Kanker Tulang
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Tulang?
- Jenis Kanker Tulang
- Penyebab Kanker Tulang
- Faktor Risiko Kanker Tulang
- Gejala Kanker Tulang
- Diagnosis Kanker Tulang
- Pengobatan Kanker Tulang
- Komplikasi Kanker Tulang
- Pencegahan Kanker Tulang
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Kanker Tulang?
Kanker tulang adalah pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkendali yang terjadi pada sel tulang. Jenis kanker ini bisa menyerang tulang tubuh bagian mana saja, tetapi lebih sering menyerang bagian lengan, tungkai, dan panggul.
Kanker tulang termasuk dalam kelainan kesehatan yang cukup jarang terjadi. Jumlah pengidapnya hanya 1 persen dari total keseluruhan pengidap kanker. Masalah kesehatan ini juga bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih berisiko terjadi pada usia anak, remaja, hingga dewasa muda.
Selain itu, sel tumor yang muncul pada tulang lebih sering bersifat jinak. Akan tetapi, apabila berkembang, sel abnormal ini bisa menggerogoti tulang dan membuatnya menjadi sangat rapuh serta lebih mudah patah.
Jenis Kanker Tulang
Kanker tulang terbagi menjadi beberapa jenis. Setiap jenisnya bisa spesifik terjadi pada usia tertentu saja, ada pula yang terbilang jarang bahkan langka. Berikut di antaranya:
1. Osteosarcoma
Pertama adalah osteosarcoma, jenis kanker tulang yang sering muncul. Kanker ini muncul pada sel tulang bagian panggul, tungkai, dan lengan.
Osteosarcoma lebih banyak muncul pada usia antara 10 sampai 30 tahun, dengan pria memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya daripada wanita.
2. Chondrosarcoma
Lalu, kanker tulang chondrosarcoma yang terjadi pada sel tulang rawan bagian bahu, lengan atas, paha, rusuk, dan panggul.
Berbeda dengan osteosarcoma yang lebih rentan menyerang pria dan terjadi pada usia 10 sampai 30 tahun, chondrosarcoma lebih berisiko terjadi pada wanita yang usianya sudah lebih dari 40 tahun.
3. Sarkoma ewing
Jenis lainnya adalah sarkoma ewing, yang biasanya berkembang pada area tulang kering, paha, dan panggul. Kanker satu ini lebih rentan terjadi pada usia remaja mulai dari 10 sampai 20 tahun.
Setidaknya, orang dewasa berusia lebih dari 20 tahun yang terserang sarkoma ewing hanya sekitar 10 persen dari total kasus.
4. Chordoma
Ini adalah jenis kanker tulang yang langka, biasanya terjadi pada tulang tengkorak atau tulang belakang dasar, dan cenderung terjadi secara perlahan. Chordoma sendiri lebih sering menyerang pria berusia 30 tahun atau lebih.
5. Fibrosarcoma
Fibrosarcoma adalah tipe kanker yang cenderung lebih kerap terjadi pada jaringan lunak, bukan tulang itu sendiri.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pula kanker ini berkembang pada tulang rahang, kaki, atau lengan. Umumnya, fibrosarcoma menyerang orang dewasa berusia 40 tahun atau lebih.
6. Giant cell tumor
Giant cell tumor adalah jenis kanker yang sering kali tidak ganas, tetapi sangat agresif. Jenis ini biasanya berkembang pada tulang tungkai dekat area lutut dan tulang lengan.
Selain itu, giant cell tumor juga sangat jarang menyebar ke area tubuh lain yang letaknya jauh, tetapi sering berkembang kembali meski telah menjalani prosedur pengangkatan sel tumor. Ini Perbedaan antara Tumor dan Kanker Tulang.
Penyebab Kanker Tulang
Para ahli menduga penyebab kanker tulang terjadi adalah mutasi atau perubahan pada gen yang bertugas untuk mengontrol pertumbuhan sel.
Perubahan inilah yang membuat sel tumbuh dan berkembang secara masif, tidak terkendali, dan membentuk sel kanker pada tulang. Meski begitu, apa yang menyebabkan sel tersebut bermutasi masih belum pasti sampai saat ini.
Faktor Risiko Kanker Tulang
Meski bisa terjadi pada siapa saja, nyatanya ada beberapa orang yang lebih berisiko mengalami kanker tulang daripada lainnya. Beberapa faktor yang memicu munculnya kanker tulang adalah:
- Mengidap kelainan genetik Sindrom Li-Fraumeni, Sindrom Rothmund-Thomson, Sindrom Bloom, anemia Diamond-Blackfan, dan Sindrom Werner.
- Mempunyai riwayat penyakit kanker mata retinoblastoma.
- Mengidap penyakit Paget, kondisi yang menyebabkan tulang menjadi lemah. Kamu bisa mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit ini dengan membaca artikel Penyakit Paget.
- Paparan bahan radioaktif, misalnya strontium atau radium.
- Pernah melakukan prosedur radioterapi atau transplantasi sumsum tulang.
Gejala Kanker Tulang
Gejala kanker tulang memiliki tiga ciri khas yang perlu kamu ketahui, antara lain:
1. Rasa nyeri
Pengidap kanker tulang, baik pada tangan maupun belakang akan merasa sangat nyeri pada area tubuh yang terserang sel kanker.
Mulanya, rasa nyeri hanya muncul sesekali, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, rasa sakit akan semakin intens dan sering muncul karena sel kanker yang terus bertumbuh.
Bahkan, rasa nyeri juga muncul ketika sedang bergerak, dan umumnya akan menjadi lebih buruk pada malam hari.
2. Terjadi pembengkakan
Selain itu, pengidap juga mengalami peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada area sekitar tulang yang terindikasi sel kanker.
Jika pembengkakan muncul pada area tulang yang dekat dengan persendian, maka pengidap akan mengalami kesulitan bergerak, berjalan, atau mengangkat beban.
3. Tulang menjadi lebih rapuh dan rentan patah
Sel kanker yang tumbuh dan berkembang pada tulang akan membuat tulang menjadi lebih rapuh.
Jika perkembangan sel semakin masif dan tidak segera mendapat penanganan, pengidap akan rentan mengalami patah tulang meski hanya cedera ringan.
Selain tiga hal tersebut, ada beberapa gejala kanker tulang lainnya yang perlu kamu waspadai, antara lain:
- Penurunan berat badan tanpa penyebab yang pasti.
- Muncul keringat pada malam hari.
- Tubuh mengalami demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius.
- Mengalami kurang darah atau anemia.
- Sangat mudah mengalami kelelahan.
- Merasakan mati rasa atau kebas. Ini terutama menjadi salah satu gejala kanker tulang belakang ketika sel kanker menekan saraf.
- Mengalami sesak napas jika sel kanker telah menyebar atau bermetastasis hingga ke organ paru-paru.
Tidak hanya itu, kamu juga perlu mengetahui bahwa nyeri tulang yang terjadi pada orang dewasa kerap salah diagnosis sebagai peradangan pada sendi.
Sementara itu, pada usia anak dan remaja, rasa nyeri pada tulang sering kali dianggap sebagai salah satu efek samping dari proses pertumbuhan tulang.
Segera hubungi dokter spesialis apabila mengalami gejala-gejala di atas dalam intensitas yang cukup sering. Klik banner di bawah ini untuk mendapatkan penanganan dari dokter di Halodoc✔️
Diagnosis Kanker Tulang
Supaya bisa mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, kamu bisa melakukan cek kesehatan ke Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi terbaik yang dekat dengan tempat tinggalmu.
Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik hingga beberapa tes penunjang.
Mulanya, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan. Misalnya, apa saja gejala yang muncul, berapa lama durasinya, riwayat kesehatan pengidap dan keluarga, dan gaya hidup yang pengidap jalani.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika mencurigai adanya indikasi kanker tulang, dokter biasanya akan menyarankan pengidap untuk melakukan beberapa prosedur pemeriksaan medis penunjang.
Adapun jenisnya antara lain:
1. Pemeriksaan darah
Sebenarnya, pemeriksaan darah tidak memiliki banyak peran terhadap diagnosis penyakit kanker tulang.
Meski begitu, pemeriksaan satu ini dapat membantu dokter dalam menentukan tingkat keparahan atau stadium penyakit kanker yang dialami pengidap.
2. Pemindaian
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemindaian dengan MRI, rontgen, atau CT scan. Pemeriksaan pemindaian ini membantu dokter mendapatkan informasi berikut ini.
- Mengetahui seberapa besar tulang mengalami kerusakan karena sel kanker.
- Melakukan pengamatan apakah ada indikasi pertumbuhan tulang yang baru.
- Mengecek apakah sel kanker sudah menyebar dan berkembang pada organ tubuh lainnya.
- Melihat letak dan ukuran sel kanker dengan lebih akurat.
- Memastikan bahwa gejala yang terjadi bukan karena masalah kesehatan lainnya, misalnya patah tulang.
3. Pemeriksaan dengan radionuklir
Apabila memang perlu, dokter bisa menggabungkan pemeriksaan rontgen dengan injeksi bahan radioaktif pada pembuluh darah.
Tulang akan lebih cepat menyerap bahan radioaktif, sehingga dokter akan lebih mudah melihat bagian yang mengalami kanker.
4. Biopsi
Ini adalah metode pemeriksaan dengan pengambilan sampel berupa jaringan, dalam hal ini jaringan tulang yang terinfeksi sel kanker dan selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan bantuan mikroskop.
Prosedur ini dapat membantu dokter menentukan jenis kanker yang pengidap alami. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa mengidentifikasi tingkat keparahan penyakit kanker dan penyebarannya.
Dokter bisa melakukan tindakan biopsi dengan metode bedah terbuka atau operasi lubang kunci.
Tahapan Perkembangan Kanker Tulang
Seperti halnya penyakit kanker lainnya, tingkat keparahan atau stadium kanker tulang juga terbagi menjadi empat, yaitu:
Stadium 1: sel kanker belum masih ada pada satu bagian tulang atau belum menyebar ke area tubuh lainnya. Fase awal ini terdiri dari dua tahapan:
- 1A: ukuran tumor masih kurang dari 8 sentimeter.
- 1B: tumor sudah lebih besar dari 8 sentimeter atau ada lebih dari satu sel tumor pada area tulang yang sama.
Stadium 2: sel kanker belum menyebar ke bagian atau jaringan tubuh lain. Namun, ukurannya terlihat mulai membesar. Tahap perkembangan dari stadium dua yaitu:
- 2A: sel tumor memiliki ukuran kurang dari 8 sentimeter.
- 2B: ukuran tumor sudah lebih besar dari 8 sentimeter.
Stadium 3: kanker telah menyebar ke lebih dari satu bagian pada satu tulang.
Stadium 4: penyebaran sudah mencapai jaringan atau organ tubuh lain. Termasuk paru-paru, otak, dan hati. Pembagian dari stadium empat antara lain:
- 4A: sel tumor telah menyebar ke organ paru,
- 4B: penyebaran tumor telah menyerang kelenjar getah bening atau organ lain, tidak hanya paru-paru.
Inilah sebabnya, pengidapnya bukan tidak mungkin bisa mengalami kanker otak. Hal ini tentu saja sangat berbahaya dan mengancam nyawa jika tidak segera mendapat penanganan.
Pengobatan Kanker Tulang
Pengobatan kanker tulang bergantung pada stadium, lokasi, jenis, dan ukuran sel kanker. Beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi penyakit ini antara lain:
1. Operasi atau bedah
Tujuan tindakan operasi adalah mengangkat area tulang yang telah terinfeksi sel kanker dan jaringan sehat terdekat bila memang perlu. Ada dua jenis operasi, yaitu:
- Operasi pengangkatan tulang
Dokter akan merekomendasikan tindakan bedah ini jika sel kanker belum menyebar ke bagian luar dari tulang.
Caranya, dokter akan mengangkat area sendi atau tulang yang terkena, lalu menggantinya dengan bahan yang terbuat dari logam atau sebutannya prosthesis.
- Amputasi
Kemudian, prosedur amputasi dengan mengangkat sebagian atau semua tulang yang telah terkena kanker.
Jika memang perlu, dokter juga bisa mengangkat pembuluh darah, otot, hingga saraf pada area yang terdekat dengan tumbuhnya sel kanker.
Tindakan amputasi umumnya menjadi pengobatan pilihan jika sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain, misalnya pembuluh darah.
Setelah menjalani prosedur bedah, dokter akan menyarankan pengidap untuk melakukan fisioterapi. Tujuannya adalah membantu mengembalikan fungsi tubuh yang baru saja menjalani bedah.
Selain itu, dokter juga biasanya merekomendasikan pengidap untuk menjalani terapi okupasi. Terapi ini dapat membantu pengidap kembali menjalani aktivitas harian seperti biasanya.
2. Kemoterapi
Pilihan pengobatan lain yang bisa menjadi pertimbangan adalah kemoterapi. Prosedur ini berupa pemberian obat untuk mematikan sel kanker.
Umumnya, kemoterapi bisa berlangsung dengan beberapa metode, antara lain:
- Menggabungkan dengan terapi radiasi sebelum pengidap menjalani tindakan bedah atau kemoradiasi. Tujuannya adalah membuat ukuran sel kanker mengecil, sehingga dokter tidak perlu melakukan amputasi saat mengangkat sel kanker tersebut.
- Pemberian obat untuk membantu mengurangi gejala yang muncul atau kemoterapi paliatif. Tindakan ini menjadi opsi pengidap kanker stadium lanjut.
- Pengobatan setelah menjalani prosedur bedah guna mencegah pertumbuhan sel kanker kembali.
Perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani prosedur kemoterapi.
Ini termasuk rambut rontok, mual, muntah, sariawan, penurunan nafsu makan, dan diare.
3. Radioterapi
Pengobatan dengan radioterapi atau pancaran sinar radiasi tinggi. Umumnya, pengidap akan menjalani pengobatan ini sebelum melakukan operasi untuk mengecilkan ukuran sel kanker, sehingga dokter lebih mudah mengangkatnya.
Selain itu, radioterapi atau terapi radiasi juga bisa menjadi pilihan pengobatan kanker yang sudah parah.
Meski begitu, pengobatan ini juga mengakibatkan munculnya beberapa efek samping.
Beberapa efek yang bisa muncul adalah luka bakar pada area yang mendapat paparan radiasi, kerontokan rambut, mengalami masalah terhadap pertumbuhan tulang, hingga terjadi kerusakan pada organ.
Catat, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Kanker Tulang.
Komplikasi Kanker Tulang
Komplikasi kanker tulang bisa terjadi karena pertumbuhan sel kanker tersebut atau efek samping dari pengobatan. Beberapa komplikasinya yaitu:
- Fraktur tulang. Kondisi ini dapat melemahkan struktur tulang, meningkatkan risiko fraktur yang menyebabkan rasa sakit dan gangguan mobilitas.
- Metastasis. Sel kanker dapat menyebar ke organ dan jaringan lain, menyebabkan komplikasi serius dan mengancam nyawa.
- Nyeri kronis. Mengalami nyeri kronis yang mempengaruhi kualitas hidup pengidapnya.
- Disfungsi organ. Kanker yang menyebar ke organ lain dapat menyebabkan disfungsi organ yang serius.
- Kompresi spinal. Jika menyasar tulang belakang, kanker dapat menyebabkan kompresi pada saraf tulang belakang, menyebabkan masalah neurologis.
- Gangguan mobilitas. Kondisi ini dapat membatasi gerakan dan menyebabkan gangguan mobilitas.
- Infeksi. Melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi serius.
- Anemia. Menyebabkan anemia karena produksi sel darah merah yang terganggu.
- Efek samping terapi. Pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan komplikasi seperti mual, muntah, dan kerontokan rambut.
- Kehilangan berat badan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan karena gangguan metabolisme.
Selain itu, komplikasi juga menungkinkan sel kanker menyebar ke bagian tubuh atau organ lain. Kondisi ini disebut dengan metastasis.
Ketahui pula 6 Hal Terbaru yang Perlu Diketahui tentang Kanker Tulang.
Pencegahan Kanker Tulang
Sayangnya, tidak ada tindakan pencegahan kanker tulang yang dapat kamu lakukan. Sebab, masalah kesehatan ini ada hubungannya dengan kelainan tulang tertentu, usia, hingga faktor genetik atau keturunan.
Namun, melakukan skrining kesehatan secara berkala bisa membantu mendeteksi dini penyakit ini, sehingga bisa segera mendapatkan pengobatan.
Semakin cepat dokter mendeteksi keberadaan sel kanker, semakin besar pula peluang kamu untuk bisa sembuh.
Tidak hanya pengidap, melakukan pemeriksaan rutin ini juga penting untuk orang-orang yang memiliki risiko tinggi mengalami kanker satu ini dan jenis kanker lainnya.
Walaupun tidak ada langkah pencegahan yang efektif, kamu tetap perlu menjalani gaya hidup berikut untuk menurunkan risikonya:
- Tetap aktif secara fisik dengan rutin berolahraga dan menghindari gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
- Terapkan pola makan makan sehat dengan memperbanyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan produk susu rendah lemak. Hindari makanan olahan dan tinggi lemak jenuh.
- Jaga berat badan ideal dengan kombinasi diet sehat dan aktivitas fisik, karena obesitas dapat meningkatkan risiko kanker.
- Jika pekerjaan atau kegiatan sehari-hari melibatkan paparan radiasi, pastikan untuk mengenakan pelindung yang sesuai.
- Ketahui faktor risikonya seperti riwayat keluarga dengan kanker atau kondisi genetik tertentu, sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.
- Penuhi asupan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
- Hindari kontak dengan bahan kimia berbahaya atau logam berat yang dapat meningkatkan risiko kanker tulang.
- Sebisa mungkin hindari aktivitas yang memicu cedera. Kondisi ini berisiko menyebabkan kerusakan tulang. Jika mengalaminya, segera cari perawatan medis yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Pastikan segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau rumah sakit terdekat apabila merasakan adanya gejala yang mengarah pada kanker tulang.
Misalnya, rasa nyeri yang semakin parah pada malam hari atau nyeri tulang yang tidak membaik meski sudah minum obat.
Tidak hanya itu, kamu juga sebaiknya melakukan pemeriksaan jika mengalami benjolan atau pembengkakan pada sendi maupun tulang.
Baca juga: Ini 6 Jenis Kanker Tulang yang Perlu Diketahui