Hipertensi
DAFTAR ISI
- Penyebab Hipertensi
- Faktor Risiko Hipertensi
- Gejala Hipertensi
- Rekomendasi Dokter di Halodoc untuk Perawatan Hipertensi
- Diagnosis Hipertensi
- Medical Check Up Bisa di Rumah Lewat Halodoc
- Pengobatan Hipertensi
- Rekomendasi Obat Tekanan Darah Tinggi
- Pencegahan Hipertensi
Apa itu Hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih).
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan.
Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama.
Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja.
Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri.
Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.
Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor, yaitu:
- Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak.
- Angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau angka tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.
Nah, Ingin Tahu Tekanan Darah Normal? 5 Dokter Ini Bisa Berikan Informasi Lengkap.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Berikut penjelasan tentang penyebab hipertensi ini:
1. Hipertensi Primer
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak dapat diidentifikasi.
Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena alami kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
- Obstruktif sleep apnea (OSA).
- Masalah ginjal.
- Tumor kelenjar adrenal.
- Masalah tiroid.
- Cacat bawaan di pembuluh darah.
- Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
- Obat-obatan terlarang.
Baca lebih lanjut: Jenis-jenis Hipertensi
Faktor Risiko Hipertensi
Memang faktor risiko untuk alami hipertensi berbanding lurus dengan usia.
Seseorang yang memiliki usia lebih tua memiliki kemungkinan lebih besar untuk alami hipertensi.
Beberapa faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi adalah:
- Memiliki usia di atas 65 tahun.
- Sering mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
- Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
- Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
- Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Banyak mengonsumsi minuman beralkohol.
- Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.
- Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.
Perlu dipahami juga terkadang kehamilan juga dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Selain itu, gangguan ini juga dapat terjadi pada anak-anak yang biasanya disebabkan masalah pada ginjal atau jantung.
Pengaruh gaya hidup yang buruk juga semakin memperparah masalah ini. Waspadai pula 9 Penyebab Hipertensi di Usia 20-an berikut ini.
Meski demikian, kamu dapat menurunkan atau bahkan mencegah risiko terjadinya hipertensi dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan mengatur pola makan secara rutin.
Pastikan untuk memenuhi asupan gizi pada tubuh agar tetap sehat, konsumsi air putih setiap hari, dan berolahraga secara teratur.
Lengkapi juga dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.
Jangan lupa untuk mengecek kebutuhan vitamin dan suplemenmu di Toko Kesehatan Halodoc. Yuk, cek sekarang!
Gejala Hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:
- Sakit kepala;
- Mimisan;
- Masalah penglihatan;
- Nyeri dada;
- Telinga berdengung;
- Sesak napas; dan
- Aritmia.
Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:
- Kelelahan;
- Mual dan/atau muntah;
- Kebingungan;
- Merasa cemas;
- Nyeri pada dada;
- Tremor otot; dan
- Adanya darah dalam urine.
Segera hubungi dokter atau lakukan pemeriksaan di rumah melalui layanan Halodoc Home Lab yang tersedia di Jadetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasa.
Klik gambar di bawah untuk memesan.
Rekomendasi Dokter di Halodoc untuk Perawatan Hipertensi
Setiap orang dewasa perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap tahunnya.
Sebab, sangatlah penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan medis yang tepat dari dokter jika kamu mengidap hipertensi.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter berpengalaman di Halodoc yang bisa memberikan saran gaya hidup sehat yang tepat jika mengidap hipertensi.
Ini daftarnya:
- dr. Nuriati Harahap
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Klik gambar di bawah ini untuk melakukan konsultasi dengan spesialis penyakit dalam di Halodoc menggunakan kupon agar lebih hemat.
Diagnosis Hipertensi
Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Setelah itu, dokter alat untuk mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan.
Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:
- Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.
- Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
- Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
- Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.
- Krisis hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120 mmHg. Kondisi ini termasuk situasi darurat yang memerlukan perawatan medis segera. Apabila kamu mendapatkan hasil ini saat mengukur tekanan darah di rumah, tunggu lima menit dan tes ulang. Jika alami gejala hipertensi, ada baiknya segera mendapatkan pemeriksaan di rumah sakit.
Apabila hasilnya masih samar, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis. Metodenya dapat melalui:
- Pemantauan rawat jalan. Tujuannya untuk memeriksa tekanan darah secara teratur selama 6 hingga 24 jam.
- Tes kadar kolesterol. Untuk memeriksa kondisi yang dapat menyebabkan atau memperburuk tekanan darah tinggi.
- Tes gula darah. Tujuannya untuk mengetahui resistensi insulin yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, dan berkontribusi pada pengembangan hipertensi.
- Elektrokardiogram (EKG). Caranya dengan mengukur aktivitas listrik jantung dan mengetahui seberapa cepat atau lambat jantung berdetak.
- Ekokardiogram. Pemeriksaan non-invasif ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran detail detak jantung. Ini menunjukkan bagaimana darah bergerak melalui jantung dan katup jantung.
- Pemeriksaan fungsi tiroid. Tujuannya untuk menilai fungsi kelenjar tiroid yang dapat memengaruhi tekanan darah.
- Pemeriksaan urine. Fungsinya untuk mengidentifikasi adanya protein, darah, atau zat lain yang dapat mengindikasikan hipertensi, termasuk kerusakan ginjal.
Medical Check Up Bisa di Rumah Lewat Halodoc
Jika kamu sering merasakan sakit kepala, masalah penglihatan, nyeri dada, sesak napas, hingga telinga berdengung, mungkin sudah saat kamu melakukan medical check up.
Tujuannya, untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh sehingga masalah kesehatan dapat dideteksi secara dini.
Kini, kamu tidak perlu antre di rumah sakit atau klinik, kamu bisa melakukan medical check up rutin di rumah untuk mengontrol penyakit hipertensi melalui layanan Halodoc Home Lab.
Halodoc menyediakan fasilitas Halodoc Medical Check-Up Complete melalui layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar).
Layanan ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tenaga kesehatan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Harga untuk Medical Check Up Complete adalah Rp1.019.000.
✔ Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Jadi, kapan saja kamu atau keluarga hendak melakukan medical check up, cukup pesan langsung melalui aplikasi.
Caranya, download dan buka layanan Home Lab, lalu, pilih menu Halodoc Medical Check-Up Complete.
Selain itu, kamu juga bisa pesan Medical Check Up mulai dari Rp 188ribu di Home Lab Halodoc dengan kode promo MCUSEHAT2.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Booking Medical Check-Up Complete Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu juga bisa order langsung dengan menghubungi nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Mudah sekali bukan? Pesan layanan Homelab sekarang juga!
Pengobatan Hipertensi
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup untuk mengatur tekanan darah.
Jika sudah terkendali, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat kamu hentikan.
Berikut dua hal yang menjadi langkah utama pengobatan hipertensi:
1. Perubahan pola hidup
Ada beberapa pola hidup yang perlu kamu ikuti guna meningkatkan peluang kesembuhan. Di antaranya:
- Pertahankan berat badan yang sehat.
- Mengurangi atau berhenti merokok.
- Konsumsi makanan sehat bergizi seimbang dan rendah garam.
- Batasi konsumsi minuman beralkohol.
- Lakukan aktivitas fisik intensitas rendah secara teratur.
- Kelola stres dengan baik, contohnya dengan melakukan aktivitas yang kamu sukai.
- Mengonsumsi obat darah tinggi secara rutin.
- Batasi konsumsi kafein, terutama dari kopi.
- Pantau tekanan darah di rumah dan lakukan pemeriksaan rutin.
Pengidap hipertensi juga perlu mengontrol berat badan. Sebab, obesitas atau kelebihan berat badan bisa memicu hipertensi.
Kamu bisa menggunakan Kalkulator BMI di Halodoc untuk mengukur berat badan yang ideal.
2. Mengonsumsi obat-obatan
Obat-obatan yang umumnya dokter berikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:
- Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Pasalnya, hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.
- Jenis obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun. Perlu kamu ketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada pembuluh darah.
- Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
- Jenis obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah lebih rileks.
- Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.
Salah satu obat hipertensi yang bisa dokter resepkan adalah furosemide.
Nah, sebelum Konsumsi Furosemide, Sebaiknya Tanyakan ke Dokter Ini Dulu.
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa kamu lakukan melalui terapi relaksasi.
Misalnya terapi meditasi atau olahraga olah tubuh seperti yoga.
Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup.
Contohnya seperti menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.
Untuk lebih jelasnya mengenai perawatan dan pengobatan hipertensi, Ini Pilihan Dokter yang Paham Perawatan Darah Tinggi untuk bantu kamu atasi hipertensi.
Rekomendasi Obat Tekanan Darah Tinggi
Berikut ini adalah beberapa obat yang bisa kamu gunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi:
- Tensiphar 5 mg 10 Tablet. Obat ini mengandung lisinopril yang bermanfaat untuk mengobati hipertensi, gagal jantung kongestif, infark miokard akut, dan angina pectoris.
- Clonidine 0.15 mg 10 Tablet. Merupakan obat yang dapat membantu mengatasi hipertensi, mengurangi efek sakit yang parah akibat kanker, dan sebagai terapi untuk dismenore parah.
- B-Beta 5 mg 10 Tablet. Mengandung zat aktif Bisoprolol yang dapat menurunkan kecepatan denyut jantung dan menurunkan tekanan darah.
- Amlodipine 5 mg 3 Strip (10 Tablet/Strip) – Obat Rutin. Bermanfaat sebagai pengobatan lini pertama hipertensi dan untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar pasien.
- Candesartan 8 mg 10 Tablet. Obat antihipertensi yang bekerja dengan melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar dan tekanan darah akan menurun.
- Bisoprolol 2.5 mg 10 Tablet. Merupakan obat yang bermanfaat untuk mengobati hipertensi, angina serta gagal jantung kronik.
Kamu bisa mendapatkan obat hipertensi tersebut dengan mudah dari Toko Kesehatan Halodoc. Nikmati mudahnya berbelanja obat secara online dari mana saja dan kapan saja!
Pencegahan Hipertensi
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:
- Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.
- Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari).
- Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
- Berhenti merokok.
- Berolahraga secara teratur.
- Menjaga berat badan.
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
- Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam diet.