Hipokalsemia
DAFTAR ISI
- Apa Itu Hipokalsemia?
- Penyebab Hipokalsemia
- Faktor Risiko Hipokalsemia
- Gejala Hipokalsemia
- Diagnosis Hipokalsemia
- Penanganan Hipokalsemia
- Rekomendasi Obat Hipokalsemia
- Komplikasi Hipokalsemia
- Pencegahan Hipokalsemia
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Hipokalsemia?
Hipokalsemia terjadi ketika kadar kalsium dalam darah (bukan tulang) terlalu rendah. Kondisi ini dapat diobati dan dapat berlangsung dalam waktu singkat atau kronis, tergantung dari penyebabnya.
Kalsium sendiri merupakan salah satu mineral yang paling penting dan umum dalam tubuh. Sebagian besar kalsium tubuh berada pada tulang, tetapi darah juga memerlukan jenis mineral satu ini.
Kalsium dalam darah membantu saraf bekerja, membantu membuat otot menyatu sehingga dapat bergerak, membantu pembekuan darah jika mengalami perdarahan, dan mengoptimalkan kerja jantung.
Tingkat kalsium yang rendah dalam darah (hipokalsemia) dapat menghambat kemampuan tubuh untuk melakukan fungsi penting tersebut.
Jika kamu tidak mengonsumsi cukup kalsium, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang dapat melemahkan tulang.
Kalsium dalam darah dan tulang diatur oleh dua jenis hormon penting, yaitu paratiroid dan kalsitonin. Selain itu, vitamin D juga berperan penting dalam menjaga kadar kalsium karena berperan dalam proses penyerapan kalsium.
Penyebab Hipokalsemia
Ada banyak fungsi dan faktor kompleks yang terlibat dalam mempertahankan kadar kalsium yang stabil dalam darah dan tubuh. Inilah sebabnya, beberapa kondisi dan gangguan kesehatan yang berbeda dapat menyebabkan hipokalsemia.
Sering kali, masalah dengan kadar hormon paratiroid (PTH) dan/atau kadar vitamin D terkait dengan penyebab hipokalsemia. Ini karena, PTH membantu mengontrol kadar kalsium dalam darah dan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium.
Berikut ini tiga penyebab paling umum dari hipokalsemia meliputi:
1. Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme terjadi ketika kelenjar paratiroid (tempat kelenjar kecil seukuran kacang pada belakang tiroid leher) tidak menghasilkan cukup hormon paratiroid (PTH).
Nah, kadar PTH yang rendah menyebabkan rendahnya kadar kalsium dalam tubuh.
Kamu dapat mengalami hipoparatiroidisme dari kelainan bawaan, bisa pula karena tindakan pengangkatan satu atau lebih kelenjar paratiroid atau kelenjar tiroid.
2. Kekurangan vitamin D
Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dengan baik, sehingga kekurangan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan rendahnya kadar kalsium dalam darah.
Kondisi ini dapat terjadi karena kelainan bawaan, tidak mendapatkan cukup sinar matahari, atau tidak mengonsumsi makanan maupun suplemen vitamin D.
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, kamu bisa dapatkan salah satunya dari konsumsi suplemen. Berikut Rekomendasi Suplemen Vitamin D yang Bagus dan bisa didapatkan di apotek.
3. Gagal ginjal
Hipokalsemia pada gagal ginjal kronis terjadi akibat peningkatan kadar fosfor dalam darah dan penurunan produksi ginjal dari jenis vitamin D tertentu.
Sementara itu, ada beberapa penyebab lain dari hipokalsemia, yaitu:
- Konsumsi obat tertentu: Bifosfonat, kortikosteroid, rifampisin, kalsitonin, klorokuin, cinacalcet, denosumab, foscarnet dan plicamycin semuanya dapat menyebabkan hipokalsemia.
- Pseudohypoparathyroidism. Ini adalah kelainan bawaan yang menyebabkan tubuh tidak merespons dengan baik terhadap jumlah normal hormon paratiroid (PTH). Tubuh bertindak seolah-olah tidak memiliki cukup PTH padahal sebenarnya tidak.
- Hipomagnesemia. Kelenjar paratiroid membutuhkan magnesium untuk membuat dan melepaskan hormon paratiroid (PTH). Ketika magnesium terlalu rendah (hipomagnesemia), hormon PTH tidak dapat terpenuhi dan kadar kalsium darah juga lebih rendah.
- Pankreatitis. Sekitar 15 persen hingga 88 persen pengidap pankreatitis akut akan mengalami hipokalsemia.
- Kelainan genetik langka tertentu. Misalnya mutasi genetik, seperti sindrom DiGeorge dapat menyebabkan hipokalsemia.
Atasi masalah pada ginjal dengan beberapa obat pilihan. Simak rekomendasi selengkapnya di artikel berikut:
- Ini 5 Rekomendasi Obat Ginjal yang Ampuh dan Aman di Apotek.
- Berbagai Obat Batu Ginjal Sesuai Jenisnya
Faktor Risiko Hipokalsemia
Adapun faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami hipokalsemia yaitu:
- Kekurangan vitamin D.
- Gangguan paratiroid atau operasi kelenjar paratiroid.
- Operasi pengangkatan tiroid (tiroidektomi).
- Riwayat keluarga dengan kondisi genetik seperti mutasi genetik tertentu, kelainan vitamin D genetik, atau sindrom DiGeorge.
Kamu perlu tahu, berikut ini 4 Manfaat Vitamin D untuk Kesehatan.
Gejala Hipokalsemia
Gejala hipokalsemia bergantung pada ringan atau beratnya penyakit yang dialami.
Orang yang mengalami hipokalsemia ringan sering kali tidak memiliki gejala atau asimtomatik. Namun, beberapa gejala ringan dapat meliputi:
- Kram otot, terutama di punggung dan kaki.
- Kulit kering dan bersisik.
- Kuku rapuh.
- Rambut lebih kasar dari biasanya.
Sementara itu, hipokalsemia kondisi berat (kadar kalsium yang sangat rendah dalam darah) dapat menyebabkan gejala berikut:
- Kesemutan di bibir, lidah, jari tangan atau kaki.
- Nyeri otot.
- Kejang otot di tenggorokan yang membuat sulit bernapas (laringospasme).
- Kekakuan dan kejang otot Anda (tetani).
- Kejang.
- Irama jantung yang tidak normal (aritmia).
- Gagal jantung kongestif.
Diagnosis Hipokalsemia
Hipokalsemia terjadi jika total konsentrasi kalsium serum (darah) kurang dari 8,8 miligram per desiLiter. Dokter mungkin mendapati hipokalsemia ringan secara kebetulan dari tes darah rutin atau menguji kondisi lain.
Dokter menggunakan tes darah konsentrasi kalsium guna mendapatkan diagnosis hipokalsemia. Mencari tahu dan mendiagnosis penyebab hipokalsemia sama pentingnya dengan mendiagnosis hipokalsemia itu sendiri.
Selain itu, dokter dapat melakukan tes atau prosedur berikut untuk mencoba menentukan penyebab atau memastikan hipokalsemia tidak memberi pengaruh pada bagian lain dari tubuh:
- Tes darah. Penyedia layanan kesehatan mungkin melakukan lebih banyak tes darah untuk memeriksa kadar magnesium, fosfor, hormon paratiroid (PTH) dan/atau vitamin D.
- EKG (elektrokardiogram). EKG adalah prosedur yang menggunakan elektroda yang dipasang pada dada untuk mengukur irama jantung. Hipokalsemia dapat menyebabkan irama jantung yang tidak normal.
- Tes pencitraan tulang. Dokter menggunakan tes pencitraan tulang untuk melihat apakah pengidap memiliki masalah kalsium pada tulang, seperti osteomalasia atau rakitis.
Penanganan Hipokalsemia
Suplemen kalsium oral adalah pengobatan yang paling umum untuk hipokalsemia. Mengobati penyebab munculnya hipokalsemia sama pentingnya dengan mengobati kondisi itu sendiri.
Jika meminum obat yang menyebabkan hipokalsemia, penyedia layanan kesehatan dapat mengubah atau menyesuaikannya untuk mengembalikan kadar kalsium darah menjadi normal.
Dokter bisa merekomendasikan bentuk perawatan dan pengobatan untuk hipokalsemia:
- Obat kalsium oral. Obat atau suplemen kalsium dapat mengembalikan kalsium dalam darah ke tingkat normal.
- Suplemen vitamin D. Orang dengan hipokalsemia kronis sering mengonsumsi suplemen vitamin D bersama dengan obat kalsium agar tubuh dapat menyerap kalsium dengan baik.
- Bentuk sintetik hormon paratiroid (PTH). Jika memiliki hipoparatiroidisme yang menyebabkan hipokalsemia, dokter mungkin meminta pengidap menggunakan bentuk PTH sintetik.
- Kalsium glukonat IV. Jika kondisi ini semakin parah dan pengidap mengalami kram atau kejang otot (tetani), dokter mungkin memberi infus kalsium glukonat di rumah sakit.
- Obat lain. Bergantung pada penyebabnya, pengidap mungkin harus minum obat lain untuk mengobati/dan atau mengatasi penyebabnya.
Simak selengkapnya, berikut ini rekomendasi vitamin dan kalsium yang bisa bantu mengatasi masalah hipokalsemia:
- Ini 7 Rekomendasi Vitamin Tulang untuk Lansia agar Tetap Aktif dan Produktif.
- Rekomendasi Suplemen Vitamin D yang Bagus di Apotek.
Rekomendasi Obat Hipokalsemia
Berikut ini beberapa rekomendasi obat hipokalsemia yang bisa digunakan, seperti:
- Curvit Sirup 60 ml. Merupakan suplemen yang dilengkapi dengan sejumlah vitamin (B1, B2, B6, B12), kalsium glukonat, serta ekstrak curcumin. Bisa dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak.
- Curvit 10 Kaplet. Suplemen dengan kandungan vitamin (B1, B2, B6, B12), kalsium glukonat, dan ekstrak temulawak untuk mencegah defisiensi kalsium.
- Tonikum Bayer Sirup 100 ml. Suplemen dengan kandungan vitamin, zat besi glukonat, kalsium glukonat, dan magan sulfat untuk mengatasi defisiensi zat besi dan kalsium.
- Truvit 60 ml. Vitamin dan suplemen yang mengandung kalsium glukonat, vitamin, dan docosahexaenoic acid DHA untuk memelihara sistem kekebalan tubuh serta mendukung pemulihan kondisi hipokalsemia.
- Mega We Care Calcium D 30 Kapsul. Suplemen dengan kombinasi kalsium karbonat dan vitamin D3 yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D dalam tubuh.
Komplikasi Hipokalsemia
Bergantung dari penyebabnya, seseorang bisa mengalami hipokalsemia sementara waktu atau kronis (seumur hidup).
Jika tidak mendapatkan penanganan, hipokalsemia dari waktu ke waktu dapat menyebabkan gejala neurologis (mempengaruhi sistem saraf) atau psikologis (mempengaruhi pikiran), seperti:
- Kebingungan.
- Masalah memori.
- Lekas marah atau gelisah.
- Depresi.
- Halusinasi.
- Kejang.
- Kerusakan saraf mata.
- Kesulitan berjalan.
- Osteoporosis.
- Gagal jantung kongestif.
Pencegahan Hipokalsemia
Untuk mencegah hipokalsemia, kamu bisa menerapkan beberapa langkah yang berhubungan dengan pola makan dan gaya hidup.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium. Contohnya produk susu, yoghurt, keju, sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, dan kale, ikan salmon, ikan sarden, tahu dan tempe, serta sereal dan jus yang kaya akan kalsium.
- Asupan vitamin D yang cukup. Bisa dengan cara mendapatkan sinar matahari sekitar 10-30 menit per hari di pagi hari. Selain itu, konsumsi juga makanan yang kaya akan vitamin D seperti kuning telur, susu kedelai, dan oatmeal.
- Penuhi kebutuhan magnesium. Sumber magnesium bisa kamu dapatkan di kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau seperti bayam dan kangkung, atau ikan terutama yang berlemak seperti salmon dan tuna.
- Olahraga teratur. Lakukanlah aktivitas secara teratur, terutama latihan beban atau latihan kekuatan untuk meningkatkan kepadatan tulang.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Tes darah dapat dilakukan untuk membantu mendeteksi masalah pada kadar kalsium atau vitamin D sejak dini.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami hipokalsemia kronis, penting untuk memeriksakan diri secara teratur. Ini penting dilakukan untuk memastikan kadar kalsium dalam tubuh tercukupi, serta memaksimalkan proses pengobatan.
Selain itu, jika kamu memiliki salah atau atau lebih dari gejala hipokalsemia, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Konsultasi dengan dokter bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui Halodoc. Kamu juga bisa membeli kebutuhan vitamin dan suplemen kesehatan lewat Toko Kesehatan Halodoc.
Segera download aplikasi Halodoc melalui App Store dan Play Store di smartphone kamu!