Laparotomi
Apa itu Laparotomi?
Laparotomi adalah prosedur bedah untuk membuka rongga perut manusia. Prosedur ini melibatkan sayatan pada dinding perut untuk mengakses organ-organ di dalamnya.
Laparotomi bertujuan untuk mendiagnosis, memperbaiki, atau mengangkat organ-organ yang sakit atau cedera. Selain itu juga mengangkat tumor dan memberikan perawatan pada gangguan tertentu.
Selama laparotomi, dokter bedah akan membuat sayatan pada dinding perut. Selanjutnya, memisahkan lapisan-lapisan jaringan dan otot untuk mencapai organ yang akan dokter operasi.
Laparotomi adalah tindakan bedah serius yang memerlukan anestesi umum dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Prosedur ini efektif dalam berbagai situasi medis, tergantung pada kebutuhan.
Tujuan dan Manfaat Laparotomi
Manfaat laparotomi adalah mendapatkan akses ke organ dan jaringan internal untuk tujuan diagnostik. Tujuan untuk mencari tanda-tanda penyakit yang menyerang organ perut.
Berbagai penyakit tersebut terdapat pada berbagai organ. Contohnya organ usus buntu, kandung kemih, usus, kandung empedu, hati, pankreas, ginjal, ureter, limpa, lambung, rahim, saluran tuba, dan ovarium.
Laparotomi juga dapat mengambil sampel jaringan untuk diagnosis lebih lanjut (biopsi). Dalam kasus darurat, prosedur dapat menyelamatkan nyawa pasien dengan masalah perut serius.
Indikasi Laparotomi
Indikasi laparotomi adalah membantu dokter untuk mencari masalah di dalam perut atau organ dalam. Selain itu, prosedurnya juga efektif membantu mengobati kondisi tertentu.
Misalnya, mengetahui mengapa pasien mengalami sakit perut, atau apakah seseorang mengalami cedera pada perut. Prosedur juga dapat melihat penyebaran penyakit, seperti endometriosis dan kanker.
Operasi laparatomi untuk penyakit apa? Berikut beberapa kondisi yang membutuhkan laparotomi:
- Kehamilan ektopik.
- Endometriosis.
- Radang usus buntu.
- Cedera traumatis pada organ dalam.
- Infeksi perut.
- Perforasi usus.
- Kanker usus besar, hati, pankreas, dan ovarium.
- Batu empedu.
- Divertikulitis.
- Pankreatitis.
- Abses hati.
- Abses retroperitoneal.
- Penumpukan nanah di perut atau panggul.
- Adhesi, atau jaringan parut di perut.
- Peritonitis.
- Perdarahan saluran pencernaan.
Apa perbedaan laparatomi dengan laparoskopi? Laparotomi melibatkan sayatan yang cukup besar di perut. Hal itu berbeda dengan laparoskopi yang membutuhkan sayatan sebesar lubang kunci untuk melihat kondisi di dalam perut. Baca selengkapnya di sini: Wajib Tahu, Ini Beda Laparoskopi dan Laparotomi
Ini beberapa keunggulan laparotomi kerimbang laparoskopi:
- Lebih mudah memeriksa keadaan organ dan jaringan karena jarak pandang yang lebih lapang.
- Mempermudah pengangkatan jaringan tumor atau benjolan dengan ukuran yang besar.
- Sebagai operasi gawat darurat guna mengatasi perdarahan yang terjadi di organ dalam perut.
- Sebagai prosedur transplantasi usus, yaitu pergantian sebagian atau seluruh usus pasien dengan usus dari seorang pendonor.
- Dapat mengangkat kanker pankreas, yaitu sel abnormal yang tumbuh dan berkembang pada organ yang terletak di belakang perut.
Waktu untuk Melakukan Laparotomi
Dokter akan merekomendasikan laparotomi bila seseorang mengalami perdarahan internal atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya.
Prosedur juga diperuntukkan bagi orang yang mengalami luka traumatis atau trauma benda tumpul pada perut.
Dokter juga akan merekomendasikan laparotomi eksplorasi untuk pasien yang diduga memiliki kondisi perut tertentu.
Misalnya, kehamilan ektopik, endometriosis, radang usus buntu, perforasi usus, kanker usus besar, hati, dan lain-lain.
Wanita mungkin perlu menjalani laparotomi untuk histerektomi. Ini adalah prosedur pengangkatan rahim yang bertujuan untuk mengangkat ovarium atau saluran tuba.
Terkait dengan kehamilan ektopik, kamu bisa membaca penjelasan selengkapnya di sini: Agar lebih jelas, baca juga Prosedur Operasi Laparotomi untuk Menangani Kehamilan Ektopik.
Peringatan dan Kontraindikasi Laparotomi
Meski cenderung aman bagi semua orang, pemilik kondisi di bawah ini disarankan untuk tidak melakukan laparotomi:
- Mengidap alergi terhadap obat bius.
- Mengidap infeksi berat (sepsis).
- Memiliki kanker yang telah bermetastasis.
Beritahu dokter juga jika tengah:
- Mengonsumsi obat-obatan, termasuk vitamin dan obat herbal.
- Merencanakan kehamilan atau sedang hamil.
Sebelum Prosedur Laparotomi
Berikut hal-hal yang dilakukan sebelum prosedur laparotomi:
1. Penjelasan dan persetujuan
Dokter bedah akan menjelaskan prosedurnya, kemungkinan risiko, dan alternatif serta hasil yang diinginkan.
Mereka akan meminta persetujuan yang pasien perlu tandatangani untuk melakukan tindakan laparotomi (jika pasien bersedia)
Jika tidak, mereka akan mendokumentasikan kapasitas mental pasien saat itu dan mendiskusikannya dengan kerabat terdekat.
2. Penilaian fisik
Jika memungkinkan, dokter bedah akan melakukan survei terhadap kondisi kesehatan pasien saat ini dan obat-obatan serta operasi sebelumnya.
Mereka akan melakukan beberapa tes medis dasar, seperti rontgen dan tes darah, untuk memastikan operasi dan anestesi umum aman untuknya.
3. Persiapan usus
Tergantung pada jenis operasinya, pasien perlu membersihkan usus terlebih dahulu. Caranya dengan memberikan obat pencahar sebelum operasi. Pasien juga harus berpuasa atau menjalankan diet sehari sebelumnya.
4. Sterilisasi
Sesaat sebelum prosedur, tim medis mungkin memberi pasien scrub bedah untuk digunakan saat mandi untuk membersihkan dan mensterilkan perutnya.
Tim medis juga akan mencukur untuk membersihkan mikroorganisme yang mungkin bersembunyi di rambut tubuh pasien.
Prosedur Laparotomi
Selama operasi, pasien akan menerima bius total. Selanjutnya, ini akan dilakukan oleh dokter selama prosedur berlangsung:
- Membuat satu sayatan sebesar 7-30 sentimeter dengan memotong kulit dan otot perut untuk mengungkapkan organ-organ di perut.
- Menjepit dan mengangkat lapisan peritoneum dengan alat khusus. Lapisan ini yang melapisi rongga perut dan menutupi sebagian besar organ dalam rongga perut.
- Memeriksa atau menangani gangguan yang dialami oleh pasien. Contohnya, mengangkat tumor atau menghentikan perdarahan organ.
- Terakhir, dokter akan membersihkan rongga perut dari darah dan menjahit bekas sayatan di bagian perut.
Setelah Prosedur Laparotomi
Setelah operasi, pasien kemudian akan pindah ke ruang pasca operasi, di mana dokter akan memantau tanda-tanda vitalnya sampai ia tersadar dari anestesi.
Kemudian, mereka akan memindahkan pasien ke ruang pemulihan selama beberapa hari ke depan.
Tabung yang dimasukkan ke dalam tubuh selama operasi akan tetap berada di tempatnya untuk mengalirkan cairan, dan pasien juga akan mendapatkan pereda nyeri sesuai kebutuhan.
Dokter akan membantu pasien berdiri dan berjalan sedikit setiap hari.
Dokter atau tenaga kesehatan mungkin memberi pasien pernapasan dalam dan latihan otot untuk dilakukan di rumah sakit dan saat ia kembali ke rumah. Ini membantu mencegah pembekuan darah dan infeksi dada.
Ahli kesehatan tersebut juga akan menginstruksikan pasien untuk merawat sayatan di rumah. Biasanya usus akan lumpuh sementara setelah operasi perut (ileus paralitik).
Dokter bisa memberi pasien enema atau obat-obatan jika perlu untuk membantu ia buang air besar.
Silakan baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit yang dapat diatasi dengan laparotomi: Ini 10 Jenis Penyakit yang Bisa Didiagnosis dengan Laparotomi
Efek Samping dan Komplikasi Laparotomi
Dalam beberapa kasus prosedur dapat menyebabkan efek samping laparotomi atau komplikasi, seperti:
- Cedera yang tidak disengaja pada organ di sekitarnya.
- Pendarahan berlebihan dari pembuluh darah yang terluka.
- Infeksi luka dan terhambatnya proses penyembuhan.
- Area mati rasa permanen akibat kerusakan saraf.
- Hernia di tempat sayatan atau tempat otot terbelah.
- Jaringan parut internal yang dapat mengganggu organ (perlengketan perut).
- Penyumbatan usus atau sakit perut akibat perlengketan perlengketan.
- Paralisis ileus atau gangguan gerakan usus.
- Gangguan pencernaan, seperti sembelit atau susah buang air besar.
- Komplikasi anestesi, seperti mual dan muntah.
Tempat dan Biaya Melakukan Laparotomi
Operasi terbuka ini bisa kamu lakukan di rumah sakit. Lantas, berapa biaya laparotomi? Di rumah sakit swasta di Indonesia, biaya prosedur ini berkisar dari 4 juta hingga lebih dari 20 juta rupiah. Itulah penjelasan mengenai laparotomi. Jika kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai prosedur bedah ini, tanyakan saja langsung pada dokter terpercaya di Halodoc dengan klik gambar ini: