Kekurangan Yodium
Pengertian Kekurangan Yodium
Kekurangan yodium atau defisiensi yodium adalah penyebab utama terjadinya penyakit gondok maupun hipotiroid. Yodium atau iodium adalah komponen yang digunakan oleh kelenjar tiroid untuk membuat hormon tiroid. Kekurangan yodium paling sering menyerang anak dan ibu menyusui.
Kekurangan yodium bisa memicu banyak masalah kesehatan, antara lain penyakit gondok dan hipotiroid. Kondisi ini dikenal sebagai Gangguan Akibat Kekurangan Iodium atau GAKI.
Selain pada anak dan ibu menyusui, kekurangan yodium juga bisa terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya keguguran, gangguan tumbuh kembang berupa kretinisme, hingga kematian janin.
Penyebab Kekurangan Yodium
Penyebab kekurangan yodium yang paling utama adalah asupan yodium yang tidak tercukupi dalam makanan yang dikonsumsi. Orang dewasa membutuhkan sekitar 150 mikrogram yodium setiap hari. Sementara itu, ibu hamil membutuhkan asupan yodium setidaknya 220 mikrogram setiap hari, dan ibu menyusui membutuhkan asupan yodium harian sebanyak 290 mikrogram per hari.
Supaya dapat memenuhi asupan yodium harian, berikut beberapa jenis makanan yang bisa dikonsumsi:
- Rumput laut.
- Makanan laut, seperti kerang, udang, dan ikan tuna.
- Garam beryodium.
- Telur.
- Produk olahan susu, seperti yoghurt, keju, dan es krim.
Gejala Kekurangan Yodium
Kurangnya asupan yodium mengakibatkan terjadinya penurunan produksi hormon tiroid di dalam tubuh, sehingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan penyakit gondok.
Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur fungsi anggota tubuh. Apabila seseorang mengalami kekurangan hormon tiroid, gejalanya yaitu:
- Muncul benjolan di leher.
- Rambut mengalami kerontokan.
- Berat badan meningkat tanpa sebab.
- Tubuh terasa mudah lelah dan lemah.
- Sering merasa kedinginan.
- Kulit kering dan pecah-pecah.
- Mengalami gangguan menstruasi pada wanita.
- Mengalami masalah pada irama jantung.
- Terjadi penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir.
Sementara itu, kekurangan yodium pada ibu hamil memberikan dampak yang fatal untuk janin. Kondisi ini tersebut bisa mengakibatkan anak mengalami kretinisme (hipotiroid kongenital atau bawaan).
Kretinisme yang terjadi pada anak berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya stunting, tuli, gangguan cara jalan, otot tegang, hingga kesulitan bicara.
Diagnosis Kekurangan Yodium
Saat melakukan pemeriksaan pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala dan keluhan yang dialami pengidap, serta menanyakan apakah pengidap pernah terserang masalah kesehatan yang yang berhubungan dengan tiroid. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada bagian leher guna mendeteksi ada atau tidaknya benjolan akibat gondok.
Jika memang diperlukan, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah untuk diamati lebih lanjut di laboratorium. Tes darah digunakan untuk mengetahui kadar hormon tiroid dan yodium di dalam tubuh.
Tes urine
Dokter akan melakukan pemeriksaan pada satu atau beberapa sampel urine pengidap dalam 24 jam. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar yodium dalam tubuh pengidap. Kadar yodium normal pastinya tidak sama untuk setiap orang, bergantung pada usia dan kondisi kesehatan.
Anak yang berusia 6 tahun hingga orang dewasa dikatakan mengalami defisiensi yodium apabila kadar yodium dalam urine kurang dari 100 mikrogram per liter. Sementara untuk ibu hamil, kadarnya kurang dari 500 mikrogram per liter dan kurang dari 100 mikrogram per liter pada ibu menyusui.
Tes Patch Yodium
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengoleskan yodium pada kulit dan memeriksa warnanya dalam 24 jam. Apabila tidak terjadi kekurangan yodium, maka yodium yang dioleskan akan hilang dalam waktu lebih dari 24 jam. Sebaliknya, yodium yang dioleskan akan lebih cepat memudar untuk pengidap kekurangan yodium.
Pengobatan Kekurangan Yodium
Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekurangan yodium adalah:
Konsumsi Obat
Obat levothyroxine digunakan untuk mengatasi gejala karena masalah hipotiroid dan memperlambat kerja hormon untuk mengecilkan ukuran gondok. Selain itu, dokter dapat memberikan aspirin dan obat kortikosteroid untuk mengatasi peradangan.
Operasi
Tindakan operasi bisa direkomendasikan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Tindakan ini hanya dilakukan apabila gondok yang tumbuh menyebabkan pengidap mengalami kesulitan menelan dan bernapas.
Yodium Radioaktif
Pada beberapa kasus, kekurangan yodium ditangani dengan yodium radioaktif atau terapi nuklir tiroid untuk mengecilkan ukuran gondok. Pengobatan ini dilakukan dengan meminta pengidap minum yodium radioaktif untuk menghancurkan sel-sel tiroid.
Selain pengobatan dari dokter, pengidap kekurangan yodium tentu perlu memenuhi asupan yodium harian dengan mengonsumsi multivitamin beryodium, makanan dengan kandungan yodium tinggi, dan menggunakan garam beryodium saat mengolah makanan.
Komplikasi Kekurangan Yodium
Seseorang yang kekurangan yodium dapat mengalami hipotiroid dan penyakit gondok. Hipotiroid yang tidak mendapatkan penanganan dapat mengakibatkan munculnya berbagai komplikasi, yaitu:
- Gagal jantung.
- Penurunan kemampuan berpikir.
- Gangguan saraf (neuropati).
- Kemandulan.
- Kesulitan bernapas jika ukuran gondok membesar.
- Koma miksedema.
Pencegahan Kekurangan Yodium
Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan UNICEF dalam menggalakkan Universal Salt Iodization. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan yodium di seluruh Indonesia. Program tersebut meliputi produksi garam beryodium hingga penambahan yodium pada produk makanan yang diproses, seperti mie instan dan saus.
Guna mencegah terjadinya kekurangan yodium, setiap hari ibu hamil dapat mengonsumsi multivitamin yang memiliki kandungan yodium sebesar 150 mikrogram atau sesuai dengan saran dokter. Selain itu, ibu hamil juga perlu mengonsumsi makanan kaya yodium dan memasukkan garam beryodium ke asupan makanan harian.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter apabila mendapati adanya gejala kekurangan yodium, termasuk ibu hamil. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan setiap bulan secara rutin, mulai minggu ke-7 hingga minggu ke-28. Selanjutnya, memasuki minggu ke-28 hingga minggu ke-36, pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Lalu, memasuki minggu ke-36 hingga menjelang kelahiran, pemeriksaan dilakukan setiap minggu. Masalah kesehatan hipotiroid bisa memicu komplikasi yang membahayakan, yaitu koma miksedema. Kondisi ini akan membuat pengidapnya mengalami perubahan pada perilaku hingga kehilangan kesadaran diri.
Tanya jawab dengan dokter sekarang lebih mudah karena bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Halodoc. Pastikan kamu sudah download aplikasi Halodoc di ponselmu.