Kecanduan
DAFTAR ISI
- Apa itu Kecanduan?
- Penyebab Kecanduan
- Faktor Risiko Kecanduan
- Gejala Kecanduan
- Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Kecanduan
- Diagnosis Kecanduan
- Pengobatan Kecanduan
- Komplikasi Kecanduan
Apa Itu Kecanduan?
Pernahkah kamu merasa sangat menyukai sesuatu dan selalu menginginkannya tanpa henti? Bisa jadi itu adalah tanda kamu sudah kecanduan!
Kecanduan adalah satu kondisi yang membuat seseorang kehilangan kontrol terhadap suatu hal. Biasanya hal ini merujuk pada rasa suka yang terlalu dan didorong oleh keinginan kuat atau kegemaran terhadap satu hal. Seseorang yang mengalami kecanduan biasanya tidak akan memiliki kendali atas apa yang ia lakukan, konsumsi, atau gunakan.
Hal itu kemudian berkembang menjadi sebuah kecanduan. Kondisi ini bisa terjadi pada biasa saja dan ada banyak jenisnya. Mulai dari kecanduan makanan, menonton video porno, gadget, hingga kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Kondisi ini juga melibatkan disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan penghargaan, motivasi, hingga memori.
Penyebab Kecanduan
Kondisi ini bisa memengaruhi dan berdampak pada kondisi kesehatan. Terutama kesehatan psikologis karena kondisi tersebut nyatanya bisa menyebabkan perilaku hingga fungsi otak seseorang mengalami perubahan. Lantas, mengapa seseorang bisa mengalami kecanduan? Apa yang terjadi pada tubuh saat kecanduan?
Kecanduan pada seseorang terjadi dalam tiga tahap. Dimulai dengan munculnya keingintahuan terhadap suatu objek dan berlanjut menjadi menyukai hal tersebut. Saking menyukainya, kamu mungkin akan kehilangan kendali atas diri sendiri untuk tidak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang disukai tersebut.
Tahap itu kemudian berlanjut menjadi sebuah kebiasaan melakukan sesuatu dan sulit untuk menghentikannya. Bahkan bisa membuat seseorang merasa tidak lengkap saat melewatkan sesuatu yang menjadi candu tersebut.
Faktor utama yang dapat menyebabkan kecanduan sebenarnya adalah munculnya perasaan senang di otak. Hal itu karena tubuh, terutama otak mengenali sesuatu yang menyenangkan sehingga berharap selalu bisa mengulanginya. Otak pun merespon hal tersebut dengan mengeluarkan hormon dopamin yang dikenal sebagai hormon kesenangan. Hormon ini akan meningkat ketika kamu merasa puas, bahagia, dan senang terhadap suatu hal.
Faktor Risiko Kecanduan
Selain faktor keingintahuan dan kesenangan, ternyata faktor genetika juga memiliki peran dalam kecanduan. Menurut U.S. National Council on Alcoholism and Drug Dependence, ada gen yang bertanggung jawab atas setengah risiko kecanduan yang dialami seseorang. Meski tidak ditemukan gen spesifik yang menjadi penyebabnya, sejumlah faktor genetik dan biologis yang berbeda dapat membuat seseorang menjadi lebih atau kurang rentan.
Hal ini sama seperti saat seekor binatang diberikan satu jenis makanan yang disukainya, ada efek yang memberi kesenangan sehingga hewan itu akan terus mencari makanan itu di kemudian hari. Dengan kata lain, potensi kecanduan telah tertanam dalam otak setiap makhluk hidup.
Sejumlah ahli meyakini bahwa faktor genetika memiliki pengaruh hingga 50 persen dalam membuat seseorang menjadi pecandu. Namun, tentu akan ada faktor lain yang bisa mendorong seseorang menjadi ketergantungan akan sesuatu. Pada akhirnya, kecanduan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor lingkungan, orang tua, serta respons individual terhadap sesuatu.
Meskipun memiliki pengaruh yang cukup besar, faktor genetik bukanlah satu-satunya dan bukan faktor utama yang menyebabkan kecanduan. Seseorang berasal dari lingkungan keluarga maupun memiliki riwayat pecandu narkoba, misalnya, hal itu tidak serta merta membuat ia akan menjadi pecandu. Ada banyak orang-orang yang nyatanya hidup di tengah lingkungan yang dekat dengan narkoba, tapi bisa hidup sehat tanpa menjadi pecandu.
Dapat disimpulkan bahwa kecanduan terhadap sesuatu bisa terjadi karena adanya respon tubuh terhadap hal tersebut. Untuk menghindarinya, ada baiknya untuk berpikir dua kali sebelum mencoba sesuatu hal, dan menghindari membiasakan diri pada sesuatu yang mungkin berdampak buruk pada tubuh.
Gejala Kecanduan
Gejala dan tanda dari kecanduan akan dialami berbeda oleh tiap pengidapnya. Namun, beberapa gejala utama dari kecanduan yang perlu diwaspadai, seperti:
- Tidak memiliki kemampuan untuk berhenti dari hal yang dilakukan. Meskipun telah diketahui akan memiliki dampak negatif.
- Mengalami perubahan dalam suasana hati, tingkat nafsu makan, hingga pola tidur.
- Kehilangan minat pada hal-hal yang menjadi kegemaran.
- Menarik diri dari lingkungan sosial dan memiliki banyak hal yang ditutupi.
- Mengalami gangguan kecemasan, tingkat stres, hingga depresi yang cukup tinggi.
- Kesulitan dalam mengungkapkan perasaan.
- Lebih mudah marah dan tersinggung.
- Lebih mudah mengalami keluhan kesehatan.
Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Kecanduan
Jika saat ini kamu atau anggota keluarga memiliki gejala kecanduan yang bahkan telah menganggu aktivitas sehari-hari, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
Kamu pun bisa hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapatkan saran atau penanganan tepat.
Mereka telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait kecanduan. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Kecanduan
Biasanya, kondisi kecanduan akan sulit didiagnosis tanpa adanya pengakuan dari pengidapnya. Selain itu, pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan untuk menilai kesehatan pengidap secara keseluruhan.
Pengobatan Kecanduan
Kecanduan sebenarnya menjadi gangguan mental yang dapat diatasi. Namun, tidak semua proses pengobatan dapat berjalan dengan serupa. Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecanduan, seperti:
- Psikoterapi. Terapi perilaku kognitif dapat dilakukan untuk mengatasi pola pikir dan perilaku yang berkontribusi terhadap kondisi kecanduan.
- Penggunaan Obat-Obatan. Menurunkan risiko kecanduan dan mengatasi gangguan kesehatan yang mungkin terjadi akibat kecanduan.
- Perawatan di Rumah Sakit. Pengobatan ini bisa dilakukan untuk melakukan detoksifikasi dari suatu zat atau mengobati komplikasi yang mungkin terjadi akibat kecanduan.
- Pendekatan dan Dukungan Keluarga. Selain melalui pengobatan medis, pengidap juga perlu mendapatkan dukungan dari keluarga maupun kerabat dekat agar pengobatan dan terapi medis bisa dijalankan dengan baik.
Komplikasi Kecanduan
Komplikasi kecanduan seringkali tergantung pada jenis zat atau perilaku. Kecanduan seks, misalnya, sangat meningkatkan risiko perilaku seksual yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual (PMS).Sementara penyuntikan obat intravena (IV) menggunakan jarum yang tidak steril dapat menyebabkan penularan hepatitis C, HIV, dan infeksi berbahaya lainnya.
Seringnya tidak hanya satu jenis komplikasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang akibat kecanduan. Faktor-faktor ini sering memberi makan satu sama lain dan bekerja bersama-sama untuk menciptakan risiko kesehatan.
Ada beberapa komplikasi fisik yang bisa terjadi, seperti:
- Overdosis.
- Gangguan kesehatan kardiovaskular.
- Cedera.
- Kehilangan kebersihan dan rutinitas:
- Kehilangan janin
Sementara untuk komplikasi psikologis misalnya:
- Depresi.
- Kecemasan.
- Kesepian.
- Bunuh diri.
Ada juga komplikasi yang akan merusak kehidupan pribadi akibat kecanduan, seperti:
- Putus atau berakhirnya hubungan dengan pasangan atau keluarga.
- Kondisi keuangan yang buruk.
- Melakukan tindakan kejahatan yang berujung dipenjara.
Jika kamu merasa mengalami kecanduan terhadap suatu hal atau zat tertentu, sebaiknya segera diskusikan dengan psikolog atau psikiater lewat aplikasi Halodoc agar kondisi ini bisa ditangani secara medis.