Mastitis
DAFTAR ISI
- Apa itu Mastitis?
- Penyebab Mastitis
- Faktor Risiko Mastitis
- Gejala Mastitis
- Hubungi Dokter Ini Mengalami Gejala Mastitis
- Cara Mendiagnosis Mastitis
- Cara Mengobati Mastitis
- Komplikasi Mastitis
- Cara Mencegah Mastitis
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa itu Mastitis?
Proses menyusui menjadi salah satu momen yang akan dilalui oleh ibu yang baru saja menjalani persalinan. Menyusui juga bisa menjadi proses untuk mendekatkan ikatan emosi antara ibu dan anak.
Namun, ada kalanya proses menyusui tak berjalan dengan lancar akibat berbagai gangguan kesehatan. Salah satu contohnya adalah mastitis.
Apa itu mastitis dan penyebabnya? Mastitis adalah peradangan yang terjadi pada payudara selama ibu menyusui (busui). Jika tidak teratasi dengan baik, penyakit ini dapat memicu infeksi yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan nyeri selama menyusui.
Mastitis merupakan kondisi yang umum terjadi pada busui. Biasanya, kondisi ini dapat terjadi mulai dari 1-3 bulan pertama proses menyusui.
Meskipun penyakit ini identik dengan ibu menyusui, ternyata siapa saja bisa mengidap mastitis, termasuk pada pria. Namun, kasus pada pria memang sangat jarang terjadi.
Penyebab Mastitis
Penyebab mastitis lebih sering diketahui pada ibu menyusui, tetapi mastitis juga dapat terjadi pada wanita yang tidak menjalani proses menyusui.
Ada berbagai penyebab mastitis yang perlu diketahui, seperti:
1. Pada ibu menyusui
Berikut adalah beberapa penyebab mastitis pada ibu menyusui, seperti:
- Kelebihan jumlah produksi ASI.
- Penyempitan saluran ASI.
- Posisi mulut bayi yang tidak tepat saat proses menyusui.
- Menyusu hanya dari satu bagian payudara saja.
- Proses menyusui tidak sampai habis atau payudara tidak kosong.
- Puting lecet.
2. Pada kelompok orang yang tidak menyusui
Selain ibu menyusui, mastitis juga dapat dialami oleh pria atau wanita yang sedang tidak menyusui. Namun, meskipun begitu, risiko ini sangat kecil terjadi pada kelompok tersebut. Beberapa faktor pemicunya, seperti:
- Cedera payudara.
- Mengidap infeksi bakteri karena adanya luka terbuka pada area payudara.
- Memiliki imun tubuh yang rendah.
- Melakukan tindikan pada bagian payudara atau puting.
Lalu, apakah implan payudara bisa memicu mastitis pada kelompok yang tidak menyusui? Faktor ini juga bisa terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya.
Melansir dari Journal of Surgical Case Reports dengan judul Late Infection of a Breast Prosthesis with Staphylococcus aureus in a Healthy Woman: a Case Report, risiko infeksi payudara setelah implan payudara hanya sebesar 1-2,5 persen.
Faktor Risiko Mastitis
Ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya mastitis, antara lain:
- Kebiasaan merokok. Kandungan yang beracun pada rokok bisa merusak jaringan payudara yang memicu kondisi ini.
- Iritasi pada puting. Hal ini bisa terjadi akibat piercing hingga penyakit kulit, seperti eczema.
- Memiliki implan payudara.
- Mencabut atau menghilangkan rambut halus di sekitar payudara dengan cara yang salah.
- Kurang waktu untuk pumping selama menyusui.
Selain itu, ada juga kelompok yang berisiko mengalami mastitis, yaitu:
- Ibu menyusui.
- Orang yang memiliki luka pada bagian puting dan area payudara.
- Menyusui hanya dengan satu sisi payudara.
- Wanita yang menggunakan pakaian dalam (bra) terlalu ketat.
- Pernah memiliki riwayat mastitis.
- Kelelahan.
Gejala Mastitis
Gejala mastitis pada tiap wanita bisa berbeda-beda. Namun, umumnya mastitis membuat payudara akan mengalami pembengkakan. Sakit mastitis seperti apa? Simak berbagai gejala lain yang perlu diwaspadai:
- Pembengkakan payudara.
- Suhu pada bagian payudara menjadi lebih hangat.
- Benjolan keras pada payudara.
- Kulit payudara menjadi kemerahan.
- Nyeri dari bagian payudara hingga bawah ketiak.
- Luka atau iritasi pada bagian puting.
- Demam.
- Nyeri sendi.
- Kelelahan.
Sebaiknya jangan abaikan gejala ini. Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara medis. Cari tahu perbedaan antara kanker payudara dan mastitis melalui artikel ini: Apa Bedanya Gejala Kanker Payudara dengan Mastitis?
Hubungi Dokter Ini Mengalami Gejala Mastitis
Jika ibu mengalami mastitis, jangan biarkan dan segera hubungi saja konselor laktasi di Halodoc.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi konselor laktasi yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari klien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, ibu tak perlu khawatir.
Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Dukung ASI Eksklusif, Ini Pentingnya Peranan Konselor Laktasi yang perlu ibu ketahui.
Cara Mendiagnosis Mastitis
Ada beberapa cara yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis mastitis, seperti:
1. Melakukan wawancara medis
Untuk mendiagnosis gangguan ini, biasanya dokter akan bertanya mengenai riwayat kondisi kesehatan.Jika ibu sedang menyusui, maka dokter akan bertanya mengenai keluhan kesehatan yang terjadi. Untuk itu, ibu perlu mengenal beberapa keluhan kesehatan yang terkait dengan kondisi mastitis.
2. Pemeriksaan fisik
Selain melakukan wawancara medis, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memastikan keluhan kesehatan terkait dengan mastitis yang kamu alami.
3. Pemeriksaan penunjang
Namun, pengidapnya laki-laki atau wanita yang tidak menyusui, dokter bisa melakukan pemeriksaan penunjang. Tujuannya untuk memastikan tidak adanya penyakit yang berbahaya. Pemeriksaan bisa beryoa:
- Mammogram atau USG payudara.
- Biopsi sampel cairan, abses, atau jaringan pada area yang mengalami keluhan.
Selain itu, dokter juga bisa menyarankan pengidap mastitis untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium. Biasanya, dokter akan mengambil sampel cairan atau jaringan untuk dilanjutkan pemeriksaan.
Cara Mengobati Mastitis
Cara mengobati mastitis perlu kamu ketahui dengan tepat. Apa yang harus dilakukan jika terjadi mastitis? Penanganan yang terbaik untuk mastitis adalah menurunkan peradangan untuk mencegah adanya infeksi pada payudara.
Pastikan untuk tidak memijat payudara sembarangan dan tidak mengompres hangat agar kondisi kesehatan membaik. Berikut pengobatan yang bisa kamu lakukan, seperti:
1. Melakukan proses menyusui yang tepat
Bagi ibu menyusui, melakukan direct breastfeeding pada satu minggu pertama bayi setelah lahir menjadi hal yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Untuk mengurangi rasa nyeri, ibu bisa mengompres dingin bagian payudara sebelum menyusui.
Setelah menyusui secara langsung, ibu juga bisa melakukan pumping menggunakan alat pumping yang sudah steril. Tingkatkan frekuensi pumping untuk menurunkan resiko peradangan.
2. Mengompres dingin payudara
Mastitis menyebabkan payudara mengalami pembengkakan dan peradangan yang memicu rasa nyeri. Untuk mengatasi keluhan ini, kamu bisa mengompres dingin payudara. Bisa menggunakan kain steril yang telah didinginkan, maupun menggunakan bahan tradisional, seperti sayur kol dingin.
Kompres payudara yang mengalami gangguan selama 20 menit sebanyak tiga kali dalam satu hari. Suhu dingin dapat membantu untuk meredakan peradangan dan pembengkakan yang menurunkan rasa nyeri.
3. Penggunaan obat-obatan medis
Namun, jika gangguan sudah cukup parah, maka kondisi ini memerlukan pengobatan secara medis, seperti:
- Antibiotik. Obat ini mampu mengatasi mastitis yang terjadi akibat infeksi bakteri. Pastikan kamu mengonsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran dan resep dokter.
- Ibuprofen. Obat ini bisa mengurangi demam, rasa nyeri, dan pembengkakan yang berhubungan dengan kondisi mastitis.
- Acetaminophen. Obat ini juga bisa ibu gunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan demam.
4. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik
Saat mastitis, pastikan ibu hamil mengonsumsi air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Ketika cairan tubuh terpenuhi, maka kamu dapat menyusui dengan lebih optimal.
Ketika proses menyusui ini, maka penyumbatan atau penumpukan ASI pada saluran ASI di payudara bisa menjadi lebih lancar. Sehingga, gejalanya dapat membaik.
5. Cara lain mengatasi mastitis
Kamu juga bisa terapkan beberapa cara sederhana lainnya di rumah, seperti:
- Menggunakan pakaian dalam (bra) yang nyaman dan tidak ketat.
- Memenuhi kebutuhan istirahat.
- Mengonsumsi berbagai makanan yang bernutrisi, khusunya vitamin C.
Cari tahu cara lain mengatasi mastitis selama masa menyusui melalui artikel ini Ibu, Inilah 9 Cara Mengatasi Mastitis Selama Masa Menyusui.
Komplikasi Mastitis
Apakah penyakit mastitis itu berbahaya? Gangguan yang tidak diatasi dapat memicu berbagai komplikasi untuk kesehatan, seperti:
1. Abses payudara
Jika kondisi ini tidak diatasi, maka infeksi bisa berkembang menjadi abses. Abses payudara adalah kantung yang berisi nanah di dalam jaringan payudara yang dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan peradangan yang parah.
2. Infeksi darah (sepsis)
Jika infeksi dari payudara menyebar ke aliran darah, dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut sepsis. Sepsis adalah kondisi medis yang mengancam jiwa dan memerlukan perawatan medis segera.
3. Gangguan laktasi
Kondisi ini dapat mengganggu produksi dan aliran ASI, sehingga menyebabkan ibu menyusui mengalami kesulitan menyusui. Payudara yang sakit dan bengkak dapat membuat menyusui menjadi tidak nyaman.
4. Duct ectasia
Mastitis kronis atau berulang dapat menyebabkan duct ectasia, yaitu penyempitan dan pelebaran saluran ASI. Hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan keluarnya cairan dari puting susu.
5. Pembentukan fistula
Dalam kasus yang jarang terjadi, abses payudara yang tidak diobati dapat menyebabkan pembentukan fistula, yaitu jalur abnormal yang menghubungkan saluran ASI dengan kulit atau jaringan di sekitarnya.
6. Gangguan psikologis
Kondisi ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi pada ibu menyusui karena rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami.
Ibu juga perlu Ketahui Penyebab ASI Keluar Meski Tidak Hamil, apabila di kemudian hari kondisi ini muncul
Cara Mencegah Mastitis
Ada berbagai cara untuk mencegah mastitis pada ibu hamil, antara lain:
- Menjaga kebersihan area payudara dan puting.
- Bagi ibu menyusui, tingkatkan frekuensi pumping dan menyusui.
- Pastikan ibu menjalankan proses menyusui yang tepat.
- Pastikan bayi menyusui dengan posisi pelekatan yang tepat.
- Memastikan posisi yang nyaman saat menyusui.
- Memperbanyak asupan air putih.
- Jangan menunda untuk menyusui atau pumping.
- Pastikan mengosongkan payudara setelah proses menyusui.
- Cobalah untuk melakukan proses menyusui secara langsung selama satu minggu pertama.
Cari tahu juga cara pencegahan mastitis lainnya melalui artikel ini “Ibu, Ini 10 Cara yang Ampuh untuk Mencegah Mastitis Selama Menyusui”.
Kapan Harus ke Dokter?
Mastitis biasanya akan membaik dalam waktu 10-14 hari. Namun, jika keluhan kesehatan tidak membaik, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan atau rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kamu bisa awali dengan konsultasi dokter di Halodoc secara online terlebih dahulu.✔️ Konsultasi dari mana saja dengan biaya yang lebih terjangkau, klik gambar di bawah ini.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Mastitis.
Healthline. Diakses pada 2023. Mastitis.
Journal of Clinical Medicine. Diakses pada 2023. Mastitis While Breastfeeding: Prevention, the Importance of Proper Treatment, and Potential Complications.
Journal of Surgical Case Reports. Diakses pada 2023. Late Infection of a Breast Prosthesis with Staphylococcus aureus in a Healthy Woman: a Case Report.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Mastitis.
Healthline. Diakses pada 2023. How to Treat Mastitis at Home.
Web MD. Diakses pada 2023. Breast Infection.
Diperbarui pada 18 Juli 2024.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan