Hipotermia
Artikel ini telah di-review oleh dr. Caisar Dewi Maulina
DAFTAR ISI
- Apa Itu Hipotermia?
- Penyebab Hipotermia
- Faktor Risiko Hipotermia
- Gejala Hipotermia
- Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Penanganan Hipotermia
- Studi Tentang Hipotermia Terapeutik
- Diagnosis Hipotermia
- Pengobatan Hipotermia
- Pencegahan Hipotermia
- Komplikasi Hipotermia
Apa Itu Hipotermia?
Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh lebih cepat kehilangan panas dibandingkan panas yang dihasilkan. Kondisi ini menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat rendah.
Suhu tubuh normal adalah 37 derajat Celcius, sementara ketika kamu mengalami hipotermia, suhu tubuh akan berada di bawah 35 derajat celcius.
Ketika kamu mengalami hipotermia, hal ini bisa memengaruhi fungsi dari jantung, sistem saraf, dan organ lainnya sehingga mereka tidak berfungsi dengan baik.
Jika tidak segera diatasi, hipotermia dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung total dan sistem pernapasan.
Penyebab Hipotermia
Seperti disebutkan sebelumnya, hipotermia terjadi akibat tubuh kehilangan panas lebih cepat dibandingkan tubuh memproduksi panas.
Biasanya, kondisi ini disebabkan akibat paparan cuaca atau air dingin yang terlalu lama tanpa pakaian yang lengkap untuk menahan kondisi dingin.
Hipotermia bisa menjadi parah ketika kamu berada di beberapa kondisi, seperti:
- Berada terlalu lama di tempat dingin.
- Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
- Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu yang cukup lama.
- Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
- Mengenakan pakaian yang terlalu tipis saat cuaca sedang dingin.
Apakah Orang Terdekat Idap Hipotermia? Dokter Ini Bisa Beri Solusi.
Faktor Risiko Hipotermia
Beberapa faktor risiko hipotermia, antara lain:
- Beraktivitas terlalu lama di tempat yang dingin, seperti mendaki gunung atau berenang.
- Mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kedua kebiasaan tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga tubuh akan melepaskan panas yang tinggi dari permukaan kulit.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.
- Pengaruh penyakit tertentu yang memengaruhi pengendali suhu tubuh, seperti anoreksia nervosa, stroke, dan hipotiroidisme.
- Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer, karena tidak sadar sedang kedinginan atau tidak paham apa yang harus dilakukan.
- Usia bayi dan manula, akibat kemampuan mengendalikan temperatur tubuh yang belum sempurna pada bayi dan menurun pada manula.
- Mengalami dehidrasi di tempat yang dingin.
- Mengidap stroke atau malnutrisi.
- Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti antidepresan.
Gejala Hipotermia
Beberapa gejala hipotermia, antara lain:
1. Gejala hipotermia ringan (suhu tubuh 32–35°C):
- Menggigil
- Kulit terasa dingin saat disentuh
- Kulit pucat
- Mati rasa
- Pernapasan cepat
- Mengantuk
- Takikardia (detak jantung cepat)
- Respons menurun
2. Gejala hipotermia sedang (suhu tubuh 28–32°C):
- Inkontinensia urine (ketidakmampuan menahan kencing)
- Menggigil berhenti
- Pernapasan melambat
- Bradikardia (detak jantung melambat)
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan kesadaran
3. Gejala hipotermia berat (suhu tubuh 28°C atau lebih rendah):
- Kekakuan otot
- Tidak merespons
- Bradikardia yang semakin parah
- Pernapasan dan nadi sangat lemah
- Pingsan
- Henti jantung
Fakta Unik Tentang Hipotermia
Salah satu gejala yang unik dari hipotermia parah adalah paradoks undressing. Seseorang yang mengalami hipotermia parah terkadang akan melepas pakaiannya karena merasa panas, padahal sebenarnya tubuh mereka sangat dingin.
Rekomendasi Dokter yang Bisa Bantu Penanganan Hipotermia
Segera hubungi dokter di Halodoc jika merasakan gejala-gejala di atas. Ingat, penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Nuriati Harahap
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.Ayo pakai Halodoc sekarang!
Studi Tentang Hipotermia Terapeutik
Tahukah kamu kalau terdapat tindakan yang disebut hipotermia terapeutik? Tindakan ini dilakukan menurunkan suhu tubuh secara sengaja untuk melindungi jaringan otak setelah cedera.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Critical care medicine, hipotermia dapat mengurangi kerusakan jaringan otak dengan menghambat berbagai proses destruktif yang terjadi setelah cedera, seperti peradangan dan kematian sel.
Meskipun memiliki manfaat, hipotermia juga dapat menyebabkan efek samping seperti penurunan suhu tubuh, gangguan keseimbangan elektrolit, dan peningkatan risiko infeksi.
Oleh karena itu, penerapan hipotermia terapeutik memerlukan pemahaman yang mendalam tentang mekanisme kerjanya.
Pemantauan ketat terhadap kondisi pasien juga wajib dilakukan untuk mengatasi potensi efek samping.
Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan penggunaan hipotermia terapeutik dalam perawatan kondisi-kondisi medis tertentu.
Diagnosis
Dokter akan mendiagnosis hipotermia dengan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik dengan termometer khusus, yang dapat mengukur suhu tubuh yang rendah serta mengonfirmasi diagnosis.
Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk mendeteksi masalah pada organ vital, seperti elektrokardiografi, pemeriksaan laboratorium, dan sinar X.
Pengobatan Hipotermia
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan, antara lain:
- Sebelum pertolongan medis tiba:
- Segera lepas dan ganti baju yang basah dengan yang kering.
- Gunakan beberapa lapis selimut atau jaket untuk menghangatkan tubuh.
- Berikan minuman hangat yang tidak mengandung kafein.
- Berikan kompres hangat di beberapa bagian tubuh.
- Hindari paparan angin dan udara.
- Pindahkan ke area yang dekat dengan sumber panas dan dapat berbagi panas tubuh.
- Hindari penggunaan panas secara langsung, seperti air panas atau alas penghangat.
- Perhatikan kondisi kesehatan pengidap hipotermia, seperti kondisi pernapasan hingga kesadarannya.
- Setelah pertolongan medis tiba:
- Menghangatkan saluran pernapasan pengidap dengan memberikan oksigen yang sudah dihangatkan melalui masker dan selang.
- Memberikan infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.
- Mengalirkan larutan yang hangat untuk melewati dan menghangatkan beberapa organ tubuh, misalnya sekitar paru-paru atau rongga perut.
- Mengeluarkan dan menghangatkan darah pengidap, lalu kembali mengalirkannya ke dalam tubuhnya, dengan menggunakan mesin pintas jantung dan paru (CPB) atau mesin hemodialisis.
Pencegahan Hipotermia
Beberapa upaya pencegahan hipotermia, antara lain:
- Melakukan pengawasan suhu ruangan dan tubuh secara berkala pada lansia dan anak kecil.
- Pertahankan tubuh agar tetap kering.
- Hindari menggunakan pakaian yang basah dalam waktu yang lama.
- Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan jenis aktivitas yang akan dilakukan, terutama saat mendaki atau berkemah di daerah dingin.
- Saat beraktivitas di luar dalam suhu sangat rendah, gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot.
- Jangan melakukan aktivitas fisik yang berat ketika suhu sangat rendah, sebab keringat bisa membuat pakaian basah dan menurunkan suhu tubuh.
- Jauhi minuman beralkohol atau berkafein.
- Minumlah dan makanlah makanan yang hangat.
- Hindari berenang ketika cuaca dingin.
Sementara itu, untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, beberapa cara yang bisa dilakukan meliputi:
- Pastikan suhu ruangan selalu hangat.
- Atur suhu pendingin udara (AC) dengan tepat jika anak tidur di ruangan ber-AC.
- Kenakan jaket atau pakaian tebal pada anak saat akan berada di luar rumah dalam cuaca dingin.
- Segera bawa anak ke tempat yang hangat apabila mereka mulai menggigil.
Komplikasi
Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:
- Frostbite, yaitu kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat pembekuan.
- Chilblains, yaitu radang pada pembuluh darah kecil dan saraf di kulit.
- Trench foot, yaitu kerusakan pada pembuluh darah dan saraf kaki akibat paparan air yang berkepanjangan.
- Gangrene, yaitu kematian jaringan tubuh.
- Kematian.
Referensi: