Infeksi Luka Operasi
Pengertian Infeksi Luka Operasi
Infeksi luka operasi adalah infeksi yang muncul pada luka bekas sayatan operasi. Dalam prosedur operasi, dokter bedah akan membuat sayatan pada kulit dengan menggunakan pisau bedah, sehingga menimbulkan luka operasi. Sebagian besar infeksi luka operasi muncul dalam 30 hari pertama setelah operasi.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada 3 jenis infeksi luka operasi:
- Insisional superfisial. Infeksi ini terjadi hanya di area kulit tempat sayatan dibuat.
- Insisional yang dalam. Infeksi ini terjadi di bawah area sayatan di otot dan jaringan di sekitar otot.
- Infeksi organ atau ruang. Jenis infeksi ini bisa terjadi di area tubuh mana pun selain kulit, otot, dan jaringan di sekitarnya yang terlibat dalam operasi. Hal ini termasuk organ tubuh atau ruang antar organ.
Penyebab
Infeksi luka operasi umumnya disebabkan oleh bakteri. Contohnya, Staphylococcus, Streptococcus, dan Pseudomonas. Luka operasi dapat terinfeksi oleh bakteri-bakteri tersebut melalui berbagai bentuk interaksi, antara lain:
- Interaksi antara luka operasi dengan kuman yang ada di kulit.
- Interaksi dengan kuman yang tersebar di udara.
- Interaksi dengan kuman yang telah ada di dalam tubuh atau organ yang dioperasi.
- Interaksi dengan tangan dokter dan perawat.
- Interaksi dengan alat-alat operasi.
Faktor Risiko Infeksi Luka Operasi
Risiko mendapatkan infeksi ini terkait dengan jenis dan lokasi di mana operasi pada tubuh, berapa lama berlangsung, keterampilan dokter bedah, dan seberapa baik sistem kekebalan tubuh seseorang dapat melawan infeksi. Operasi yang melibatkan bagian-bagian tubuh yang rusak akibat trauma sebelumnya atau daerah infeksi yang ada sebelum operasi dilakukan akan meningkatkan risiko.
Operasi yang melibatkan pemasangan perangkat medis (pinggul dan lutut buatan, shunt, stent, katup jantung, dan lain-lain) juga berisiko lebih tinggi untuk terjadinya infeksi. Usia lanjut, diabetes mellitus, gula tinggi (glukosa), obesitas, malnutrisi, dan merokok meningkatkan risiko terhadap infeksi. Suhu tubuh yang rendah selama operasi, kehilangan darah, transfusi, dan adanya infeksi lain dalam tubuh merupakan faktor risiko tambahan.
Gejala
Infeksi luka operasi bisa menimbulkan beberapa gejala, meliputi:
- Ruam kemerahan.
- Demam.
- Rasa sakit.
- Perih.
- Luka terasa panas.
- Pembengkakan
- Proses penyembuhan yang lama.
- Terbentuknya nanah.
- Luka operasi mengeluarkan bau.
Diagnosis
Ada beberapa cara yang digunakan seorang dokter untuk mendiagnosis infeksi luka operasi, antara lain:
- Mengamati gejala.
- Memeriksa luka.
- Mengambil sampel cairan dari luka operasi untuk dilakukan kultur pertumbuhan bakteri.
Pengobatan
Pengobatan yang paling penting bagi infeksi luka operasi adalah membuka kembali sayatan bedah untuk membersihkan material yang terinfeksi (jaringan mati dan benda asing). Hal ini memungkinkan infeksi untuk sembuh dengan tindakan lanjutan. Kondisi ini akan membuat luka yang terbuka pulih dari bawah ke atas dengan membuat jaringan baru.
Antibiotik dapat diberikan pada saat luka dibersihkan dan selama beberapa hari setelahnya. Lamanya pemberian antibiotik bisa bervariasi, tapi biasanya satu minggu dan dapat diperpanjang jika ada tanda-tanda bahwa infeksi dapat menyebar dan terutama jika terjadi demam.
Penting juga untuk mengganti kasa pembalut yang digunakan pada luka beberapa kali sehari. Kulit di sekitar luka operasi mungkin juga perlu dibersihkan dengan air garam dan sabun. Luka juga perlu diirigasi dengan air garam. Caranya, isi suntikan dengan air garam dan semprotkan ke kulit di sekitar luka. Untuk meredakan nyeri, obat pereda nyeri yang dijual bebas juga bisa dikonsumsi.
Kebanyakan infeksi luka operasi bisa sembuh dengan pengobatan antibiotik. Namun, terkadang operasi atau prosedur tambahan mungkin diperlukan untuk mengobati kondisi tersebut.
Komplikasi Infeksi Luka Operasi
Komplikasi infeksi luka operasi bisa dibagi menjadi dua kategori, komplikasi lokal dan sistemik. Komplikasi lokal termasuk luka yang tertunda dan tidak sembuh, seperti selulitis, pembentukan abses, osteomielitis serta kerusakan luka lebih lanjut. Sementara komplikasi sistemik termasuk bakteremia dengan kemungkinan penyebaran hematogen yang jauh dan sepsis.
Pencegahan Infeksi Luka Operasi
Jika akan menjalani operasi, tanyakan kepada dokter apa yang dapat pengidap lakukan untuk mengurangi risiko infeksi luka operasi. Ceritakan riwayat kesehatan kepada tim dokter, terutama jika mengidap diabetes atau riwayat penyakit kronis lainnya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, yaitu:
- Mandilah dengan air dan sabun sebelum operasi.
- Lepas seluruh perhiasan sebelum operasi.
- Jaga agar luka tetap tertutup dan pastikan area di sekitar luka tetap bersih. Pengidap diperbolehkan mandi dua hari setelah operasi.
- Jika melihat kulit di sekitar luka sayatan menjadi merah atau terasa sakit, segera hubungi dokter atau perawat.
- Jika pengidap merupakan perokok, maka penting untuk berhenti merokok.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika keluarga atau kerabat mengalami tanda-tanda infeksi luka operasi seperti yang disebutkan di atas atau memiliki pertanyaan apa pun, diskusikan dengan dokter. Kamu bisa tanya dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.
Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Surgical Site Infections.
Healthline. Diakses pada 2022. Surgical Wound.
Medline Plus. Diakses pada 2022. Surgical wound infection – treatment
Stat Pearl Publishing. Diakses pada 2022. Postoperative Wound Infection.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan