Lamictal
DAFTAR ISI
- Apa Itu Lamictal?
- Manfaat Lamictal
- Dosis Lamictal
- Hubungi Psikiater Jika Ingin Tahu Penggunaan Lamictal
- Cara Penggunaan Lamictal
- Perhatian Penggunaan Lamictal
- Efek Samping Lamictal
- Interaksi Lamictal
- Kontraindikasi Lamictal
Apa Itu Lamictal?
Lamictal adalah sebuah obat yang diresepkan untuk mengatasi epilepsi serta dapat membantu mencegah episode depresi pada orang dewasa yang mengidap gangguan bipolar.
Obat ini bertindak dengan melambatkan aktivitas listrik yang berlebihan dalam otak untuk menghentikan kejang.
Lamictal tersedia dalam bentuk tablet yang dapat ditelan, atau dalam bentuk tablet yang dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air untuk diminum dan harus diperoleh dengan resep psikiater atau dokter.
Manfaat Lamictal
Lamictal dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain untuk mencegah dan mengendalikan kejang.
Selain itu, obat ini juga berguna dalam mencegah perubahan suasana hati yang ekstrem yang disebabkan oleh gangguan bipolar pada orang dewasa.
Lamictal dikenal sebagai antikonvulsan atau antiepilepsi karena diperkirakan bekerja dengan mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu di otak.
Penggunaan obat ini pada anak di bawah 2 tahun tidak disetujui karena meningkatnya risiko efek samping, seperti infeksi.
Dosis Lamictal
Untuk kondisi epilepsi, dosis Lamictal dapat bervariasi tergantung pada apakah digunakan sebagai monoterapi atau terapi tambahan, serta apakah ada penggunaan valproat atau antiepilepsi lainnya.
Pada dewasa, dosis awal biasanya dimulai dengan 25 mg sekali sehari, selama 2 minggu, kemudian ditingkatkan menjadi 50 mg sekali sehari selama 2 minggu.
Dosis dapat ditingkatkan hingga mencapai 50–100 mg per hari, setiap 1–2 minggu, tergantung pada respons individu.
Untuk anak usia 2–12 tahun, dosis awal berkisar antara 0,3 mg/kgBB per hari hingga 0,6 mg/kgBB per hari, dengan peningkatan dosis bertahap setiap 1–2 minggu.
Sementara untuk gangguan bipolar, dosis awal juga bervariasi tergantung pada penggunaan Lamictal sebagai monoterapi atau terapi tambahan, serta penggunaan valproat atau antiepilepsi lainnya.
Pada dewasa, dosis awal biasanya dimulai dengan 25 mg sekali sehari selama 2 minggu, kemudian ditingkatkan menjadi 50 mg per hari, yang dibagi dalam 1–2 dosis selama 2 minggu.
Dosis selanjutnya dapat ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai dosis target 200 mg per hari, sesuai dengan respons individu.
Jika diperlukan, dosis dapat dinaikkan hingga 200 mg, 2 kali sehari, tentu saja tetap dalam pengawasan psikiater atau dokter.
Hubungi Psikiater Jika Ingin Tahu Penggunaan Lamictal
Jika kamu atau orang yang terdekat memerlukan Lamictal atau ingin mengetahui informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi para profesional medis di Halodoc.
Cari bantuan dan pendengar yang tepat dengan menghubungi rekomendasi psikiater melalui Halodoc.
Mereka telah mendapat penilaian positif dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Berikut adalah daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja karena dokter tersedia 24/7!
Jika dokter sedang tidak tersedia atau sedang offline, kamu masih bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tak perlu khawatir, privasi kamu juga pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Cara Penggunaan Lamictal
Lamictal biasanya dikonsumsi sekali atau dua kali sehari dengan atau tanpa makanan.
Jika mendapatkan dosis dua kali sehari, usahakan memberi dosis dengan waktu yang merata sepanjang hari, seperti pada pagi dan sore hari.
Apabila menggunakan tablet standar, telan utuh dengan segelas air dan jangan dikunyah.
Jika mengonsumsi tablet kunyah atau tablet dispersi, tablet dapat ditelan utuh dengan segelas air, atau mengunyahnya atau mencampurkannya dengan air atau jus untuk membuat minuman.
Perhatian Penggunaan Lamictal
Lamictal dapat menyebabkan reaksi kulit yang serius atau bahkan mengancam jiwa, terutama pada anak-anak dan individu yang memulai dosis tinggi atau yang juga menggunakan asam valproat (Depakene) atau divalproex (Depakote).
Jika mengalami ruam kulit, gatal-gatal, lepuhan, pengelupasan kulit, atau luka di mulut atau sekitar mata, segera cari bantuan medis darurat.
Jangan hentikan penggunaan Lamictal tanpa berkonsultasi dengan psikiater terlebih dahulu, bahkan jika merasa kondisi membaik.
Menghentikan obat ini secara tiba-tiba dapat meningkatkan risiko kejang.
Segera hubungi dokter jika mengalami peningkatan kejang atau kejang menjadi lebih sering saat menggunakan obat ini.
Efek Samping Lamictal
Beberapa efek samping umum dari Lamictal yang dapat dialami individu yang mengonsumsinya, antara lain:
- Sakit kepala.
- Rasa mengantuk
- Pusing.
- Agresi, atau mudah tersinggung
- Temor.
- Kesulitan tidur.
- Diare.
- Mual atau muntah.
Meskipun ringan, jika efek samping ini mengganggu, tetap disarankan untuk melanjutkan penggunaan obat namun segera konsultasikan dengan psikiater.
Selain itu, terdapat juga efek samping yang lebih serius, salah satunya adalah ruam kulit.
Meskipun kebanyakan ruam kulit tidak berbahaya, perlu diwaspadai jika muncul gejala seperti flu yang diikuti dengan ruam merah atau ungu yang menyebar dan membentuk lepuh.
Kondisi ini lebih cenderung terjadi dalam delapan minggu pertama setelah memulai Lamictal atau saat dosis ditingkatkan dengan cepat.
Selain itu, penghentian tiba-tiba penggunaan Lamictal selama beberapa hari dan kemudian memulainya kembali dengan dosis yang sama tanpa penurunan bertahap dapat meningkatkan risiko terjadinya ruam kulit serius.
Interaksi Lamictal
Jika sedang mengonsumsi obat-obatan berikut, penting untuk memberitahu dokter karena dapat mempengaruhi Lamictal:
- Obat anti-epilepsi seperti asam valproat, natrium divalproex, karbamazepin, fenitoin, fenobarbital, atau primidon.
- Antibiotik seperti rifampisin.
- Pil KB atau kontrasepsi oral.
- Obat untuk virus human immunodeficiency (HIV) termasuk lopinavir/ritonavir atau atazanavir/lopinavir.
Selain itu, obat lain juga dapat berinteraksi dengan Lamictal, termasuk obat resep, obat bebas, vitamin, dan produk herbal.
Pastikan untuk memberitahu psikiater kamu tentang semua obat yang sedang dikonsumsi serta obat apa pun yang baru mulai atau hentikan pemakaiannya.
Kontraindikasi Lamictal
Lamictal mungkin tidak sesuai untuk semua orang. Untuk memastikan keamanannya, penting untuk memberi tahu psikiater jika mengalami kondisi berikut:
- Pernah mengalami reaksi alergi terhadap Lamictal atau obat lain.
- Memiliki masalah dengan fungsi hati atau ginjal.
- Mengidap gangguan bipolar dan pernah mengalami pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
- Pernah mengalami meningitis atau ruam kulit yang disebabkan oleh Lamictal.
- Sedang hamil, mencoba untuk hamil, atau sedang menyusui.
Itulah tadi informasi seputar Lamictal, untuk informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menggunakan layanan tanya dokter di Halodoc.
Tidak perlu khawatir dalam mencari bantuan bagi masalah kesehatan mental kamu, karena privasi kamu terjaga dengan aman.
Tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang!