Kejang Demam
Pengertian Kejang Demam
Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang biasa terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang ini tidak ada kaitannya dengan gangguan elektrolit atau metabolik.
Penyebab Kejang Demam
Biasanya, suhu tubuh yang lebih tinggi dari normal menyebabkan kejang demam. Bahkan demam ringan dapat memicu kondisi ini. Selain suhu tubuh yang tinggi, ada beberapa kondisi juga yang menjadi penyebab dari kondisi tersebut, yaitu:
Infeksi
Demam yang memicu kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih jarang oleh infeksi bakteri. Virus flu (influenza) dan virus penyebab roseola, yang sering disertai demam tinggi, adalah kondisi yang sering menjadi penyebab kejang demam.
Kejang Pasca Vaksinasi
Risikonya meningkat setelah beberapa vaksinasi masa kanak-kanak. Ini termasuk vaksin difteri, tetanus dan pertusis dan vaksin campak-gondong-rubella.
Faktor Risiko Kejang Demam
Kondisi kejang ini lebih berisiko terjadi pada anak dengan genetik tertentu ataupun yang tinggal di lingkungan tertentu. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko kejang demam pada anak:
1. Usia
Kejang demam lebih sering dialami oleh anak usia 6 hingga 60 bulan.
2. Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan kejang demam dapat meningkatkan risiko akan mengalami kondisi yang sama.
3. Etnisitas atau ras
Kejang demam lebih sering terjadi pada anak-anak keturunan Jepang dan populasi Pulau Pasifik tertentu.
4. Infeksi virus
Infeksi virus flu dan campak lebih memungkinkan seorang anak mengalami kondisi ini.
5. Berat badan
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, dan keterlambatan perkembangan dapat menjadi salah satu faktor penentu lain anak bisa mengalami kejang demam.
6. Demam tinggi
Demam tinggi, dengan suhu tubuh 38 derajat Celcius, bisa memicu kejang. Hal ini terjadi ketika virus menginfeksi tubuh, sistem imun melakukan perlawanan. Perlawanan ini dapat meningkatkan suhu tubuh. Jika suhu tubuh sudah sangat tinggi, memicu kontraksi tubuh yang disebut istilah kejang demam.
Gejala Kejang Demam
Gejala dari kondisi ini dapat terbagi dua, yaitu:
1. Kejang demam sederhana
Umumnya terjadi sebentar, yaitu kurang dari 15 menit. Kebanyakan kasus kejang jenis ini akan terjadi kurang dari 5 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.
2. Kejang demam kompleks
Biasanya terjadi lama (lebih dari 15 menit) dan terjadi pada sebagian atau satu sisi tubuh, dan berulang kali dalam kurun waktu 24 jam.
Jika Si Kecil mengalaminya, Ini Dokter yang Bisa Bantu Mengatasi Kejang Demam pada Anak.
Diagnosis Kejang Demam
Diagnosis akan ditentukan dengan melihat riwayat kejang saat suhu tubuh naik, termasuk riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam.
Pemeriksaan cairan serebrospinal (pungsi lumbal) dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis atau dokter mencurigai adanya infeksi susunan saraf pusat.
EEG (tes untuk melihat gelombang otak atau aktivitas elektrik di kepala) disarankan jika kejang hanya terjadi pada salah satu atau sebagian tubuh saja. Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala) disarankan jika ada gejala gangguan saraf yang menyertai.
Pengobatan Kejang Demam
Kejang umumnya berlangsung singkat (sekitar 4 menit) dan biasanya sudah berhenti ketika sampai di rumah sakit. Jika kejang masih berlangsung saat tiba di rumah sakit, dokter memberikan obat antikejang melalui infus.
Obat antikejang lainnya juga bisa dipakai dengan cara dimasukkan ke dubur dan dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Ibu dapat memberikannya di rumah, tetapi segera ke rumah sakit jika dua kali pemberian obat tidak membuat kondisi Si Kecil membaik.
Komplikasi Kejang Demam
Pada umumnya, kejang tidak mengakibatkan komplikasi serius. Beberapa kondisi seperti keterbelakangan mental, penurunan IQ, cerebral palsy, kerusakan saraf, epilepsi atau kesulitan belajar kerap dikaitkan dengan kondisi kejang ini.
Padahal, pada faktanya hal-hal yang disebutkan tadi tidak ada kaitannya dengan kondisi kejang ini. Sejauh ini disimpulkan kalau kejang demam tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau pendek.
Pencegahan Kejang Demam
Berikan obat penurun panas saat Si Kecil demam. Obat antikejang akan diberikan sesuai rekomendasi dokter untuk mencegah kejang terjadi. Berikut langkah penanganan kejang demam pada anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
- Tetap tenang dan tidak panik.
- Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
- Jika Si Kecil tidak sadarkan diri, letakkan ia dalam posisi miring. Bila ada muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidungnya.
- Bila lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
- Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang yang terjadi.
- Dampingi Si Kecil selama dan sesudah kejang.
- Berikan obat jika kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang telah berhenti.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih, kejang tidak berhenti setelah pemberian obat, kejang pada salah satu sisi tubuh, atau setelah kejang anak tidak sadarkan diri. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Febrile Seizure.
Healthline. Diakses pada 2022. What Is a Febrile Seizures?
WebMD. Diakses pada 2022. What Are Febrile (Fever) Seizures?
Pediatricweb. Diakses pada 2022. Febrile Seizure
Diperbarui pada 19 Mei 2022