Kutu Air
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kutu Air?
- Penyebab Kutu Air
- Faktor Risiko Kutu Air
- Gejala Kutu Air
- Rekomendasi Dokter Kulit untuk Mengatasi Kutu Air
- Diagnosis Kutu Air
- Pengobatan Kutu Air
- Komplikasi Kutu Air
- Pencegahan Kutu Air
Apa Itu Kutu Air?
Kutu air, yang juga dikenal sebagai tinea pedis atau athlete’s foot, merupakan suatu infeksi jamur menular yang umumnya timbul pada kulit kaki, terutama di sela-sela jari kaki.
Ini adalah dermatofitosis yang paling umum yang disebabkan oleh kondisi lembap pada kaki karena keringat yang memfasilitasi pertumbuhan jamur.
Kutu air bisa muncul sebagai salah satu dari empat bentuk klinis berikut, atau dalam kombinasi:
- Hiperkeratosis kronis, jenis kutu air yang disebabkan oleh infeksi jamur bernama Trichophyton rubrum yang ditandai dengan pola lesi yang khas dan menyebabkan munculnya sisik dan penebalan telapak kaki.
- Intertriginosa kronis, jenis ini ditandai dengan terbentuknya sisik, eritema dan erosi kulit.
- Ulseratif akut, paling sering disebabkan oleh T. mentagrophytes var. Interdigitale. Jenis kutu air ini biasanya ditandai dengan munculnya lepuhan berisi cairan di ruang antar jari kaki.
- Vesikobulosa, kutu air yang menyebabkan munculnya kantung berongga (bula) pada lapisan kulit di area telapak kaki.
Kutu air berisiko tinggi dialami oleh orang yang kurang menjaga kebersihan kaki, jarang mengganti kaus kaki, dan sering menggunakan sarana publik seperti pemandian umum.
Masalah kesehatan ini harus segera ditangani dengan tepat, karena dapat memburuk dan menyebar ke bagian tubuh yang lain, serta menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening.
Penyebab Kutu Air
Penyebab kutu air atau tinea pedis adalah berbagai jenis jamur.
Namun, penyebab yang paling umum ditemui adalah jenis dermatophytes, yaitu jenis jamur yang juga menjadi penyebab kurap.
Jenis jamur ini hidup di lingkungan yang bersuhu hangat dan lembap, seperti kamar mandi dan kolam renang.
Berikut tiga jamur dermatofit yang paling umum menyebabkan kutu air:
- Trichophyton (T.) rubrum.
- T. interdigitale, sebelumnya disebut T. mentagrophytes var. Interdigital.
- Epidermophyton floccosum.
Penularan jamur ini dapat melalui sentuhan langsung dengan kulit yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Selanjutnya, jamur kutu air akan menetap dan berkembang biak pada permukaan kulit, dan dapat masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi, jika terdapat celah pada kulit.
Faktor Risiko Kutu Air
Beberapa faktor risiko kutu air, antara lain:
- Berbagi benda pribadi, seperti handuk, kaus kaki, atau sepatu.
- Berkunjung ke area publik tanpa alas kaki.
- Sering memakai alas kaki tertutup.
- Kaki sering berkeringat dan tidak segera dikeringkan.
- Menggunakan sepatu yang ketat dan tebal.
- Terdapat luka pada jari atau kuku jari kaki.
- Tidak menjaga kebersihan kaki, seperti jarang mencuci kaki setelah beraktivitas dan menggunakan ulang kaus kaki yang belum dicuci.
Gejala Kutu Air
Beberapa gejala kutu air yang umum terjadi, antara lain:
- Iritasi seperti gatal, sensasi panas, terbakar, dan menyengat di antara jari-jari kaki.
- Area kulit kaki yang terkena tampak berwarna kemerahan.
- Bagian samping dan telapak kaki juga terasa sangat gatal.
- Kuku kaki mengalami perubahan warna, menjadi lebih tebal, dan mudah rapuh.
- Kuku kaki terluka bahkan tampak lepas tempatnya semula.
- Kulit kaki terlihat pecah-pecah dan mengelupas, terutama di antara jari kaki dan pada telapak kaki.
- Kulit melepuh dan lecet akibat gatal pada kaki.
- Kulit tampak lebih kering pada area telapak atau sisi samping kaki.
- Timbul cairan dari area kulit kaki yang ditumbuhi jamur.
Jika gejala-gejala tersebut semakin mengganggu, jangan dibiarkan. Hubungi 5 Dokter Kulit Ini Unutuk Bantu Mengobati Kutu Air agar segera membaik.
Rekomendasi Dokter Kulit untuk Mengatasi Kutu Air
Jika terdapat perubahan pada kulit di kaki, yang disertai dengan rasa gatal dan sensasi panas seperti terbakar, ada baiknya untuk segera menghubungi dokter spesialis kulit di Halodoc.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis kulit yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.Yuk gunakan Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Kutu Air
Dokter mungkin sudah bisa mendiagnosis kutu air hanya dengan melihatnya saja.
Beberapa jenis athlete’s foot terlihat seperti kulit kering atau dermatitis.
Untuk membantu memastikan diagnosis dan mengesampingkan kondisi lain, dokter mungkin mengambil kerokan kulit dari daerah yang terkena untuk pengujian di laboratorium.
Pengobatan Kutu Air
Penanganan kutu air dapat dengan pemberian krim antijamur yang dijual bebas di pasaran, seperti Miconazole, econazole atau Clotrimazole.
Pengobatan dengan krim antijamur ini dapat berlangsung selama 2-4 minggu.
Jika gejala tidak membaik, umumnya dokter akan memberikan krim antijamur lain yang tidak dijual bebas, seperti terbinafine, tolnaftate, atau itraconazole atau obat antijamur oral berbentuk tablet.
Tea tree oil juga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan kutu air, dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.
Dokter juga dapat menganjurkan pengidap untuk merendam kaki dengan air garam atau cuka yang telah diencerkan, agar lepuhan kulit cepat mengering.
Kamu bisa beli produk terbaik tersebut untuk mengobati kutu air di Toko Kesehatan Halodoc.✔️ Pengiriman cepat dari apotek terdekat, klik banner di bawah ini.
Komplikasi Kutu Air
Infeksi kutu air bisa menyebar ke bagian tubuh yang hangat dan lembab lainnya.
Biasanya infeksi menyebar dari kaki ke selangkangan, karena jamur dapat menyebar di tangan atau handuk.
Kaki atlet terkadang juga bisa menyebabkan infeksi bakteri.
Pencegahan Kutu Air
Beberapa upaya pencegahan kutu air, antara lain:
- Bersihkan kaki secara rutin, jika diperlukan rawat kaki dengan produk yang dapat mencegah infeksi jamur.
- Gunakan alas kaki jika hendak ke sarana publik seperti pemandian umum.
- Gunakan kaus kaki dengan bahan yang dapat menyerap keringat.
- Gunakan kaus kaki yang bersih dan hindari penggunaan ulang tanpa mencucinya terlebih dahulu.
- Gunakan sepatu yang ringan dan dengan saluran udara yang baik.
- Hindari berbagi pakai barang pribadi, seperti handuk dan sepatu.
- Hindari sepatu dengan bahan sintetis seperti vinil atau karet, karena cenderung lembab dan tidak menyerap keringat.
- Upayakan kaki agar selalu kering dan tidak lembap karena keringat.
- Rutin mencuci sepatu dan gunakan setelah kering seluruhnya.