Leptospirosis
DAFTAR ISI
- Apa Itu Leptospirosis?
- Penyebab Leptospirosis
- Faktor Risiko Leptospirosis
- Gejala Leptospirosis
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Leptospirosis
- Diagnosis Leptospirosis
- Pengobatan Leptospirosis
- Komplikasi Leptospirosis
- Pencegahan Leptospirosis
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Leptospirosis?
Leptospirosis merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri tersebut dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.
Perlu kamu ketahui bahwa ini adalah penyakit zoonosis. Artinya, penyakit ini dapat menginfeksi manusia sekaligus sesama hewan, seperti anjing ke sesama anjing.
Penyakit ini dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira.
Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah beriklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi.
Penyebab Leptospirosis
Penyebab leptospirosis adalah bakteri Leptospira. Seseorang dapat terinfeksi bakteri jika mata, mulut, hidung, ataupun luka terbuka pada kulit bersinggungan dengan:
- Urine, darah, ataupun jaringan dari binatang yang membawa bakteri.
- Air yang terkontaminasi oleh bakteri.
- Tanah yang terkontaminasi oleh bakteri.
Beberapa hewan yang bisa menularkan bakteri ini, antara lain tikus dan hewan pengerat lainnya, anjing, sapi, babi, kuda, domba dan kambing, rakun dan hewan liar lainnya.
Oleh karena itu, penyakit ini dapat menimbulkan bahaya jika menginfeksi manusia. Yuk, simak Ini Bahaya Leptospirosis Jika Terkena Manusia.
Seseorang juga dapat terkena penyakit ini jika tergigit binatang yang terinfeksi oleh penyakit tersebut.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, kulit yang lunak karena air, selaput lendir (lapisan lembap dan tipis dari banyak bagian tubuh).
Selain itu, bakteri ini juga bisa masuk saat kamu tidak sengaja menelan atau menghirup air yang terkontaminasi. Sementara itu, penularan dari orang ke orang tidak pernah terjadi.
Faktor Risiko Leptospirosis
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena leptospirosis, seperti:
- Orang yang bekerja di luar ruangan atau dengan binatang, seperti petani, dokter hewan, tukang daging, pekerja selokan, pekerja rumah potong hewan, dan lain-lain.
- Orang yang berkemah.
- Tentara.
- Pekerja tambang.
- Orang yang mandi di danau, sungai, atau kanal air tawar.
Karena dapat menular, penting bagi kamu untuk mewaspadai cara penularan leptospirosis. Ini Cara Penularan Leptospirosis yang Perlu Diwaspadai.
Gejala Leptospirosis
Tidak semua orang yang terkena penyakit ini akan langsung menunjukkan gejala.
Bisa saja gejala leptospirosis baru muncul setelah pengidap melewati masa inkubasi sekitar 10 hari, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Nyeri kepala.
- Nyeri otot khususnya di daerah betis.
- Sakit tenggorokan disertai batuk kering.
- Mata merah dan kulit menguning.
- Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare.
Berbagai gejala leptospirosis biasanya akan membaik dalam 1 minggu.
Namun, pada beberapa kasus, bisa juga terjadi tahap dua, yang disebut penyakit Weil.
Penyakit Weil adalah penyakit yang terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini dapat terjadi 1-3 hari setelah gejala leptospirosis muncul.
Beberapa gejala dan tanda penyakit Weil adalah:
- Demam.
- Sulit buang air kecil.
- Bengkak di tangan dan kaki.
- Penyakit kuning.
- Perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah.
- Sesak napas.
- Nyeri dada.
- Lemas dan keringat dingin.
- Jantung berdebar-debar.
- Sakit kepala.
- Leher kaku.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Leptospirosis
Leptospirosis nyatanya tidak boleh disepelekan karena ini bisa menyebabkan masalah yang serius.
Maka dari itu, penting untuk segera menghubungi dokter di Halodoc jika kamu atau pasangan mengalaminya.
Nah, berikut beberapa dokter spesialis yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Leptospirosis
Untuk memastikan diagnosis leptospirosis, dokter akan melakukan wawancara medis, dengan menanyakan gejala yang dialami.
Selain itu, ahli medis tersebut juga akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan kamu dan juga anggota keluarga.
Karena berkaitan dengan sanitasi, dokter juga akan menanyakan tentang kondisi tempat tinggal, riwayat perjalanan, dan aktivitas selama beberapa minggu ke belakang.
Setelah itu, ahli medis tersebut akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat gejala yang muncul.
Bila dirasa perlu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, untuk memastikan diagnosis.
Beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, antara lain:
- Tes urine, untuk melihat keberadaan bakteri leptospira dalam urine.
- Tes darah, untuk melihat adanya bakteri dalam aliran darah, dan antibodi dalam tubuh. Pemeriksaan antibodi dalam darah perlu diulang lagi dalam waktu satu minggu untuk memastikan hasilnya. Hal itu karena hasil positif bisa saja ditunjukkan dari infeksi lain yang terjadi sebelumnya.
- Pemeriksaan fungsi ginjal, untuk melihat kondisi ginjal dan infeksi bakteri ini pada ginjal.
- Pemeriksaan fungsi hati.
- Foto rontgen paru, untuk melihat apakah infeksi sudah menyebar hingga ke organ paru-paru.
Pengobatan Leptospirosis
Pengobatan leptospirosis tergantung pada tingkat keparahannya. Pilihannya dapat meliputi:
1. Manajemen cairan dan demam
Kasus leptospirosis ringan dapat sembuh dengan pengobatan sederhana. Misalnya seperti minum banyak cairan, beristirahat, hingga minum obat pereda nyeri bebas.
2. Penggunaan antibiotik
Antibiotik merupakan obat yang bisa menghancurkan bakteri berbahaya bagi tubuh.
Pada kasus sedang hingga parah, dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan antibiotik, seperti doksisiklin, azitromisin, amoksisilin, atau bahkan penisilin untuk kasus yang parah.
3. Terapi medis lainnya
Jika seseorang mengidap leptospirosis yang sudah parah, maka ia perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
Sebab, penyakit infeksi yang parah dapat memengaruhi banyak fungsi organ tubuh.
Tergantung pada kondisi klinis dan tingkat keparahan penyakit tersebut, pengidapnya mungkin memerlukan intervensi medis tambahan, seperti:
- Dialisis.
- Ventilasi mekanis.
- Vasopressor, yaitu golongan obat untuk membantu mendukung tekanan darah.
Catat, Ini Dokter yang Paham Pengobatan Leptospirosis apabila kamu masih bingung mengenai berbagai pengobatan tersebut.
Komplikasi Leptospirosis
Pengobatan memang dapat membantu mengurangi keparahan leptospirosis.
Namun, tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
- Meningitis.
- Gagal hati.
- Kerusakan ginjal (yang dapat menyebabkan gagal ginjal).
- Masalah pernapasan.
- Kolaps hemodinamik (syok).
- Kematian janin (pada ibu hamil yang terinfeksi leptospirosis).
Dalam beberapa kasus, leptospirosis yang tidak mendapatkan penanganan dengan baik dapat menyebabkan kematian.
Pencegahan Leptospirosis
Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menghindari paparan bakteri.
Meski begitu, penyakit tersebut dapat menular baik pada manusia maupun pada sesama hewan.
Maka dari itu, pencegahan leptospirosis akan terbagi menjadi dua, yaitu pada manusia, dan pada hewan peliharaan. Berikut adalah penjelasannya:
Pencegahan pada manusia
Beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mencegah tertular leptospirosis, antara lain:
- Menghindari berenang di air tawar, seperti sungai atau aliran air, yang mungkin mengandung urine hewan.
- Hindari berenang setelah hujan deras atau banjir.
- Tidak menyentuh atau berenang di air banjir.
- Bila ingin minum air, pastikan kamu merebusnya terlebih dahulu.
- Jauhkan atau usir hama tikus yang rentan memanifestasi rumah.
- Kenakan pakaian atau sepatu pelindung saat menyentuh air atau tanah yang terkontaminasi.
- Jika kamu bekerja sebagai perawat hewan, kenakan pakaian atau sepatu pelindung.
- Selalu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah mengurus hewan atau produk hewan.
- Hindari menyentuh hewan mati dengan tangan telanjang.
Sementara itu, jika hewan peliharaan kamu mengidap leptospirosis, inilah yang dapat kamu lakukan untuk melindungi diri sendiri:
- Berikan hewan peliharaan antibiotik dari dokter hewan, sesuai dengan instruksi ahli medis tersebut.
- Hindari menyentuh urine hewan peliharaan.
- Jika hewan peliharaan buang air kecil di dalam rumah, segera bersihkan.
- Pastikan untuk mencuci tangan kamu setelah menyentuh hewan peliharaan.
Pencegahan pada hewan peliharaan
Inilah tindak pencegahan yang dapat kamu lakukan untuk melindungi hewan peliharaan kamu:
- Jauhkan hewan peliharaan dari hewan pengerat, hewan liar, dan bangkai hewan.
- Jauhkan hewan peliharaan dari air yang terkontaminasi, terutama setelah hujan deras atau banjir.
- Pastikan hewan peliharaan hanya meminum air bersih.
- Jika memungkinkan, kamu juga perlu menjauhkan hewan peliharaan dari urine hewan lain.
- Tanyakan kepada dokter hewan apakah hewan yang kamu pelihara membutuhkan vaksin leptospirosis.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau orang terdekatmu ada yang mengalami salah satu atau beberapa gejala leptospirosis, segera konsultasi dengan dokter yang ada di Halodoc.
Tujuannya agar penanganan dapat segera dokter lakukan, sehingga meminimalkan risiko komplikasi.
Kamu juga bisa membicarakan masalah kesehatanmu pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc.
Klik gambar di bawah ini untuk lakukan konsultasi dengan ahlinya.