Menopause
DAFTAR ISI
- Apa Itu Menopause?
- Penyebab Menopause
- Faktor Risiko Menopause
- Gejala Menopause
- Hubungi Dokter Ini Jika Memiliki Gejala Tak Biasa Jelang Menopause
- Diagnosis Menopause
- Pengobatan Menopause
- Komplikasi Menopause
- Pencegahan Menopause
Apa Itu Menopause?
Menopause adalah akhir dari siklus menstruasi seorang perempuan. Istilah ini dapat menggambarkan setiap perubahan yang dialami sebelum atau setelah berhenti menstruasi. Masa ini menandai akhir dari tahun-tahun reproduksi seorang perempuan.
Ketika menstruasi berhenti secara permanen artinya wanita tersebut tidak lagi dapat hamil secara alami. Ini terjadi karena penurunan produksi hormon-hormon penting seperti estrogen dan progesteron oleh ovarium.
Umumnya, kondisi ini terjadi pada wanita berusia antara 45 dan 55 tahun, dengan usia rata-rata sekitar 51 tahun.
Penyebab Menopause
Perempuan terlahir dengan ovarium yang berfungsi membuat hormon estrogen dan progesteron, yang mengontrol periode menstruasi dan pelepasan sel telur (ovulasi).
Kondisi ini terjadi ketika ovarium tidak lagi melepaskan sel telur setiap bulan dan menstruasi berhenti.
Kondisi ini merupakan bagian dari proses penuaan alami dalam tubuh wanita. Selain faktor usia, faktor genetik juga dapat memengaruhi kapan seseorang akan mengalami menopause.
Faktor Risiko Menopause
Kondisi ini adalah bagian alami dari penuaan perempuan yang terjadi setelah usia 40 tahun. Namun, pada beberapa perempuan bisa saja mengalami menopause dini.
Ini bisa dikarenakan operasi, seperti jika indung telur yang diangkat dalam histerektomi, atau kerusakan pada indung telur yang diakibatkan kemoterapi.
Stres dan situasi hormonal lainnya bisa memicu kondisi ini terjadi sebelum usia 40 tahun dan kondisi ini disebut dengan menopause dini.
Gejala Menopause
Ada beberapa gejala yang akan dialami perempuan ketika memasuki masa menopause. Berikut tanda-tandanya:
- Gejala vasomotor, atau rasa panas pada bagian atas tubuh (hot flush), terutama leher, wajah dan dada terutama di malam hari.
- Nyeri sendi.
- Kulit menjadi keriput dan kurang elastis karena penurunan kadar kolagen.
- Atrofi genitourinaria.
- Penurunan lubrikasi vagina.
- Penyakit kardiovaskular.
- Osteoporosis.
Gejala-gejala di atas merupakan gejala normal dari kondisi ini, tetapi tidak menutup kemungkinan muncul gejala lain secara bersamaan.
Nah, kamu bisa Hubungi Dokter Ini Jika Menopause Muncul dengan Gejala Lain untuk mengantisipasi dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan.
Hubungi Dokter Ini Jika Memiliki Gejala Tak Biasa Jelang Menopause
Jika mengalami gejala yang tak biasa jelang menopause, hubungi dokter spesialis obgyn di Halodoc untuk tahu penanganan yang tepat.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis obgyn di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Menopause
Untuk mendapatkan diagnosis pasti, periksakan diri ke dokter untuk menguji darah dengan tujuan mengetahui kadarnya.
1. Hormon perangsang folikel (FSH)
Ini biasanya naik saat mendekati menopause.
2. Estradiol
Ini memberi tahu dokter berapa banyak estrogen yang dihasilkan ovarium.
3. Hormon tiroid
Menunjukkan masalah dengan kelenjar tiroid, yang dapat memengaruhi menstruasi dan menyebabkan gejala yang terlihat seperti menopause.
4. Hormon anti-Mullerian (AMH)
Tubuh membuat AMH pada jaringan reproduksinya yang dapat membantu dokter mempelajari tentang cadangan telur di ovarium.
Pengobatan Menopause
Kondisi ini sebenarnya adalah proses natural, sehingga banyak gejala akan hilang seiring berjalannya waktu.
Tetapi, jika menopause menyebabkan masalah ataupun gangguan kesehatan, perlu mendapatkan pengobatan ataupun perawatan untuk mengurangi gejala.
Ada beberapa pilihan perawatan yang dapat membantu, yaitu:
1. Terapi penggantian hormon
Terapi ini merekomendasikan pengidapnya untuk minum obat untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi lagi oleh tubuh.
Kombinasi obat tertentu membantu mengatasi hot flash serta membuat tulang lebih kuat.
Meski begitu, terapi penggantian hormon ini juga dapat menempatkan seseorang pada risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi seperti penyakit jantung atau kanker payudara.
Jadi, kamu harus mengambil dosis terendah yang bekerja untuk waktu sesingkat mungkin.
2. Terapi hormon topikal
Terapi menggunakan krim atau gel estrogen yang dimasukkan ke dalam vagina untuk membantu mengatasi kekeringan.
3. Obat-obatan nonhormon
Obat depresi Paroxetine (Brisdelle, Paxil) yang disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati hot flashes. Obat saraf Gabapentin (Gralise, Neuraptine, Neurontin) dan obat tekanan darah Clonidine (Catapres, Kapvay) juga dapat meredakannya.
Obat-obatan yang disebut modulator reseptor estrogen selektif (SERM) juga membantu tubuh menggunakan estrogen guna mengobati hot flash dan kekeringan pada vagina.
4. Obat untuk osteoporosis
Ada rekomendasi juga untuk mengonsumsi obat-obatan atau suplemen vitamin D untuk membantu menjaga tulang tetap kuat.
Komplikasi Menopause
Hilangnya estrogen yang terkait dengan menopause terkait dengan sejumlah masalah kesehatan yang menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia perempuan. Setelah menopause perempuan lebih cenderung mengalami:
- Pengeroposan tulang (osteoporosis).
- Penyakit jantung.
- Kandung kemih dan usus yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
- Risiko lebih tinggi terkena penyakit alzheimer.
- Lebih banyak kerutan.
- Kekuatan otot yang memburuk.
- Penglihatan yang melemah, seperti katarak (pengaburan lensa mata) dan degenerasi makula (pecahnya titik kecil di tengah retina yang merupakan pusat penglihatan).
- Perubahan pada gairah seksual.
- Risiko penyakit menular seks, dimana ketika risiko kehamilan tidak ada lagi, kecenderungan untuk melakukan hubungan seks tanpa kondom bisa memicu penyakit kelamin dan penularannya.
Pencegahan Menopause
Menopause tidak dapat dicegah. Tapi, kamu bisa mengambil langkah-langkah sehat untuk penanganan dan hidup lebih berkualitas.
Beberapa cara bisa dilakukan yakni dengan mempertahankan berat badan sehat, konsumsi makanan seimbang, menerapkan olahraga teratur, serta mendapatkan tidur berkualitas.
Merawat diri dengan baik adalah kunci untuk menikmati kehidupan yang aktif dan sehat di tahun-tahun menopause dan pascamenopause.