Kudis
- Apa Itu Kudis?
- Penyebab Kudis
- Faktor Risiko Kudis
- Gejala Kudis
- Hubungi Dokter Ini untuk Saran Pengobatan Kudis
- Diagnosis Kudis
- Pengobatan Kudis
- Komplikasi Kudis
- Pencegahan Kudis
Apa Itu Kudis?
Kudis, disebut juga scabies atau gudik, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur.
Masuknya tungau tersebutlah yang menimbulkan rasa gatal. Timbulnya rasa gatal dan keinginan menggaruk dapat lebih parah di malam hari.
Penyakit ini terbilang sangat mudah menular dan menyebar dengan cepat, terlebih jika seseorang melakukan kontak fisik dekat dengan pengidapnya. Meski begitu, kudis dapat dengan mudah diobati yang mampu membunuh tungau serta telurnya pada kulit.
Dapatkan produk kesehatan yang ampuh megatasi kudis atau masalah kulit lainnya dengan klik gambar di bawah ini:
Penyebab Kudis
Penyebab scabies adalah tungau jenis S. scabiei yang menginvasi kulit. Tungau ini biasanya terdapat di seprai, gorden, bantal, atau pakaian orang yang terinfeksi.
Saat bersembunyi di bawah kulit, tungau membuat terowongan sebagai tempat ia menyimpan telur.
Saat telur menetas, larva tersebut dapat muncul ke permukaan kulit dan menyebar ke area kulit lainnya, bahkan pindah ke orang lain.
Gatal yang timbul karena penyakit ini merupakan reaksi tubuh terhadap tungau, telur, serta kotorannya.
Kontak fisik dekat dengan seseorang yang mengidap penyakit ini, seperti berbagi pakaian atau tidur satu ranjang dapat meningkatkan risiko terinfeksi kudis.
Rutin membersihkan tempat tidur dan tidak berbagi-pakai pakaian sangat penting untuk mencegah penularan.
Selain penyebab di atas, Ketahui Cara Penularan Kudis yang Wajib Diwaspadai berikut ini.
Faktor Risiko Kudis
siapa pun dapat terkena kudis, tetapi risikonya lebih tinggi pada beberapa orang, seperti:
- Hidup berkelompok, seperti pesantren, penjara, atau berkeluarga.
- Tinggal di lingkungan pada penduduk.
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
- Mengonsumsi steroid.
- Sedang menjalani kemoterapi.
- Petugas kesehatan yang merawat pasien kudis.
- Orang dewasa yang aktif secara seksual.
- Untuk anak-anak, kerap berada di fasilitas penitipan.
Gejala Kudis
Gejala scabies yang muncul bisa bervariasi, tergantung jika sudah pernah terserang tungau sebelumnya atau belum.
Saat seseorang terkena tungau kudis pertama kali, diperlukan waktu sampai 2-6 minggu hingga gejalanya terlihat.
Jangka waktu tersebut akan lebih pendek pada serangan berikut nya karena sistem kekebalan tubuh lebih cepat bereaksi, yaitu 1-4 hari.
Nah, gejala yang paling umum saat seseorang mengalami kudis, antara lain:
- Rasa gatal yang parah, terutama di malam hari.
- Alami ruam menyerupai jerawat.
- Terdapat sisik atau lecet pada kulit.
- Alami luka akibat garukan.
Rasa gatal dapat memburuk di malam hari karena itu adalah momen tungau kudis menaruh telurnya ke dalam kulit.
Gatal sering dirasakan di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan daerah lipatan lain.
Gatal ini akan sangat mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Karena itu, jika kamu alami Kulit Gatal Akibat Skabies, Segera Hubungi Dokter Ini untuk mendapat penanganan yang tepat.
Selain gatal, ruam dan jejak seperti galian yang tipis dan tidak teratur juga bisa muncul ketika tungau menggali ke dalam kulit.
Ruam akibat kudis juga bisa menjadi luka bila pengidap menggaruk kulitnya. Hati-hati, luka terbuka bisa menyebabkan impetigo.
Kudis berkrusta juga dikenal sebagai kudis Norwegia, yaitu bentuk kudis serius yang menyebabkan gejala kulit yang parah.
Orang yang terkena scabies berkrusta akan mengalami gejala berupa kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal.
Hubungi Dokter Ini untuk Saran Pengobatan Kudis
Ruam kulit yang menyerupai jerawat, luka lecet, atau bersisik, disertai dengan rasa gatal yang parah dapat menjadi tanda dari kudis atau scabies.
Biasanya, gatal yang sangat mengganggu terjadi di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan area lipatan kulit lainnya.
Jika kamu mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter kulit melalui Halodoc untuk mencegah kudis berdampak lebih serius.
Berikut adalah beberapa dokter spesialis kulit yang bisa kamu hubungi:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Nah, itulah beberapa dokter kulit yang bisa kamu hubungi terkait penyakit biduran.
Jangan khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Kamu masih bisa membuat janji konsultasi untuk waktu yang lain melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Yuk, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Kudis
Dokter kemungkinan dapat mendiagnosis kudis hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa area kulit yang menimbulkan gejala.
Pada beberapa kasus, dokter bisa memastikannya dengan cara mengeluarkan tungau dari kulit dengan jarum.
Cara lain yang bisa dilakukan jika tungau tidak ditemukan adalah dengan mengikis sebagian kecil kulit sebagai sampel jaringan.
Setelah itu, pemeriksaan sampel tersebut dilakukan di bawah mikroskop untuk memastikan jika benar ada tungau atau telurnya.
Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dengan tinta (Burrow Ink Test) untuk membantu menemukan jalur liang pada kulit yang dibuat tungau.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menjatuhkan tinta pulpen ke area kulit yang dirasa ditempati tungau.
Setelah itu, tinta kemudian dihapus dan beberapa tinta ada yang masuk ke dalam terowongan yang dibuat tungau.
Terowongan tersebut dapat terlihat jelas dengan mata telanjang setelahnya. Inilah indikasi jika seseorang terserang kudis.
Pengobatan Kudis
Kudis dapat diobati dengan menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim dan losion bisa didapatkan melalui resep dokter. Mau tahu apa saja pilihan obatnya? Baca di artikel ini: Rekomendasi Obat Kudis yang Ampuh dan Bisa Didapatkan di Apotik.
Obat kudis biasanya dioleskan di sekujur tubuh, dari leher ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam.
Dokter juga akan menganjurkan semua anggota keluarga dan orang terdekat pengidap untuk mengonsumsi obat tersebut meskipun tidak menunjukkan tanda-tanda tertular scabies.
Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran scabies. Obat krim digunakan untuk mengatasi penyakit ini dengan membunuh tungau dan telurnya.
Namun, ada baiknya untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu terkait tindakan pengobatan ini.
Sebab sebagian obatnya tidak boleh digunakan oleh anak-anak atau wanita hamil.
Walaupun obat tersebut membunuh tungau dengan cepat, tapi rasa gatal mungkin tidak sepenuhnya hilang selama beberapa minggu.
Kamu juga bisa mencoba 5 Pengobatan Alami untuk Menyembuhkan Kudis berikut ini.
Komplikasi Kudis
Komplikasi yang dapat terjadi adalah impetigo. Hal ini disebabkan garukan yang kuat sehingga merusak kulit dan memungkinkan terjadinya infeksi bakteri sekunder.
Impetigo sendiri adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau kadang bakteri streptococcus.
Bentuk kudis yang lebih parah juga dapat terjadi yang disebut dengan kudis berkrusta.
Pada seseorang yang mengalami kudis hanya memiliki 10 hingga 15 tungau pada kulitnya.
Namun, jika seseorang alami kudis berkrusta, tungau telah berkembang biak hingga jutaan.
Pencegahan Kudis
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infestasi ulang dan mencegah penyebaran penyakit ini pada orang lain, yaitu:
1. Membersihkan pakaian dengan benar
Gunakan air sabun panas untuk mencuci semua pakaian, handuk, dan seprai yang digunakan dalam waktu tiga hari sebelum perawatan dilakukan. Keringkan pakaian tersebut dengan panas tinggi.
2. Pisahkan barang yang tidak bisa dicuci
Cobalah untuk memisahkan barang-barang yang tidak dapat dicuci ke dalam kantong plastik tertutup dan letakkan di tempat yang terpisah, seperti garasi.
Diamkan selama beberapa minggu agar tungau mati setelah beberapa hari tidak mendapatkan makanan.
Selain itu, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kudis:
- Jaga kebersihan dengan baik, termasuk tempat tidur.
- Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.