Methimazole
Apa itu Methimazole?
Methimazole adalah obat untuk mencegah hipertiroidisme, yaitu saat kelenjar tiroid terlalu banyak memproduksi hormon tiroid. Obat ini juga kerap digunakan sebelum operasi tiroid atau pengobatan yodium radioaktif.
Golongan: Obat resep.
Kategori: Antitiroid.
Manfaat: Mengatasi hipertiroidisme.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
Methimazole untuk ibu hamil dan menyusui: Kategori D: Terbukti dapat memengaruhi janin. Jika obat ini diberikan untuk ibu hamil oleh dokter, besar kemungkinan manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya. Methimazole juga dapat menyerap ke dalam ASI sehingga rekomendasi dokter sangat diperlukan sebelum mengonsumsinya. Baca penjelasan lebih lanjut di artikel: “Amankah Ibu Hamil Konsumsi Methimazole? Ini Faktanya”
Bentuk obat: Tablet.
Manfaat Methimazole
Methimazole bermanfaat untuk mengatasi tiroid yang terlalu aktif. Cara kerjanya dengan menghambat kelenjar tiroid supaya tidak memproduksi tiroid. Selain itu, obat ini bisa dokter berikan sebelum operasi tiroid atau terapi yodium radioaktif dalam pengobatan kanker.
Kamu hanya bisa memperoleh methimazole atas resep dokter. Pemakaiannya juga perlu diawasi ketat oleh dokter. Itu sebabnya, kamu tidak bisa menggunakannya secara sembarangan karena bisa berdampak pada kesehatan.
Perhatian Sebelum Menggunakan Methimazole
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter jika kamu alergi dengan bahan yang ada dalam obat ini. Kamu juga perlu memberitahu dokter apabila memiliki alergi lain. Pasalnya, obat ini mengandung bahan yang tidak aktif sehingga berpotensi menyebabkan reaksi alergi.
- Pengidap tekanan darah tinggi, gangguan hati atau masalah ginjal perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
- Jika kamu mengonsumsi obat herbal atau jenis obat tertentu secara rutin, sebaiknya informasikan kepada dokter.
- Methimazole tidak dianjurkan untuk digunakan selama tiga bulan pertama kehamilan. Dokter umumnya akan memilih obat lain sebagai alternatif atau menundanya setelah 6 bulan terakhir kehamilan. Selain mengonsumsi obat, baca artikel berikut untuk mengetahui opsi perawatan hipertiroidisme lainnya: Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Hipertiroid.
- Pastikan kamu telah mendiskusikan besaran risiko dan manfaatnya dengan dokter. Methimazole juga bisa masuk ke dalam ASI sehingga ibu menyusui yang menggunakannya juga perlu berkonsultasi dengan dokter.
- Jika dalam waktu dekat kamu hendak melakukan operasi atau tindakan medis tertentu, informasikan ke dokter kalau kamu sedang mengonsumsi methimazole.
Dosis Methimazole
Dosis methimazole perlu kamu sesuaikan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan pasien. Berikut dosis methimazole pada umumnya:
1. Hipertiroidisme
- Dewasa: Untuk kondisi ringan, dosisnya 15 miligram per hari yang dibagi menjadi tiga kali sehari. Dosis hipertiroidisme sedang yaitu 30–40 miligram per hari yang dibagi menjadi tiga kali konsumsi. Sedangkan hipertiroidisme parah dosisnya 60 miligram yang dibagi menjadi tiga kali sehari. Untuk dosis pemeliharaan cukup 5-30 miligram per hari yang dibagi menjadi tiga.
- Anak-anak: Dosis untuk konsumsi awal sekitar 0,5–0,7 miligram per kilogram berat badan yang dibagi dalam tiga kali. Dosis pemeliharaannya sebesar 0,2 miligram per kilogram berat badan yang dibagi menjadi tiga kali konsumsi.
2. Penyakit graves
- Dewasa: Dosisnya sekitar 10–20 miligram per hari. Dokter bisa mengurangi dosisnya sampai 50 persen apabila kadar tiroid kembali normal. Durasi pengobatannya sekitar 12–18 bulan.
Cara Penggunaan Methimazole
Methimazole hanya tersedia dalam bentuk tablet. Maka dari itu, cara meminumnya yakni melalui mulut dengan bantuan air putih atau makanan. Pastikan kamu meminumnya sesuai arahan dokter dan dosis yang dokter anjurkan.
Jangan mengonsumsi melebihi dosis yang dokter anjurkan maupun menghentikannya. Hal ini justru bisa meningkatkan risiko efek samping. Konsumsi secara teratur sesuai resep dokter setiap harinya. Jika melewatkan dosis, konsumsi secepatnya. Namun, lewatkan dosis apabila waktunya sudah mendekati dosis selanjutnya.
Efek Samping Methimazole
Efek samping Methimazole antara lain menimbulkan sensasi mual, muntah, sakit perut, ruam dan gatal-gatal ringan. Namun, mayoritas orang yang mengonsumsinya jarang merasakan efek samping serius.
Segera temui dokter apabila gejala di atas semakin memburuk. Kamu juga perlu waspada terhadap efek samping serius seperti berikut ini:
- Nyeri sendi.
- Kulit mati rasa.
- Kesemutan.
- Sesak napas.
- Batuk darah.
- Mual dan muntah terus menerus.
- Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice).
- Urine berwarna gelap.
- Sakit perut parah.
- Perubahan jumlah urine.
- Urine berdarah.
- Menurunnya jumlah sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.
- Sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh.
- Demam.
- Mudah memar.
- Kelelahan.
Selain gejala di atas, kamu juga perlu waspada terhadap tanda-tanda alergi, seperti ruam, gatal-gatal, bengkak, pusing dan kesulitan bernapas. Temui dokter apabila mengalami reaksi alergi tersebut.
Interaksi Methimazole
Interaksi obat adalah efek samping saat seseorang mengonsumsinya bersama makanan, minuman, suplemen, atau obat lain. Kondisi ini juga bisa mengubah cara kerja obat tersebut. Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan methimazole adalah:
- Obat pengencer darah, seperti warfarin, aspirin dan heparin.
- Teriflunomide, pexidartinib, atau lopitamide karena bisa meningkatkan risiko penyakit hati.
- Penghambat beta, seperti atenolol, sotalol, atau labetalol yang bisa menurunkan efektivitas obat
Namun, sebaiknya simpan semua daftar obat yang sedang kamu gunakan, baik obat resep, non resep, suplemen dan obat herbal. Beri tahu dokter semua obat-obatan yang sedang kamu konsumsi untuk mencegah interaksi obat. Jangan menambah, menghentikan maupun mengubah dosis obat tanpa sepertujuan dari dokter.
Kontraindikasi Methimazole
Kontraindikasi merupakan sebuah kondisi, penyakit, atau situasi yang membuat seseorang tidak disarankan atau tidak diperbolehkan untuk menjalani pengobatan tertentu. Pastikan kamu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumi obat ini.
Nah, kontraindikasi methimazole untuk seseorang yang hipersensitivitas terhadap kandungan obat. Seseorang yang punya riwayat ruam serius atau erupsi kulit, penyakit hati akibat obat, atau agranulositosis akibat obat juga tidak disarankan untuk meminum obat ini.