Hot Flashes
Pengertian Hot Flashes
Hot flashes merupakan sensasi atau perasaan hangat yang tiba-tiba muncul di tubuh bagian atas. Biasanya, sensasi panas tersebut terasa paling intens di wajah, leher, dan dada seseorang yang mengalaminya. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan keringat.
Perlu diketahui bahwa hot flashes umumnya adalah gejala menopause dan perimenopause yang disebut gejala vasomotor (VMS). Sementara itu, baik keparahan, maupun lamanya waktu seseorang mengalami hot flashes dapat bervariasi.
Penyebab Hot Flashes
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh perubahan kadar hormon sebelum, selama dan setelah menopause. Namun, tidak jelas persis bagaimana perubahan hormon dapat menyebabkan kondisi ini. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa hot flashes terjadi ketika penurunan kadar estrogen, menyebabkan termostat tubuh (hipotalamus) menjadi lebih sensitif terhadap sedikit perubahan suhu tubuh. Saat hipotalamus menganggap tubuh terlalu hangat, bagian tubuh tersebut akan memulai rangkaian hot flashes untuk mendinginkan tubuh.
Pada kasus yang jarang, hot flashes dan keringat malam juga dapat disebabkan oleh faktor di luar menopause. Beberapa potensial lainnya termasuk adanya masalah dengan tiroid, kanker tertentu, sekaligus efek samping pengobatan tertentu.
Faktor Risiko Hot Flashes
Tidak semua wanita yang mengalami menopause akan mengalami kondisi ini. Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya, seperti:
- Kebiasaan merokok. Wanita yang merokok lebih mungkin untuk mendapatkan sensasi panas.
- Kegemukan atau obesitas. Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi dikaitkan dengan frekuensi sensasi panas yang lebih tinggi.
- Faktor ras (genetik). Lebih banyak wanita kulit hitam melaporkan mengalami kondisi ini selama menopause daripada wanita dari ras lain. Hot flashes dilaporkan paling jarang pada wanita Asia.
Gejala Hot Flashes
Ketika seseorang mengalami kondisi ini, dirinya mungkin akan mengalami gejala seperti:
- Perasaan atau sensasi hangat yang tiba-tiba menyebar ke dada, leher, dan wajah.
- Kulit menjadi memerah atau bernoda merah.
- Detak jantung cepat.
- Keringat, sebagian besar di tubuh bagian atas.
- Perasaan dingin saat sensasi panas mulai muncul.
- Perasaan cemas.
Frekuensi dan intensitas kondisi ini akan bervariasi di antara wanita. Satu episode dapat berlangsung satu atau dua menit hingga lima menit. Kondisi sensasi panasnya mungkin ringan atau sangat intens sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi kapan saja, siang atau malam. Jika terjadi pada malam hari yang disertai keringat malam, kondisi ini dapat membangunkan seseorang dari tidur dan dapat menyebabkan gangguan tidur jangka panjang.
Diagnosis Hot Flashes
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan kepada pasien terkait beberapa hal. Mulai dari gejala yang dirasakan, siklus haid terakhir, dan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga mungkin akan menyarankan tes darah untuk memeriksa apakah seorang wanita sudah berada dalam transisi menopause atau belum.
Pengobatan Hot Flashes
Pengobatan hot flashes akan bervariasi, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Namun, ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat direkomendasikan oleh dokter, antara lain:
1. Perubahan gaya hidup
Jika sensasi panasnya ringan, dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti
- Menggunakan pakaian berlapis. Hal ini bertujuan agar kamu bisa melepas pakaian saat merasa hangat.
- Menurunkan suhu ruangan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka jendela atau gunakan kipas angin atau AC.
- Tidak makan sembarangan. Makanan panas dan pedas, minuman berkafein dan alkohol dapat memicu sensasi panas.
- Tidak merokok. Merokok dikaitkan sebagai faktor yang dapat memicu sensasi panas.
- Menurunkan berat badan. Jika obesitas, menurunkan berat badan dapat membantu meredakan sensasi panas.
2. Obat yang diresepkan
Jika perubahan gaya hidup dan strategi tidak berhasil, atau jika kasus parah, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu meredakan hot flashes. Obat-obatan yang mungkin diresepkan meliputi:
- Obat pengganti hormon.
- Antidepresan.
- Obat antikejang seperti gabapentin (Neurontin).
- Clonidine (Kapvay), yang dapat digunakan untuk tekanan darah tinggi atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
3. Terapi pengganti hormon
HRT atau terapi penggantian hormon juga dapat digunakan untuk mengobati hot flashes. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kadar hormon, sehingga dapat meredakan beberapa gejala menopause.
Komplikasi Hot Flashes
Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas dan kualitas hidup seseorang. Khususnya jika hot flashes di malam hari yang disertai keringat malam membuat seseorang kerap terbangun dari tidurnya. Sebab, seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan tidur jangka panjang.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memiliki hot flashes mungkin memiliki peningkatan risiko penyakit jantung, dan keropos tulang yang lebih tinggi daripada wanita yang tidak mengalaminya.
Pencegahan Hot Flashes
Karena kebanyakan kondisi ini disebabkan oleh menopause, maka sensasi panas tidak dapat dicegah. Kendati demikian, seseorang mungkin dapat mengurangi frekuensi sensasi panas jika mengetahui pemicu dan menghindarinya. Sebagai contoh, menghindari konsumsi makanan pedas, atau menjaga suhu ruangan tetap dingin.
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah memeriksakan diri ke dokter jika hot flashes menghambat kehidupan sehari-hari. Khususnya jika kondisi ini muncul di malam hari dan menyebabkan kesulitan tidur.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan kondisi. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!