Insomnia

DAFTAR ISI
- Apa Itu Insomnia?
- Penyebab Insomnia
- Faktor Risiko Insomnia
- Apa Kata Studi tentang Insomnia?
- Jenis Insomnia
- Gejala Insomnia
- Hubungi Psikiater Ini untuk Bantu Atasi Insomnia
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
- Diagnosis Insomnia
- Pengobatan Insomnia
- Rekomendasi Obat Insomnia
- Komplikasi Insomnia
- Pencegahan Insomnia
- Frequently Ask Question
Apa Itu Insomnia?
Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur atau tetap tertidur. Penyebabnya bisa sangat beragam, mulai dari masalah fisik hingga kondisi mental tertentu.
Kondisi ini membuat penderitanya tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, sehingga tubuh terasa lelah dan kurang bertenaga untuk menjalani aktivitas keesokan harinya.
Tidur sendiri merupakan kondisi alami di mana tubuh beristirahat dan memasuki fase tidak sadar. Selama tidur, tubuh mengalami siklus yang bergantian antara tidur non-rapid eye movement (non-REM) dan rapid eye movement (REM).
Dalam satu malam, seseorang biasanya melewati empat hingga lima siklus tidur, dengan masing-masing siklus berlangsung sekitar 90 menit. Siklus dimulai dari tahap tidur non-REM, yang mencakup tidur ringan hingga tidur dalam. Kemudian dilanjutkan dengan fase tidur REM, di mana mimpi biasanya terjadi.
Penyebab Insomnia
Ada banyak penyebab insomnia, mulai dari masalah mental hingga kondisi medis tertentu. Penyebab insomnia pada seseorang berbeda-beda tergantung dari jenisnya, seperti:
Penyebab insomnia akut:
- Mengalami stres.
- Mengingat peristiwa yang traumatis.
- Terjadinya perubahan kebiasaan tidur, seperti tinggal di rumah baru.
- Mengalami jet lag atau mabuk setelah naik pesawat.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Penyebab insomnia kronis:
- Kondisi nyeri kronis, seperti radang sendi atau nyeri punggung.
- Masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan penggunaan zat.
- Mengalami sleep apnea dan gangguan tidur lainnya.
- Mengidap kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, kanker, penyakit refluks gastroesofagus (GERD), atau penyakit kardiovaskular.
Faktor Risiko Insomnia
Faktanya, insomnia dapat terjadi pada semua rentang usia. Namun, biasanya kondisi ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada pria, serta seseorang yang sudah lanjut usia.
Beberapa faktor lainnya yang bisa jadi penyebab atau meningkatkan risiko penyakit ini adalah:
- Masalah mental. Misalnya pada pengidap depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma (PTSD).
- Bekerja shift. Pekerjaan seperti ini umumnya bisa mengubah jam biologis tubuh.
- Jenis kelamin. Ketika wanita mengalami menstruasi, tubuh akan mengalami perubahan hormon. Kondisi ini menimbulkan gejala hot flashes atau keringat di malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur.
- Usia. Kesulitan tidur biasanya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
- Perjalanan jauh. Melakukan perjalanan jauh atau jet lag karena melintasi beberapa zona waktu juga bisa memicu insomnia.
- Kondisi medis tertentu. Misalnya pada kasus obesitas dan penyakit kardiovaskuler, bisa menyebabkan seseorang kesulitan tidur.
- Masa menopause. Kondisi ini memicu perubahan hormon dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan gangguan tidur.
Apa Kata Studi tentang Insomnia?
Menurut studi yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical Sleep Medicine, Insomnia adalah kondisi saat seseorang sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar meski sudah tidur. Berikut beberapa poin penting dalam studi tersebut:
- Jika terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama sebulan dan mengganggu aktivitas di siang hari, maka dianggap sebagai insomnia.
- Sekitar 30 persen orang dewasa pernah mengalami gejala insomnia. Tapi hanya sekitar 10 persen yang mengalami gangguan tidur disertai dampak di siang hari.
- Faktor risiko insomnia termasuk usia tua, perempuan, dan orang dengan gangguan kesehatan fisik atau mental seperti depresi dan cemas.
Fakta tentang Insomnia
1. Insomnia merupakan kondisi umum yang dapat diobati dengan perubahan gaya hidup, pengobatan, dan terapi perilaku.
2. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa membutuhkan setidaknya 7 jam tidur setiap malam.
3. Kurang tidur akibat insomnia dapat menurunkan energi, mengubah suasana hati, menurunkan tingkat waspada, serta membuat seseorang kesulitan dalam membuat keputusan.
Jenis Insomnia
Insomnia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Insomnia akut
Ini adalah jenis yang terjadi dalam jangka pendek. Biasanya terjadi akibat stres, misalnya karena kehilangan orang tersayang, dan perubahan pada hubungan atau pekerjaan.
Kondisi ini biasanya dapat mereda saat penyebab stres bisa teratasi. Umumnya kondisi insomnia dikatakan akut, jika terjadi tidak lebih dari tiga bulan.
2. Insomnia kronis
Kebalikan dari yang akut, jenis ini terjadi dalam jangka panjang, atau lebih dari tiga bulan.
Pemicu insomnia akut cukup beragam. Bisa karena masalah kesehatan mental, penyakit fisik, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Insomnia sleep onset
Insomnia sleep onset bisa terlihat dari gejala sulit tidur, meski sudah mengantuk. Pengidap kondisi ini seringkali tidak bisa tidur, walaupun telah berusaha untuk tidur dengan berbagai cara.
Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan pengidapnya sering terbangun di tengah malam dan tidak bisa tidur kembali. Pemicunya bisa jadi karena kondisi medis atau masalah kesehatan mental.
4. Pediatric insomnia
Seperti namanya, ini adalah kondisi insomnia yang terjadi pada anak-anak. Penyebabnya pediatric insomnia cukup beragam. Misalnya saja, karena anak kebiasaan tidur dalam keadaan digendong atau diberi dot. Sehingga saat hal-hal tersebut tidak ada, anak menjadi sulit tidur.
Risiko juga meningkat jika anak-anak tidak memiliki jam tidur yang tetap. Sebab, anak-anak perlu memiliki jam tidur yang pasti. Di mana mereka perlu tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya.
5. Insomnia akibat obat-obatan atau zat tertentu
Insomnia jenis ini bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan atau stimulan tertentu, termasuk kafein, alkohol, dan makanan tertentu.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pengidap sebaiknya menghindari obat atau zat yang jadi pemicunya.
6. Insomnia campuran
Insomnia jenis ini terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor. Termasuk gangguan sleep onset, terganggunya kualitas tidur, dan sering terbangun di pagi hari.
Gejala Insomnia
Seseorang yang mengalami insomnia sangat sulit untuk merasakan kantuk. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan.
Berikut ini beberapa gejala insomnia, antara lain:
- Sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur.
- Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
- Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari.
- Tidak bisa tidur siang, meskipun tubuh terasa lelah.
Jika kondisi Susah Tidur Kamu Alami Tiap Malam, Ini Dokter yang Paham Cara Mengatasinya untuk bantu atasi kondisi tersebut.
Hubungi Psikiater Ini untuk Bantu Atasi Insomnia
Bila kamu merasakan gejala insomnia yang tak kunjung membaik atau sampai mengganggu aktivitasmu, segeralah memeriksakan diri ke psikiater.
Tujuannya agar penanganan dapat dilakukan sedari dini, sehingga peluang kesembuhan juga akan semakin meningkat.
Kamu pun bisa mendapatkan saran dari psikiater di Halodoc.
Berikut ini terdapat beberapa rekomendasi psikiater yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
- dr. Mariati Sp.KJ
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc.
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Apakah kamu masih bingung dengan kondisi kesehatan mental kamu? Sebelum mengambil kesimpulan sendiri, ada baiknya kamu melakukan cek kesehatan mental mandiri menggunakan tes-tes sederhana yang ada di Halodoc.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
Pemeriksaan sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan.
Pemeriksaan ini bisa mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Meski singkat, tes ini valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Apabila tes tersebut menunjukkan adanya gangguan kesehatan mental, segera hubungi psikolog atau psikiater di Halodoc untuk mendapat penanganan terbaik.

Diagnosis Insomnia
Untuk mendiagnosis insomnia, dokter akan mengawali dengan wawancara medis, guna mencari tahu penyebab susah tidur.
Pertanyaan dokter umumnya seputar:
- Rutinitas tidur.
- Gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kebiasaan mengonsumsi kopi atau minuman keras secara berlebihan.
- Porsi olahraga.
- Riwayat kesehatan (penyakit yang mungkin diidap).
- Obat-obatan yang mungkin dikonsumsi.
Selain itu, dokter juga akan meminta membuat buku harian tidur minimal selama dua minggu. Langkah ini dapat membantu dokter memahami pola tidur dan mengukur tingkat keparahan yang kamu alami.
Beberapa informasi yang harus dicantumkan di dalam buku harian tidur biasanya meliputi:
- Waktu yang dibutuhkan untuk bisa terlelap.
- Pukul berapa kira-kira mulai tidur.
- Berapa kali terbangun di malam hari.
- Pukul berapa terbangun.
Informasi yang lengkap nantinya akan membantu dokter mengetahui penyebab insomnia, serta memberi penanganan yang tepat sesuai kondisi.
Pengobatan Insomnia
Berikut ini pengobatan insomnia yang umum dilakukan oleh dokter:
1. Identifikasi penyebab gangguan tidur
Langkah pertama yang dilakukan dokter adalah mencari tahu penyebab utama gangguan tidur.
Jika penyebabnya berasal dari kebiasaan atau pola hidup yang kurang sehat, dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup.
Namun, jika gangguan tidur disebabkan oleh masalah kesehatan seperti gangguan kecemasan, maka kondisi tersebut akan diatasi terlebih dahulu.
2. Terapi perilaku kognitif
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan terapi perilaku kognitif.
Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan yang mengganggu tidur, sehingga kualitas tidur bisa membaik secara alami.
3. Pemberian obat tidur (jika diperlukan)
Dokter juga bisa meresepkan obat tidur, terutama jika gangguan tidur sudah cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun, penggunaan obat susah tidur biasanya bersifat sementara dan tidak digunakan sebagai solusi jangka panjang. Perlu diingat, penggunaan obat tidur ini harus berdasarkan resep dan petunjuk dokter.
Mau tahu apa saja obat yang aman untuk atasi insomnia? Cek di sini Jenis Obat yang Aman untuk Mengatasi Insomnia
Hal yang perlu digaris bawahi, penanganan insomnia jarang berhasil bila tak mencari solusi dari akar penyebabnya.
Rekomendasi Obat Insomnia
Ada beberapa obat insomnia dengan resep dokter yang bisa kamu gunakan sebagai cara mengatasi susah tidur, antara lain:
- Sandepril 50 mg Tablet. Obat ini mengandung maprotiline HCL 50 mg yang memiliki Broad Spectrum Antidepresan. Sandepril banyak direkomendasikan untuk mengatasi depresi dengan atau tanpa insomnia.
- Valdres 25 mg 10 Tablet. Mengandung difenhidramin 25 mg, yang direkomendasikan untuk mengatasi mual, terapi jangka pendek pada insomnia, anti alergi, serta mengatasi mabuk.
- Otede 4 Tablet. Di dalamnya mengandung diphenhydramine yang bekerja sebagai antagonis reseptor H1. Obat ini banyak direkomendasikan untuk memudahkan tidur pada pengidap insomnia.
- Unalium 5 mg 20 Tablet. Obat dengan kandungan flunarizine 5 mg ini banyak digunakan untuk mengatasi pusing, vertigo, kurang konsentrasi, gangguan ingatan, sifat lekas marah, gangguan ritme tidur, telinga berdengung, hingga migrain.
- Seremig 10 mg 10 Kaplet. Ini merupakan obat yang bisa digunakan untuk membantu mencegah migrain, vertigo, pusing, tinitus, gangguan konsentrasi, bingung, hingga gangguan irama tidur.
Selain itu, ada pula beberapa obat herbal yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi insomnia, yaitu:
- Snoozzz 4 Kapsul. Obat herbal ini memiliki formula yang berasal dari akar valerian untuk membantu tidur lebih nyenyak, sehingga tubuh terasa lebih segar saat bangun.
- Insoven 6 Kapsul. Obat herbal yang bisa bantu mengatasi gangguan tidur, serta memperbaiki kualitas tidur. Dengan mengonsumsinya, tubuh diharapkan bisa lebih bugar saat bangun dan berkonsentrasi penuh saat beraktivitas.
- Lelap 4 Kaplet. Lelap jadi pilihan obat herbal yang di dalamnya mengandung tanaman valerian dan polygalae radix, untuk membantu meringankan gangguan tidur.
- Balance Madia Good Night 10 Kaplet. Tiap tabletnya mengandung jahe, daun sembung, biji pala, tapak liman, dan tanaman valerian yang bisa bantu meringankan gejala sulit tidur, serta meningkatkan kualitas tidur.
- Antangin Good Night 4 Tablet. Obat herbal yang direkomendasikan untuk membantu meringankan gejala masuk angin, menghangatkan tubuh, serta membantu meringankan masalah sulit tidur.
- Antangin Good Night 3 Strip (4 Tablet/Strip) – Hemat Borongan. Obat herbal yang membantu mengatasi gangguan sulit tidur.
- Sido Muncul Prostresa 30 Kapsul. Obat herbal ini mengandung ekstrak tanaman valerian (valerianae radix) 100 mg, untuk mengatasi susah tidur, gelisah, dan stres.
Kamu bisa dapatkan obat susah tidur di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan terpercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Komplikasi Insomnia
Ketika seseorang mengalami insomnia, maka fungsi otak akan mengalami hambatan. Inilah mengapa pengidap insomnia akan merasa sulit untuk fokus, serta produktivitas menurun.
Selain itu, penyebab insomnia yang tidak tertangani dengan baik juga dapat menimbulkan efek kesehatan yang lebih serius, seiring berjalannya waktu.
Hanya tidur beberapa jam setiap malam dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengembangkan sejumlah kondisi, termasuk:
- Kecemasan berlebih.
- Mengalami depresi.
- Meningkatkan risiko terjadinya stroke.
- Memicu terjadinya serangan asma.
- Mengalami kejang.
- Fungsi sistem kekebalan yang melemah.
- Meningkatnya risiko obesitas.
- Tekanan darah tinggi.
- Memicu perkembangan penyakit jantung.
Tak hanya itu, insomnia juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada rutinitas pengidapnya, yaitu:
- Meningkatkan risiko kesalahan pada pekerjaan, serta kecelakaan saat mengemudi dan mengoperasikan alat atau mesin.
- Memengaruhi kinerja dan prestasi di sekolah atau tempat kerja.
- Menurunkan gairah seks dan kesuburan.
- Menurunkan daya ingat.
- Membuat tubuh kesulitan mengatur emosi.
Pencegahan Insomnia
Berikut ini beberapa cara yang efektif untuk menghindari penyebab atau mencegah insomnia:
- Cobalah untuk mempertahankan jadwal tidur dan bangun yang kira-kira sama, bahkan di akhir pekan. Pastikan juga untuk menghindari tidur siang karena dapat mengurangi rasa kantuk di malam hari.
- Buat rutinitas sebelum tidur yang membantu kamu rileks dan mendapatkan suasana yang baik untuk tidur.
- Membatasi asupan kafein di sore hari.
- Redupkan lampu dan letakkan perangkat elektronik, satu jam sebelum waktu tidur.
- Dapatkan sinar matahari dan lakukan aktivitas fisik, minimal 30 menit setiap hari.
- Hindari tidur siang, terutama jika kamu tahu tidur di siang hari membuat kamu tetap terjaga di malam hari.
- Memeriksakan diri ke psikolog, jika kamu merasa memiliki gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan berlebih.
Dapatkan juga panduan lengkap mengenai kesehatan mental, mulai dari konsultasi psikolog, psikiater, hingga produk vitamin yang diperlukan di Halodoc.
Klik gambar di bawah untuk pelajari lebih lanjut.

Diperbarui pada 24 Maret 2025
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Diseases and Conditions. Insomnia.
Healthline. Diakses pada 2025. Everything You Need to Know About Insomnia.
WebMD. Diakses pada 2025. Understanding Insomnia – Prevention.
Healthline. Diakses pada 2025. Insomnia, Facts, Statistics, and You.
Journal of Clinical Sleep Medicine. Diakses 2025. Insomnia: Definition, Prevalence, Etiology, and Consequences.
Frequently Asked Question
1. Kenapa susah tidur malam?
Susah tidur malam bisa disebabkan oleh stres, kecemasan, konsumsi kafein, pola tidur yang tidak teratur, atau paparan cahaya dari layar sebelum tidur.
2. Susah tidur malam gejala penyakit apa?
Bisa menjadi gejala gangguan tidur seperti insomnia, atau terkait kondisi lain seperti depresi, gangguan kecemasan, atau masalah tiroid.
3. Cara mengatasi susah tidur secara alami?
Beberapa cara alami meliputi menghindari kafein di malam hari, rutin berolahraga, menjaga jadwal tidur, dan melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau minum teh herbal.