Kanker Pankreas
DAFTAR ISI
- Apa Itu anker Pankreas?
- Jenis Kanker Pankreas
- Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Pankreas
- Gejala Kanker Pankreas
- Hubungi Dokter Ini Jika Memiliki Gejala Kanker Pankreas
- Diagnosis Kanker Pankreas
- Pengobatan Kanker Pankreas
- Komplikasi Kanker Pankreas
- Pencegahan Kanker Pankreas
Apa Itu Kanker Pankreas?
Kanker pankreas adalah sel kanker yang tumbuh pada jaringan pankreas. Jenis kanker ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering menyerang orang yang berusia 55 tahun atau lebih.
Pankreas sendiri memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, seperti memproduksi hormon glukagon dan insulin untuk menjaga kestabilan kadar gula darah pada tubuh. Selain itu, organ satu ini juga menghasilkan enzim yang berfungsi membantu tubuh untuk mencerna nutrisi pada makanan.
Kanker pankreas terjadi ketika sel pada pankreas tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Stadium awal kanker ini sering tidak menunjukkan adanya gejala. Biasanya, gejala baru terlihat ketika sel kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya.
Kanker pankreas termasuk salah satu jenis kanker yang mematikan. Dari total kasus, hanya sekitar 9 persen pengidap yang mampu bertahan hidup hingga 5 tahun setelah didiagnosis memiliki penyakit ini.
Jenis Kanker Pankreas
Secara umum, penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Pancreatic Adenocarcinoma
Jenis kanker pankreas ini tumbuh dari sel eksokrin, sel yang berfungsi memproduksi enzim pankreas. dokter menduga, sebanyak 95 persen dari seluruh kasus yang ditemui adalah jenis pancreatic adenocarcinoma.
2. Pancreatic Neuroendocrine Tumors (NETs)
Jenis kanker ini tumbuh di sel endokrin, sel yang berfungsi memproduksi hormon dan mengatur kadar gula darah.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Pankreas
Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui secara pastinya. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker satu ini, yaitu:
- Berusia 55 tahun atau lebih.
- Mengidap obesitas.
- Memiliki golongan darah A, B, dan AB.
- Mengidap diabetes, periodontitis, gingivitis, dan pankreatitis kronis.
- Mengidap hepatitis C, sirosis hati, batu empedu, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.
- Terdapat riwayat kelainan genetik yang bisa meningkatkan risiko mengidap kanker, seperti kanker payudara atau ovarium pada keluarga, riwayat pankreatitis, atau neurofibromatosis tipe 1.
- Mengonsumsi daging merah berlebihan.
- Kebiasaan buruk merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Gejala Kanker Pankreas
Gejala kanker pankreas pada stadium awal umumnya tidak begitu terlihat. Namun, seiring perkembangan sel kanker dan mencapai stadium lanjut, gejala yang muncul antara lain:
- Hilang nafsu makan.
- Penurunan berat badan tanpa sebab.
- Gatal pada kulit.
- Perut kembung.
- Mual dan muntah.
- Sembelit.
- Diare.
- Feses berwarna pucat.
- Urine berwarna gelap.
- Tubuh yang mudah lelah.
- Kulit maupun bagian putih mata atau sklera tampak menguning.
- Terjadi penggumpalan darah.
- Mengalami sakit perut yang menjalar hingga ke punggung.
- Demam dan menggigil.
Selain itu, kondisi ini juga memicu munculnya masalah kesehatan lain, seperti diabetes dan depresi. Meski begitu, penyakit tersebut sering tidak disadari menjadi bagian dari gejala kanker pankreas.
Hubungi Dokter Ini Jika Memiliki Gejala Kanker Pankreas
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala kanker pankreas seperti di atas, kamu bisa menghubungi dokter spesialis bedah onkologi di Halodoc terkait penanganan yang tepat.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis bedah onkologi di Halodoc yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Kanker Pankreas
Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter akan menanyakan semu riwayat penyakit dan gejala yang dirasakan serta kebiasaan gaya hidup pengidap.
Selanjutnya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti melihat ada atau tidaknya tanda penyakit kuning dan mendeteksi adanya benjolan pada perut.
Setelah itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah guna mendeteksi kadar protein CA19-9 dan mengukur kadar hormon insulin, glukagon, serta somatostatin yang berkaitan dengan sel kanker pankreas.
- Pemindaian dengan CT scan, PET scan, atau MRI, guna mengetahui kondisi pankreas dan organ lain di dalam tubuh.
- Endoscopic ultrasound (EUS), guna mengetahui kondisi pankreas dari dalam perut melalui endoskopi dan USG.
- Pemeriksaan Endoscopic retrograde cholangiopancreatography atau ERCP, yaitu jenis pemeriksaan endoskopi yang dibantu dengan Rontgen guna mengetahui kondisi saluran empedu dan pankreas.
- Octreotide scan atau octreoscan guna mendeteksi kanker pankreas yang berasal dari sel endokrin.
- Pengambilan sampel dari jaringan atau biopsi yang dicurigai sebagai kanker pankreas untuk diteliti lebih lanjut menggunakan mikroskop.
Setelah pengidap didiagnosis mengidap kanker pankreas, dokter selanjutnya menentukan tingkat keparahan atau stadium kanker pankreas. Penentuan ini membantu dokter menentukan metode pengobatan yang tepat.
Pengobatan Kanker Pankreas
Pengobatan kanker pankreas disesuaikan dengan stadium, bagian pankreas yang terinfeksi kanker, dan kondisi kesehatan pengidap secara menyeluruh.
Tujuan pengobatan adalah menyingkirkan sel kanker sehingga tidak menyebar ke organ tubuh lainnya. Beberapa metode pengobatan yang digunakan untuk mengatasi kanker pankreas adalah:
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang dilakukan dengan memberikan obat khusus untuk membunuh sel kanker. Pemberian obat bisa tunggal atau kombinasi, bisa berupa obat oral, infus, atau suntik.
Kemoterapi dapat dilakukan pada kanker pankreas stadium awal atau lanjut untuk mengecilkan ukuran atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker.
Radioterapi
Radioterapi adalah prosedur untuk menghancurkan sel kanker yang dilakukan dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Terapi ini dapat dilakukan sebelum atau setelah tindakan bedah.
Radioterapi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi (kemoradiasi). Biasanya, gabungan pengobatan ini dilakukan sebelum tindakan bedah untuk mengecilkan ukuran sel kanker sehingga lebih mudah diangkat.
Selain itu, terapi kemoradiasi juga bisa dilakukan setelah prosedur bedah untuk mengurangi risiko kanker pankreas muncul kembali. Tindakan ini juga dilakukan pada kasus kanker pankreas yang tidak dapat ditangani dengan tindakan bedah.
Operasi
Operasi dilakukan pada kanker pankreas yang belum menyebar ke organ tubuh lain. Beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan adalah:
- Prosedur bedah Whipple atau pankreatikoduodenektomi, yaitu tindakan bedah yang dilakukan untuk mengangkat bagian kepala pankreas dan sebagian organ lain, seperti usus dua belas jari, kandung empedu, saluran empedu, kelenjar getah bening, lambung, atau usus besar.
- Pankreatektomi distal, yaitu tindakan operasi untuk mengangkat bagian kiri pankreas dan limpa apabila memang diperlukan.
- Pankreatektomi total, yaitu prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat seluruh organ pankreas.
Perlu diketahui bahwa tidak semua kanker pankreas dapat diatasi dengan tindakan operasi. Misalnya pada kanker yang telah menyebar ke pembuluh darah besar, atau jika pengidap turut mengalami gagal hati atau gagal jantung stadium lanjut. Sebab, risiko terjadinya komplikasi akibat tindakan operasi akan menjadi lebih besar pada kondisi tersebut.
Selain metode di atas, terdapat pilihan pengobatan yang bisa dilakukan oleh dokter untuk membantu meredakan gejala, yaitu:
- Pemberian analgesik opioid untuk membantu meredakan nyeri.
- Pemberian antidepresan yang disertai dengan konseling untuk meredakan depresi.
- Operasi bypass dan pemasangan stent pada saluran empedu. Tindakan ini dilakukan untuk meredakan gejala penyakit kuning, gatal-gatal, dan penurunan nafsu makan.
Komplikasi Kanker Pankreas
Kanker pankreas bisa berkembang dan menyebabkan sejumlah komplikasi, di antaranya:
- Penurunan berat badan. Kondisi ini bisa terjadi karena organ pankreas tidak menghasilkan enzim pencernaan dalam jumlah cukup atau sel kanker menekan lambung, sehingga membuat pengidap mengalami kesulitan makan.
- Penyakit kuning yang terjadi karena kanker menyumbat saluran empedu.
- Nyeri perut karena sel kanker di pankreas terus bertumbuh dan menekan saraf di bagian perut.
- Obstruksi atau penyumbatan pada usus yang terjadi karena kanker pankreas menekan usus dua belas jari, sehingga makanan yang telah dicerna di lambung tidak bisa turun ke usus.
Pencegahan Kanker Pankreas
Belum diketahui pasti bagaimana cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit kanker pankreas. Meski demikian, risiko terserang kanker ini dapat dikurangi dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Tidak merokok.
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
- Menerapkan pola makanan dengan gizi seimbang.
- Menjaga berat badan tetap ideal.