Kanker Esofagus
Kanker esofagus atau kanker kerongkongan merupakan penyakit kanker yang terjadi di kerongkongan. Tepatnya pada tabung panjang berongga yang membentang dari tenggorokan ke perut. Kerongkongan membantu memindahkan makanan yang kamu telan dari bagian belakang tenggorokan ke perut untuk dicerna.
Kanker esofagus biasanya terjadi pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan. Kondisi ini dapat terjadi di mana saja di sepanjang kerongkongan. Kanker kerongkongan ini lebih banyak dialami oleh pria dibandingkan wanita. Perlu diwaspadai juga, kanker esofagus merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa sehingga penanganan tepat harus segera dilakukan.
Penyebab Kanker Esofagus
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sebagian besar kasus kanker esofagus. Namun, terdapat faktor risiko tertentu yang diduga menjadi penyebabnya. Banyak ilmuwan yang percaya bahwa penggunaan tembakau hingga alkohol, dapat menyebabkan kanker esofagus dengan merusak DNA dalam sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan.
Secara umum, kanker disebabkan oleh perubahan DNA di dalam sel tubuh. DNA merupakan bahan kimia di setiap sel tubuh yang membentuk gen. Kemudian mereka mengontrol bagaimana sel tubuh berfungsi. Perubahan pada banyak gen yang berbeda biasanya menyebabkan kanker esofagus.
DNA sel kanker esofagus sering menunjukkan perubahan pada banyak gen yang berbeda. Namun, belum jelas apakah ada perubahan gen spesifik yang dapat ditemukan pada semua (atau sebagian besar) kanker esofagus.
Jenis Kanker Esofagus
Kanker esofagus diklasifikasi menurut jenis sel yang terlibat. Jenis kanker esofagus yang diidap seseorang dapat membantu menentukan pilihan pengobatan. Jenis kanker esofagus meliputi:
- Adenokarsinoma
Kondisi ini terjadi di sel-sel kelenjar penghasil lendir di kerongkongan. Kondisi ini paling sering terjadi di bagian bawah kerongkongan. Adenokarsinoma adalah bentuk paling umum dari kanker esofagus.
- Karsinoma Sel Skuamosa
Sel skuamosa adalah sel datar dan tipis yang melapisi permukaan kerongkongan. Karsinoma sel skuamosa seringkali terjadi di bagian atas dan tengah kerongkongan. Karsinoma sel skuamosa adalah kanker esofagus yang paling umum.
- Jenis Langka Lainnya
Beberapa bentuk kanker esofagus yang langka termasuk karsinoma sel kecil, sarkoma, limfoma, melanoma, dan koriokarsinoma.
Faktor Risiko Kanker Esofagus
Berikut adalah faktor risiko terjadinya kanker esofagus:
- Lanjut usia, karena kanker jenis ini lebih umum terjadi pada orang dengan usia 50-70 tahun dan jarang terjadi pada orang usia muda.
- Berjenis kelamin laki-laki.
- Memiliki kelainan genetik akibat adanya mutasi.
- Merupakan pria kulit putih.
- Memiliki kebiasaan merokok, yang kemudian bisa meningkatkan risiko 3-7 kali lipat.
- Kebiasaan konsumsi alkohol berlebihan (terkait dengan peningkatan risiko 3 hingga 5 kali lipat).
- Mengalami kelainan pada esofagus seperti divertikulitis, cedera, esofagus Barrett, achalasia (otot kerongkongan tidak bisa relaksasi).
- Sering konsumsi minuman yang sangat panas.
- Riwayat kanker kepala dan leher.
- Obesitas/kegemukan.
- Mengidap penyakit GERD (asam lambung naik hingga kerongkongan).
- Penggunaan beberapa obat seperti β-blocker, agen antikolinergik, atau aminofilin.
- Radiasi.
- Diet tinggi daging merah, lemak, dan makanan olahan.
Gejala Kanker Esofagus
Kanker esofagus mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Gejala yang pertama kali kerap terjadi adalah kesulitan menelan. Saat tumor tumbuh, ia dapat mempersempit pembukaan kerongkongan, sehingga membuat kesulitan menelan atau menyakitkan.
Gejala lain dari kanker esofagus meliputi:
- Nyeri di tenggorokan atau punggung, di belakang tulang dada, atau di antara tulang belikat.
- Muntah atau batuk darah.
- Mag.
- Suara serak atau batuk kronis.
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
- Bau mulut.
- Cegukan dapat terjadi ketika tumor menyebar ke diafragma.
Diagnosis Kanker Esofagus
Diagnosis dipastikan dengan penilaian faktor risiko, gejala dan pemeriksaan fisik awal. Pemeriksaan lain akan diperlukan untuk memastikan diagnosis antara lain:
- Endoskopi yang disertai biopsi.
- Ultrasonografi endoskopi.
- Ultrasound.
- Pemindaian PET atau tomografi emisi positron.
- Menelan barium atau esofagram.
- Fluoroskopi.
- CT-scan.
Pengobatan Kanker Esofagus
Pengobatan tergantung apakah kanker sudah menyebar atau hanya di suatu tempat. Pilihan pengobatan dengan pembedahan dan kemoterapi atau gabungan keduanya.
Komplikasi Kanker Esofagus
Seiring berkembangkan kanker esofagus, dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Obstruksi Kerongkongan. Kanker dapat mempersulit makanan dan cairan untuk melewati kerongkongan.
- Rasa Sakit. Kanker esofagus stadium lanjut dapat menyebabkan rasa sakit.
- Pendarahan di Kerongkongan. Kanker esofagus dapat menyebabkan perdarahan. Meskipun pendarahan biasanya bertahap, terkadang juga bisa secara tiba-tiba dan parah.
Pencegahan Kanker Esofagus
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker esofagus antara lain:
- Berhenti merokok.
- Batasi konsumsi alkohol.
- Konsumsi buah dan sayuran.
- Pertahankan berat badan sehat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami gejala kanker esofagus atau gejala apapun yang mencurigakan, segera tanyakan dokter pada aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Esophageal Cancer
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Esophageal Cancer
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Esophageal Cancer
Diperbarui pada 13 Mei 2022.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan