan obat meski telah merasa lebih baik. Berhenti meminumnya lebih cepat justru bisa membuat bakteri bertahan atau resisten dan menginfeksi tubuh kembali.
- Informasikan kepada dokter terkait obat-obatan lain yang sedang kamu konsumsi, termasuk pil KB, suplemen dan produk herbal.
- Beri tahu dokter apabila sedang hamil, sedang merencanakan kehamilan, atau tengah menyusui.
- Tunda vaksinasi bakteri hidup bila sedang menggunakan obat ini. Atau beri tahu dokter apabila telah mendapatkan vaksinasi bakteri jika diresepkan antibiotik.
- Pantang minum minuman beralkohol saat menjalani pengobatan antibiotik. Hal ini berpotensi menyebabkan efek samping.
- Temui dokter segera apabila mengalami reaksi alergi obat setelah meminum obat ini.
Efek Samping Antibiotik
Penggunaan dapat menyebabkan efek samping antibiotik berikut:
- Diare.
- Mual.
- Muntah.
- Ruam.
- Sakit perut.
- Kepekaan terhadap sinar matahari, saat mengambil tetrasiklin.
- Penggunaan jangka panjang antibiotik tertentu dapat memicu infeksi jamur pada mulut, saluran pencernaan, dan vagina. Kamu bisa membaca artikel berikut untuk informasi lengkapnya 6 Dampak Terlalu Sering Minum Antibiotik.
Sementara itu, beberapa efek samping antibiotik yang tidak biasa meliputi:
- Jumlah trombosit yang rendah, saat mengonsumsi sefalosporin, dan penisilin.
- Sakit dan nyeri yang parah, saat mengonsumsi fluoroquinolones.
- Gangguan pendengaran, saat mengonsumsi makrolida atau aminoglikosida.
- Granulosit rendah (sejenis leukosit) saat mengonsumsi penisilin.
- Pembentukan batu ginjal, saat mengonsumsi sulfonamida.
Pada sebagian kasus, orang berusia lanjut juga dapat mengalami infeksi bakteri C. difficile sebagai efek samping parah. Mereka mungkin berisiko mengalami radang usus, yang dapat menyebabkan diare berdarah yang parah.
Interaksi Obat
Obat ini terkadang dapat berinteraksi dengan obat atau zat lain, sehingga dapat memiliki efek yang berbeda dari yang diharapkan.
Berikut adalah obat atau zat lain tersebut:
- Alkohol. Beberapa antibiotik dapat menimbulkan efek samping seperti mual atau pusing, yang dapat makin parah dengan meminum alkohol.
- Metronidazole dan tinidazole. Minum alkohol dengan metronidazole atau tinidazole dapat menyebabkan efek samping yang sangat tidak menyenangkan. Misalnya seperti sakit perut, pusing, hingga detak jantung tidak teratur.
- Pil kontrasepsi. Beberapa antibiotik, seperti rifampisin dan rifabutin, dapat mengurangi efektivitas pil KB.
Kontraindikasi Obat
Setiap obat dapat memiliki kontraindikasi yang berbeda. Sebagai contoh, kontra indikasi dari Cefixime adalah hipersensitif terhadap sefalosporin, penisilin, atau jenis antibiotik beta-laktam apa pun.
Sementara itu, kontraindikasi amoxicillin dapat berupa hipersensitivitas atau riwayat reaksi alergi berat, misalnya anafilaksis terhadap amoksisilin atau antibiotik lainnya. Misalnya seperti penisilin, sefalosporin, karbapenem, monobaktam.
Temukan obat antibiotik dari resep dokter yang diperlukan untuk kamu dan keluarga hanya di Toko Kesehatan Halodoc✔️ klik gambar di bawah ini, ya!