Keguguran
DAFTAR ISI
- Apa itu Keguguran?
- Penyebab Keguguran
- Kondisi yang Tidak Menyebabkan Keguguran
- Faktor Risiko Keguguran
- Gejala Keguguran Berdasarkan Jenisnya
- Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Pasca Keguguran
- Pengobatan Keguguran
- Pengobatan Keguguran
- Komplikasi Keguguran
- Cara Mencegah Keguguran
- Cuti Keguguran
Apa itu Keguguran?
Keguguran adalah hilangnya kehamilan secara spontan sebelum kandungan menginjak minggu ke-20. Angkanya sekitar 10-20 persen, tapi bisa lebih dari itu. Umumnya terjadi sebelum wanita mengetahui kehamilannya.
Istilah ‘keguguran’ menunjukkan bahwa ada yang tidak beres selama proses kehamilan berlangsung. Namun, sebagian besar penyebabnya terjadi karena janin tidak berkembang.
Penyebab Keguguran
Ada berbagai penyebab keguguran selama kehamilan yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Masalah dengan gen dan kromosom
Sebagian besar penyebab keguguran terjadi karena tumbuh kembang janin tidak berjalan seperti yang seharusnya. Sekitar 50 persen kasus berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom.
Masalah kromosom dipicu oleh gangguan saat embrio membelah dan tumbuh. Masalah ini bukan disebabkan oleh faktor genetik, melainkan:
- Blighted ovum. Kondisi ini terjadi ketika tidak ada embrio yang terbentuk.
- Kematian janin intrauterin. Dalam situasi ini, embrio terbentuk, tapi berhenti berkembang dan mati sebelum terjadi gejala keguguran.
- Kehamilan mola. Saat mengalami kehamilan mola, kedua set kromosom berasal dari ayah. Kondisi ini berkaitan dengan pertumbuhan abnormal plasenta sehingga menyebabkan janin tidak berkembang
- Kehamilan mola parsial. Jenis kehamilan ini terjadi ketika kromosom ibu tetap ada, tapi ayah menyediakan dua set kromosom. Kehamilan mola parsial biasanya berkaitan dengan kelainan plasenta, dan janin yang abnormal.
2. Kondisi kesehatan ibu
Penyebab keguguran lainnya adalah adanya masalah pada kondisi kesehatan ibu, seperti:
- Diabetes. Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah. Kondisi ini mempengaruhi aliran darah yang menyediakan nutrisi dan oksigen kepada janin.
- Infeksi rahim. Infeksi ini menyebabkan inflamasi atau peradangan. Gangguan memengaruhi implantasi dan pertumbuhan janin, serta mengganggu fungsi normal plasenta.
- Masalah hormonal. Penyebab keguguran ini dapat mengganggu perkembangan rahim dan plasenta. Akibatnya, janin tidak dapat tumbuh sesuai dengan usianya.
- Masalah rahim atau leher rahim. Misalnya, kelainan struktur rahim, seperti septum rahim, mioma, dan polip rahim. Kondisi ini dapat mengganggu implantasi embrio atau perkembangan janin.
- Penyakit tiroid. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat mempengaruhi kestabilan kehamilan. Kondisi ini mengganggu fungsi normal reproduksi dan mempengaruhi perkembangan janin.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Masalah ini menyebabkan pembesaran ovarium akibat munculnya kista. Akibatnya, mengganggu ovulasi dan mempengaruhi keseimbangan hormon.
- Penyakit autoimun. Misalnya, lupus, penyakit tiroid autoimun, atau sindrom antifosfolipid. Penyakit menurunkan sistem kekebalan tubuh yang memengaruhi implantasi dan perkembangan janin.
- Gangguan kekebalan tubuh. Misalnya, sindrom antifosfolipid atau penyakit hiperimun. Penyebab keguguran ini memicu penolakan terhadap embrio atau plasenta.
- Hipertensi. Gangguan dapat menyebabkan komplikasi pada plasenta dan aliran darah ke janin. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko keguguran karena tidak tercukupinya nutrisi dalam kandungan.
Kondisi yang Tidak Menyebabkan Keguguran
Perlu kamu ketahui juga, kegiatan rutin seperti ini sebenarnya tidak memicu kematian pada janin di dalam kandungan:
- Olahraga, termasuk aktivitas berintensitas tinggi, seperti jogging dan bersepeda.
- Hubungan seksual.
- Bekerja, asalkan ibu tidak terkena bahan kimia atau radiasi berbahaya.
Guna menurunkan risiko keguguran, ketahui berbagai nutrisi penting yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil: Ketahui 11 Nutrisi Penting yang Paling Dibutuhkan saat Hamil
Faktor Risiko Keguguran
Ada berbagai macam faktor risiko keguguran, antara lain:
- Usia. Wanita berusia di atas 35 tahun memiliki risiko keguguran sebanyak 20 persen. Pada usia 40 tahun, risikonya sekitar 40 persen. Sementara usia 45 tahun, sekitar 80 persen.
- Riwayat keguguran. Wanita yang pernah mengalami keguguran memiliki risiko gangguan yang lebih tinggi.
- Kondisi kronis. Wanita yang memiliki kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol, memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi.
- Masalah rahim atau serviks. Kondisi rahim tertentu atau jaringan serviks yang lemah dapat menjadi penyebab keguguran.
- Merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang. Wanita yang merokok selama kehamilan memiliki risiko keguguran lebih besar daripada bukan perokok.
- Obesitas. Kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.
- Tes prenatal invasif. Beberapa tes genetik, seperti pengambilan sampel chorionic villus dan amniocentesis, membawa sedikit risiko keguguran.
- Stres berlebihan. Sekitar 10 hingga 20 persen ibu hamil yang mengalami stres berakhir dengan keguguran.
- Paparan zat kimia. Zat ini berpotensi mengganggu kerja hormon endogen yang meningkatkan risiko keguguran, terutama di awal kehamilan.
- Kelainan kromosom. Kondisi ini biasanya terdeteksi pada trimester pertama atau kedua kehamilan.
- Trauma fisik. Kecelakaan yang menyebabkan benturan hebat di perut dapat meningkatkan risiko keguguran.
Gejala Keguguran Berdasarkan Jenisnya
Gejala keguguran bervariasi, tergantung pada jenis keguguran yang dialami pasien. Kebanyakan keguguran terjadi sebelum minggu ke 12 dari kehamilan. Berikut beberapa gejalanya:
1. Abortus insipiens
Masalah ini terjadi ketika janin masih utuh di dalam rahim, tapi ibu hamil mengalami perdarahan hebat dan pembukaan jalan lahir. Gejalanya dapat berupa:
- Kram perut hebat seperti sedang kontraksi.
- Perdarahan yang intens.
- Nyeri perut yang menjalar disertai dengan pembukaan serviks.
- Pengeluaran jaringan atau janin.
2. Abortus inkomplit
Masalah ini terjadi ketika usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Kondisi ini muncul ketika jaringan janin yang telah mati tidak keluar sepenuhnya. Akibatnya, perdarahan terus berlanjut.
Gejalanya meliputi:
- Perdarahan berkepanjangan.
- Kram perut terus-menerus.
- Keluarnya jaringan dan darah dari vagina.
- Terdapat sisa jaringan di dalam rahim.
3. Abortus komplit
Keguguran ini merujuk pada terhambatnya pertumbuhan janin sebelum tumbuh di luar rahim. Gejalanya berupa:
- Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda.
- Terhentinya pertumbuhan janin.
- Penurunan tanda-tanda kehamilan.
- Keluarnya jaringan dan darah secara bertahap melalui vagina.
4. Abortus tak terduga
Gangguan ini adalah jenis keguguran yang disebabkan oleh kegagalan perkembangan janin sejak awal kehamilan.
Masalah ini dikenal dengan sebutan kehamilan kosong atau blighted ovum. Gejala abortus tak terduga meliputi:
- Perdarahan hebat.
- Kram perut yang parah.
- Keluarnya jaringan dari vagina.
- Penurunan tanda-tanda kehamilan secara tiba-tiba.
5. Abortus berulang
Kondisi ini bisa disebut dengan keguguran berulang secara berturut-turut. Gejalanya tidak berbeda dengan keguguran pada umumnya, yaitu:
- Perdarahan dari vagina secara berulang.
- Kram perut dan rasa nyeri yang intens.
- Penurunan tanda-tanda kehamilan.
- Gangguan hormonal yang konsisten.
Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Pasca Keguguran
Keguguran adalah pengalaman yang sangat berat dan emosional bagi siapa pun yang mengalaminya.
Mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental.
Jika kamu atau orang terdekat membutuhkan bantuan perawatan pasca keguguran, kamu bisa hubungi dokter/psikiater tepercaya di Halodoc.
Dokter/psikiater akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi fisik dan mental kamu.
Berikut ini rekomendasi dokter/psikiater yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani.
Ini daftarnya:
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Psikiater
Nah, itu tadi rekomendasi dokter/psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi untuk membantu perawatan pasca keguguran.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Keguguran
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosis keguguran, seperti:
- Pemeriksaan panggul. Prosedur bertujuan untuk melihat apakah serviks telah mengalami pembukaan
- Ultrasonografi (USG). Metodenya bertujuan untuk melihat adanya penyebab khusus yang memicu keguguran, seperti hamil anggur.
- Pemeriksaan darah. Tujuannya untuk melihat kadar hormon kehamilan dalam tubuh pengidap yang menjadi penyebab keguguran.
- Uji kromosom. Prosedur ini mampu menganalisis kromosom dalam sel manusia guna mengidentifikasi kelainan genetik atau kromosom.
Untuk mencegah keguguran di awal kehamilan, ibu hamil perlu mengetahui tanda-tanda lainnya di sini: Ketahui Ciri-Ciri Keguguran tanpa Perdarahan
Pengobatan Keguguran
Pengobatan keguguran pertama-tama adalah dengan pengawasan. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui adanya komplikasi atau masalah kesehatan yang mengancam.
Sebab, dalam beberapa kasus, keguguran dapat diselesaikan secara alami tanpa intervensi medis tambahan. Selanjutnya, ini yang akan dokter lakukan untuk mengatasinya:
1. Perawatan kehamilan
Perawatan kehamilan dilakukan bila pasien mengalami ancaman keguguran.
Dokter akan menyarankan untuk istirahat total di tempat tidur, sampai perdarahan atau rasa sakit mereda.
Pasien juga tidak boleh berolahraga dan berhubungan seksual sampai beberapa minggu. Bila perlu, dokter akan memberikan obat penguat kandungan.
2. Kuratese
Ini adalah prosedur medis yang melibatkan pengangkatan jaringan dalam rahim menggunakan alat bernama kuret.
Tujuannya memastikan rahim telah kosong dan mencegah infeksi atau komplikasi lainnya.
2. Pemberian obat-obatan
Prosedur ini bertujuan untuk merangsang kontraksi rahim dan membantu pengeluaran sisa-sisa jaringan kehamilan yang masih ada. Tujuannya mencegah infeksi atau komplikasi setelah keguguran.
Kamu bisa memakai obat dalam 2 cara, yaitu oral dan memasukkan ke dalam vagina.
Tujuannya untuk mencegah infeksi yang mungkin saja terjadi pasca keguguran. Dokter akan meresepkan dosis yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.
3. Pemulihan mental
Keguguran bisa menjadi pengalaman emosional yang mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang.
Dengan terapi, prosedur ini dapat membantu kamu atau anggota keluarga untuk memproses emosi, mengatasi trauma, dan mengembangkan strategi dalam menghadapi kesulitan selama proses pemulihan.
Pasca keguguran, beberapa wanita juga mengalami keluarnya ASI. Hal ini tentu menambah kesedihan dan yang bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental.
Untuk mengatasinya, kamu bisa mengkonsumsi obat bromocriptine guna menghentikan ASI.
Obat bekerja dengan menekan produksi hormon prolaktin dari kelenjar pituitari yang dapat mempercepat menstruasi. Namun, penggunaan obat bromocriptine memiliki sejumlah efek samping.
Gejalanya mencakup mual, muntah, sakit kepala, tekanan darah rendah, gangguan pencernaan, masalah jantung, dan gangguan penglihatan.
Karena risikonya membahayakan, penggunaan harus sesuai anjuran dari dokter.
Komplikasi Keguguran
Beberapa perempuan dengan keguguran dapat berkembang menjadi infeksi infeksi pada daerah rahim atau abortus septic.
Beberapa gejala infeksi rahim karena keguguran antara lain:
- Demam.
- Menggigil.
- Kaku pada daerah perut bagian bawah.
- Bau busuk pada cairan Miss V.
- Infeksi setelah keguguran.
- Sindrom asherman.
- Keguguran berulang.
- Depresi.
Untuk terhindar dari komplikasi, Ini Pilihan Dokter Kandungan di Halodoc yang Bisa Dihubungi.
Cara Mencegah Keguguran
Tidak ada pencegahan khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah keguguran.
Karena itu, ibu wajib menjaga kehamilan dengan baik. Nah, caranya antara lain:
1. Mengonsumsi asam folat
Penelitian berjudul Maternal prepregnancy folate intake and risk of spontaneous abortion and stillbirth, yang terbit pada Obstetrics & Gynecology, mengevaluasi hubungan antara asupan folat sebelum hamil dan risiko keguguran spontan serta bayi lahir mati (stillbirth).
Hasilnya, asupan folat tinggi dari suplemen dikaitkan dengan penurunan risiko keguguran spontan, saat diminum secara rutin sebelum merencanakan kehamilan.
Studi juga menyebutkan jumlah yang disarankan, yaitu 400 mikrogram (mcg) asam folat setiap hari.
2. Terapkan pola hidup sehat
Hindari faktor risiko yang tidak sehat, seperti merokok, perokok pasif, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat.
Batasi juga asupan kafein hingga 300 miligram (mg) atau kurang per hari.
Selain menghindari risiko, ibu juga mungkin dapat meningkatkan kesehatan kehamilan dengan:
- Berolahraga secara teratur.
- Mendapatkan waktu tidur yang cukup.
- Konsumsi makanan sehat.
3. Pertahankan berat badan ideal
Kelebihan berat badan, obesitas, atau kekurangan berat badan dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.
Salah satu dampak yang bisa saja terjadi adalah keguguran.
4. Lakukan tindakan pencegahan terhadap infeksi
Caranya dengan rutin mencuci tangan. Hal ini dapat membantu ibu terhindar dari penyakit seperti flu dan pneumonia.
Selain itu, dapatkan imunisasi yang ibu perlukan selama kehamilan, termasuk vaksinasi flu.
5. Pencegahan lainnya
Selain empat poin di atas, ibu juga dapat melakukan beberapa langkah di bawah ini:
- Pemantauan kesehatan sebelum merencanakan dan selama proses kehamilan berlangsung.
- Konsumsi multivitamin guna memperkuat janin dalam kandungan.
- Kelola stres dengan melakukan meditasi, olahraga, atau terapi relaksasi.
- Menghindari aktivitas yang dapat memicu trauma atau benturan keras pada perut.
- Berjalan dengan hati-hati, menggunakan alas kaki yang datar, sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki, serta tidak licin.
- Memantau penyakit kronis atau turunan, seperti tekanan darah tinggi dan sakit jantung agar dapat terjaga dengan baik.
Ketahui juga: Cara Menghindari Keguguran pada Trimester Pertama
Cuti Keguguran
Cuti keguguran tercatat dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 82 ayat (2) mengatur “Pekerja perempuan yang mengalami keguguran berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan, atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.”
Aturan ini menetapkan durasi minimal yang wajib perusahaan berikan untuk karyawan setelah keguguran.
Artinya, perusahaan wajib memberikan waktu istirahat atau cuti yang lebih lama dari ketentuan tersebut.
Pelanggaran dalam pemenuhan kebutuhan ini juga tertuang pada pasal 185 ayat (1). Pihak yang terkait bisa terkena sanksi pidana berupa penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun.
Denda juga berlaku. Paling sedikit berkisar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000 (empat ratus juta rupiah).