Malaria
DAFTAR ISI
- Apa Itu Penyakit Malaria?
- Penyebab Malaria
- Jenis-jenis Malaria
- Faktor Risiko
- Gejala Malaria
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Malaria
- Diagnosis Malaria
- Pengobatan Malaria
- Komplikasi Malaria
- Pencegahan Penyakit Malaria
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Penyakit Malaria?
Penyakit malaria merupakan penyakit serius dan bisa berakibat fatal bagi pengidapnya. Penyakit ini terjadi akibat parasit protozoa. Penularan parasit ini adalah dari nyamuk di banyak daerah tropis dan subtropis. Ketika nyamuk tersebut menggigit, ia menularkan parasit yang menyerang sel darah merah darah.
Ada beberapa jenis parasit malaria yang menginfeksi manusia, yaitu Plasmodium Falciparum, P. Vivax, P. Ovale, dan P. Malariae. Selain itu, P. Knowlesi, sejenis malaria yang secara alami menginfeksi kera di Asia Tenggara, juga bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit ini menular dari hewan ke manusia (malaria zoonosis).
P. Falciparum adalah jenis yang paling mungkin menyebabkan infeksi parah dan jika tidak segera mendapatkan pengobatan, dapat menyebabkan kematian. Orang yang terkena penyakit ini biasanya merasa sangat sakit dengan demam tinggi dan menggigil.
Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang parah, seperti kejang, kerusakan otak, kesulitan bernapas, kegagalan organ, dan kematian. Meski begitu, penyakit ini bisa kamu cegah dengan berbagai cara.
Penyebab Malaria
Lebih spesifik lagi, penyakit ini terjadi akibat gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi. Kamu juga bisa Kenali Nyamuk Anopheles yang Jadi Penyebab Malaria lebih jauh di artikel tersebut.
Nah, di antara spesies parasit yang menjadi penyebab malaria pada manusia, P. falciparum dan P. vivax merupakan ancaman terbesar.
Setelah memasuki tubuh manusia, parasit akan melakukan perjalanan ke hati, berkembang biak, dan menyerang sel darah merah yang bertugas membawa oksigen.
Setelah masuk ke dalam darah, parasit akan bertelur dan berkembang biak sampai sel darah merah pecah. Kalau sudah begini, kondisi tubuh akan mengalami sakit dari sebelumnya.
Penyakit tidak dapat menular dari orang ke orang, tapi itu bisa menyebar dengan cara berikut:
- Dari ibu hamil ke bayinya yang belum lahir.
- Berbagi jarum.
- Transfusi darah.
- Transplantasi organ.
Jenis-Jenis Malaria
Terdapat beberapa jenis malaria yang dibedakan berdasarkan jenis parasitnya, yaitu:
1. Plasmodium vivax (Pv)
Ini adalah jenis malaria yang umum dan paling banyak tersebar di seluruh dunia. Meski penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi bisa sangat melemahkan kekebalan tubuh. Gejalanya meliputi:
- Demam dan menggigil.
- Diare.
- Rasa lelah yang parah.
2. Plasmodium ovale (P.o)
Ini adalah salah satu jenis malaria yang paling jarang ditemukan. Kasusnya banyak ditemukan di negara-negara barat, seperti Afrika, Ghana, Nigeria, dan Liberia.
Gejalanya antara lain:
- Demam tinggi dan menggigil.
- Nyeri sendi.
- Diare.
- Nyeri di sekujur tubuh.
Penyakit malaria ini cenderung kambuh karena parasitnya bisa menetap di hati hingga empat tahun. Kekambuhan dapat terjadi kapan saja selama periode tersebut.
3. Plasmodium falciparum (P.f)
Jenis malaria ini dikenal dengan sebutan malaria tropika. Subspesies parasit ini terdapat di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Pengidapnya malaria tropika akan merasakan gejala, seperti:
- Mual.
- Kelelahan.
- Nyeri badan.
- Pembesaran limpa.
- Nyeri pada perut, otot, dan persendian.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Anemia.
- Kebingungan.
- Kejang-kejang.
Gejala malaria tropika yang dibiarkan dapat menyebabkan masalah pada otak dan sistem saraf. Gangguan juga dapat menyebabkan kelumpuhan dan kejang-kejang parah jika tak ditangani dengan langkah yang tepat.
4. Plasmodium malariae (P.m)
Ini adalah jenis malaria yang jarang terjadi. Prevalensi kasusnya kurang dari satu persen dari total keseluruhan. Parasit penyebabnya umum ditemukan di Amerika Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika. Gejalanya demam dan menggigil yang tak kunjung membaik.
5. Plasmodium Knowlesi (P.k)
Jenis malaria ini ditemukan pada primata dan dapat menginfeksi manusia. Parasit umumnya ditemukan di alam pada kera ekor panjang dan ekor babi. Gejala mirip dengan Plasmodium malariae, tetapi bisa berkembang dengan cepat menjadi penyakit serius.
Faktor Risiko
Nyamuk penyebab penyakit ini dapat bertahan hidup di iklim tropis dan subtropis. Karena itulah orang yang tinggal di wilayah tersebut berpeluang mengalami penyakit ini
Wilayah yang termasuk daerah tropis dan subtropis, antara lain:
- Afrika.
- Amerika Tengah dan Selatan.
- Republik Dominika, Haiti, dan daerah lain di Karibia.
- Eropa Timur.
- Asia Selatan dan Tenggara.
- Pulau-pulau di Samudera Pasifik Tengah dan Selatan (Oseania).
Lantas, Benarkah Malaria Lebih Rawan Terjadi saat Cuaca Panas? Ini Faktanya.
Selain itu, siapa saja bisa terkena penyakit ini. Namun, anak kecil, orang tua dan wanita yang sedang hamil memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit tersebut.
Gejala Malaria
Tanda dan gejala malaria dapat meliputi:
- Demam.
- Panas dingin.
- Perasaan tidak nyaman secara umum.
- Sakit kepala.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sakit perut.
- Nyeri otot atau sendi.
- Kelelahan.
- Pernapasan cepat.
- Detak jantung cepat.
- Batuk.
Beberapa orang yang mengidap penyakit ini mengalami siklus “serangan” malaria. Serangan biasanya dimulai dengan meriang dan menggigil, diikuti demam tinggi, diikuti dengan berkeringat dan kembali ke suhu normal.
Tanda dan gejala biasanya mulai muncul dalam beberapa minggu setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit. Namun, beberapa jenis parasit penyakit ini dapat tertidur di tubuh kamu hingga satu tahun.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Malaria
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala malaria, seperti demam hingga menggigil, jangan ragu untuk segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc agar mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.
Penyakit malaria tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab, penyakit ini bisa memicu berbagai komplikasi penyakit lainnya yang sangat berbahaya dan mengancam keselamatan pengidapnya.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait penyakit malaria.
Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar kondisi tidak semakin memburuk dan bisa segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi secara online:
Diagnosis Malaria
Ada beberapa langkah yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis malaria, antara lain:
1. Wawancara medis
Wawancara medis untuk mengumpulkan informasi medis yang relevan tentang riwayat kesehatan pasien. Termasuk keluhan saat ini, riwayat penyakit, hingga riwayat perjalan ke daerah endemik malaria.
2. Pemeriksaan fisik
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan mulut guna melihat gejala fisik yang umum terjadi pada pasien. Jika kurang memastikan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat melihat adanya parasit penyebab malaria di dalam darah. Prosedurnya meliputi:
- Tes darah. Metodenya melibatkan pemeriksaan sampel darah di bawah mikroskop untuk menemukan parasit penyebab infeksi.
- Tes rapid diagnostic test (RDT). Prosedurnya menggunakan sampel darah untuk mendeteksi antigen dari parasit malaria.
- Polymerase chain reaction (PCR). Tujuannya untuk mendeteksi DNA parasit malaria dan tingkat keparahan infeksi.
- Pemeriksaan laboratorium lainnya. Termasuk pemeriksaan hitung jenis sel darah merah, hitung parasit, dan penentuan tingkat parasitemia untuk membantu menilai tingkat keparahan infeksi.
Pengobatan Malaria
Penyakit ini bisa sembuh dengan obat-obatan. Jenis obat dan lama pengobatan malaria tergantung pada jenis, lokasi orang tersebut terinfeksi, usia, apakah sedang hamil atau tidak, dan seberapa sakit pada awal pengobatan.
Obat antimalaria yang paling umum meliputi:
1. Klorokuin fosfat
Klorokuin adalah pilihan pengobatan untuk setiap parasit yang sensitif terhadap obat. Tetapi di banyak bagian dunia, parasit resisten terhadap klorokuin, dan obat tersebut tidak lagi merupakan pengobatan yang efektif.
2. Terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT)
ACT adalah kombinasi dari dua atau lebih obat yang bekerja melawan parasit malaria dengan cara yang berbeda. Ini biasanya merupakan pengobatan pilihan untuk malaria resisten klorokuin. Contohnya termasuk artemether-lumefantrine (Coartem) dan artesunat-meflokuin.
3. Obat antimalaria umum lainnya
Ini termasuk atovaquone-proguanil (Malarone), quinine sulfate (Qualaquin) dengan doksisiklin (Oracea dan Vibramycin), dan fosfat primakuin.
Komplikasi Malaria
Komplikasi dapat terjadi dalam beberapa jam atau hari dari gejala pertama. Sangat penting untuk mencari bantuan medis yang mendesak sesegera mungkin, bila terjadi:
1. Anemia
Penghancuran sel darah merah oleh parasit malaria dapat menyebabkan anemia berat.
2. Malaria serebral
Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat memengaruhi otak. Ini disebut malaria serebral, yang dapat menyebabkan otak membengkak.
Hal ini terkadang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kejang, atau bahkan koma.
3. Masalah pernapasan
Cairan yang terkumpul di paru-paru (edema paru) dapat membuat kamu sulit bernapas.
4. Kegagalan organ
Penyakit ini juga bisa merusak ginjal atau hati atau menyebabkan limpa pecah. Salah satu dari kondisi ini dapat mengancam jiwa.
5. Gula darah rendah
Bentuk yang parah dapat menyebabkan gula darah rendah (hipoglikemia), seperti kina – obat umum yang digunakan untuk memerangi malaria.
Gula darah yang sangat rendah dapat menyebabkan koma atau kematian.
6. Masalah sistem saraf pusat
Komplikasi ini dapat terjadi akibat Plasmodium falciparum. Parasit tersebut menginfeksi sistem saraf pusat dan memicu gangguan neurologis, seperti kejang, kebingungan, bahkan kelumpuhan.
Komplikasi lainnya
Komplikasi lain yang dapat timbul akibat malaria berat antara lain gagal hati, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, edema paru, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), hipoglikemia, gagal ginjal, pembengkakan dan pecahnya limpa, dan dehidrasi.
Penyakit ini juga bisa kambuh. Beberapa varietas parasit malaria, yang biasanya menyebabkan bentuk penyakit yang lebih ringan, dapat bertahan selama bertahun-tahun dan menyebabkan kekambuhan.
Pencegahan Penyakit Malaria
Penularan dapat kamu cegah dengan meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap risiko gigitan nyamuk dan kebersihan lingkungan.
Bila kamu tinggal atau sedang bepergian ke daerah di mana malaria sering terjadi, ambil langkah-langkah untuk menghindari gigitan nyamuk.
Nyamuk malaria paling aktif saat senja dan fajar. Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk:
- Kenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang. Selipkan kemeja Anda, dan selipkan kaki celana ke kaus kaki.
- Oleskan obat nyamuk ke kulit.
- Oleskan obat nyamuk ke pakaian. Semprotan yang mengandung permethrin aman untuk diaplikasikan pada pakaian.
- Pasang kelambu, terutama yang diberi insektisida, seperti permetrin, untuk membantu mencegah gigitan nyamuk saat kamu tidur.
Bila kamu akan bepergian ke lokasi endemik penyakit ini, bicarakan dengan dokter beberapa bulan sebelumnya tentang apakah kamu harus minum obat sebelum, selama, dan setelah perjalanan untuk membantu melindungi kamu dari parasit malaria.
Pada umumnya, obat yang diminum untuk mencegah penyakit malaria sama dengan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut.
Namun, itu juga tergantung pada ke mana dan berapa lama kamu bepergian serta kondisi kesehatan kamu sendiri.