Norethisterone
DAFTAR ISI
- Norethisterone
- Manfaat Norethisterone
- Dosis Norethisterone
- Cara Penggunaan Norethisterone
- Perhatian Penggunaan Norethisterone
- Efek Samping Norethisterone
- Interaksi Norethisterone
- Kontradiksi Norethisterone
Deskripsi Norethisterone
Norethisterone adalah progesteron sintetis untuk mengobati gangguan haid dan mencegah kehamilan. Cara kerjanya dengan membuat cairan vagina lebih tebal sehingga menghambat sperma untuk mencapai sel telur.
Obat ini juga mengubah lapisan rahim guna mencegah terjadinya pembuahan. Hormon sintetis ini hanya tersedia dalam bentuk tablet saja.
Manfaat Norethisterone
Manfaat utama norethisterone adalah untuk mencegah kehamilan, mengatasi endometriosis, gangguan menstruasi, dan perdarahan uterus abnormal. Karena ukurannya yang kecil, obat ini kerap disebut sebagai pil mini.
Norethisterone disinyalir lebih efektif daripada metode kontrasepsi lain, seperti kondom. Meski begitu, obat ini masih tidak lebih efektif dari pil kontrasepsi karena tidak bisa mencegah ovulasi secara konsisten.
Namun, norethisterone sering menjadi obat alternatif untuk wanita yang tidak bisa mengonsumsi estrogen. Nah, kamu juga perlu tahu Ini Fungsi Hormon Estrogen pada Tubuh. Untuk mendapatkan manfaatnya pun, kamu perlu mengonsumsi obat ini sesuai anjuran dokter.
Dosis Norethisterone
Norethisterone tidak dijual bebas dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Berikut dosis pemakaiannya secara umum:
- Mengatasi menstruasi yang tidak teratur: Dosis pemakaiannya 2-3 kali sehari sebanyak satu tablet selama 10-14 hari. Obat ini perlu kamu minum sekitar tiga hari sebelum siklus menstruasi. Tujuannya untuk memicu terjadinya menstruasi 2-3 hari kemudian.
- Endometriosis: Dosisnya dua kali sehari sebanyak satu tablet. Konsumsinya dimulai dari hari pertama sampai kelima siklus menstruasi. Apabila keluar bercak, dosisnya bisa kamu tambah menjadi dua kali sehari dua tablet.
- Perdarahan disfungsional: Untuk mengatasi perdarahan dosisnya satu tablet mengandung 5 miligram yang bisa kamu minum tiga kali sehari selama 10 hari.
- Amenorea: Dosisnya yaitu 1-2 kali sehari satu tablet selama 10 hari.
- Sindrom pramenstruasi dan mastopati klinik: Dosis pemakaiannya yaitu 1-3 kali satu tablet selama fase luteal siklus menstruasi.
Jika kamu mengalami menstruasi yang tidak teratur, segera temui dokter. Sebab, bisa jadi kamu mengalami salah satu gangguan di atas. Kamu juga bisa membaca artikel berikut untuk mengetahui jenis-jenis gangguan menstruasi Inilah Gangguan Menstruasi yang Umum Dialami Wanita.
Cara Penggunaan Norethisterone
Pastikan kamu menggunakannya sesuai anjuran dan resep dokter. Jangan ragu untuk bertanya pada dokter atau apoteker apabila memiliki pertanyaan.
Berikut cara penggunaan norethisterone:
- Minum tablet secara utuh dengan bantuan air putih.
- Minum obat di waktu yang sama setiap harinya supaya efeknya maksimal.
- Jika kamu sering mengalami mual dan sakit perut usai mengonsumsi obat ini, sebaiknya minum setelah makan malam atau sebelum tidur.
- Hal yang terbaik adalah memulai minum obat ini pada hari pertama periode menstruasi. Apabila kamu mulai meminumnya pada hari lain, gunakan alat kontrasepsi, seperti kondom selama 48 jam pertama untuk mencegah kehamilan. Lanjutkan minum satu tablet setiap hari
- Setelah meminum tablet terakhir dalam kemasan, mulai kemasan baru keesokan harinya.
- Gunakan alat kontrasepsi cadangan, seperti kondom apabila kamu lupa meminum obat ini atau meminumnya tiga jam lebih lambat dari biasanya.
Perhatian Penggunaan Norethisterone
Beri tahu dokter apabila kamu alergi terhadap norethindrone atau jenis obat progesteron sintesis lainnya. Kamu juga perlu memberi tahu dokter seputar alergi lain yang kamu miliki.
Berikut hal lain yang perlu kamu perhatikan sebelum meminum norethisterone:
- Informasikan pada dokter apabila memiliki riwayat penggumpalan darah, gangguan pembekuan darah, tekanan darah tinggi, pemeriksaan payudara abnormal dan kanker.
- Beri tahu dokter apabila mengidap kolesterol tinggi, depresi, diabetes, sakit kepala parah, penyakit hati, masalah jantung dan gangguan penglihatan.
- Kamu juga perlu memberi tahu dokter apabila mengalami jaundice saat hamil atau masih menggunakan KB hormonal.
- Beri tahu dokter apabila tengah mengalami perdarahan pada vagina.
- Risiko stroke, serangan jantung, hipertensi dan pembekuan darah semakin tinggi pada perokok yang meminum obat ini.
- Beri tahu dokter apabila baru atau akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Kamu juga perlu memberi tahu dokter apabila sering melakukan aktivitas atau akan melakukan aktivitas yang perlu duduk lama, seperti melakukan perjalanan jarak jauh. Pasalnya, obat ini bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah sehingga kamu perlu menghentikannya sementara waktu.
- Beri tahu dokter tentang obat-obatan lain, termasuk suplemen dan obat herbal yang sedang kamu konsumsi.
- Obat ini dapat menyebabkan bercak, area gelap pada wajah dan kulit (melasma). Sinar matahari dapat memperburuk efek ini. Gunakan tabir surya atau batasi aktivitas di luar ruangan saat mengonsumsi obat ini.
- Norethisterone tidak boleh kamu gunakan selama kehamilan. Jika sedang hamil atau merasa hamil, segera beritahu dokter.
- Obat ini bisa tersalurkan ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter jika kamu sedang dalam masa menyusui.
Efek Samping Norethisterone
Obat ini jarang menimbulkan efek samping. Meski begitu, beberapa wanita mengalami kondisi berikut:
- Mual.
- Muntah.
- Sakit kepala.
- Kembung.
- Nyeri payudara.
- Penambahan berat badan.
- Pendarahan di luar periode menstruasi
- Menstruasi yang tidak teratur.
Efek di atas sebenarnya masih normal. Akan tetapi, sebaiknya temui dokter jika kondisi tersebut bertahan atau semakin memburuk. Kamu juga perlu menemui dokter apabila melewatkan dua periode berturut-turut.
Selain itu, kamu juga perlu waspada terhadap efek samping yang lebih serius seperti berikut ini:
- Peningkatan tekanan darah.
- Muncul benjolan pada payudara.
- Perubahan suasana hati.
- Sakit perut yang parah.
- Perdarahan hebat dan terus menerus.
- Urine berwarna gelap.
- Mata dan kulit menguning.
- Nyeri dada, rahang dan lengan kiri.
- Bingung.
- Pusing.
- Pingsan mendadak.
- Nyeri atau bengkak di selangkangan.
- Kesulitan berbicara.
- Sesak napas mendadak.
- Sakit kepala yang tidak biasa.
- Kehilangan koordinasi tubuh.
- Berkeringat tidak biasa.
- Kelemahan pada satu sisi tubuh.
- Gangguan penglihatan.
Kamu juga perlu waspada terhadap tanda-tanda alergi obat, seperti ruam, gatal, bengkak pada wajah, lidah dan tenggorokan, pusing sampai kesulitan bernapas.
Interaksi Norethisterone
Interaksi obat bisa mengganggu cara kerja obat sehingga meningkatkan potensi efek samping. Untuk mencegah interaksi, jangan pernah memulai, menghentikan, atau mengubah dosis tanpa persetujuan dokter.
Berikut obat-obatan yang berinteraksi dengan norethisterone:
- Griseofulvin.
- Modafinil.
- Rifamycins.
- Ritonavir.
- Obat kejang, seperti barbiturat, carbamazepine, felbamate, phenytoin, primidone, dan topiramate.
- Obat HIV, seperti nelfinavir, dan nevirapine.
Norethisterone juga dapat mengganggu hasil tes laboratorium tertentu, seperti globulin pengikat hormon seks dan tiroid. Maka dari itu, beri tahu dokter sebelum menjalani tes apapun.
Kontraindikasi Norethisterone
Kontraindikasi adalah gejala atau kondisi yang membuat pengobatan tidak disarankan atau tidak diperbolehkan sama sekali. Jangan minum obat ini jika kamu mengidap kondisi seperti:
- Kanker payudara.
- Diabetes.
- Memiliki lemak yang berlebihan dalam darah.
- Porfiria.
- Obesitas.
- Depresi.
- Sakit kepala migrain.
- Edema diskus optikus.