Hipersomnia
DAFTAR ISI
- Apa itu Hipersomnia?
- Penyebab Hipersomnia
- Faktor Risiko Hipersomnia
- Gejala Hipersomnia
- Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Hipersomnia
- Diagnosis Hipersomnia
- Pengobatan Hipersomnia
- Komplikasi Hipersomnia
- Pencegahan Hipersomnia
Apa Itu Hipersomnia?
Hipersomnia adalah suatu kondisi ketika seseorang merasakan kantuk yang ekstrem di siang hari meski mendapat tidur yang cukup (atau lebih dari cukup) pada malam hari.
Seseorang dengan hipersomnia akan tertidur beberapa kali saat siang hari. Gangguan tidur ini memengaruhi produktivitas, interaksi dan kualitas hidup pengidapnya. Bukan tidak mungkin hipersomnia juga meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Penyebab Hipersomnia
Berdasarkan berbagai kondisi yang mendasarinya, hipersomnia terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipersomnia prime dan hipersomnia sekunder.
1. Hipersomnia primer
Hipersomnia primer adalah kondisi hipersomnia yang tidak terjadi karena kondisi atau gejala dari kondisi medis lain. Hipersomnia primer dibagi menjadi empat kondisi berikut:
- Narkolepsi tipe 1
Disebut juga narkolepsi dengan katapleksi (kelemahan otot mendadak yang dipicu oleh emosi), narkolepsi tipe 1 disebabkan oleh rendahnya kadar zat kimia otak, dan cairan serebrospinal (neurotransmitter) hipokretin (juga disebut orexin).
Tidur siang pada seseorang yang sehat biasanya lebih pendek dan menyegarkan, dibandingkan tidur siang pada pengidap gangguan hipersomnolen. Narkolepsi tipe 1 biasanya dimulai antara usia 10 dan 25 tahun.
- Narkolepsi tipe 2
Narkolepsi tipe 2 ini tidak termasuk katapleksi. Jenis narkolepsi ini memiliki gejala yang tidak terlalu parah dan kadar hipokretin yang normal. Narkolepsi tipe 2 biasanya dimulai pada masa remaja.
- Sindrom Kleine-Levin
Kondisi ini terdiri dari episode berulang hipersomnia ekstrim. Biasanya terjadi dengan gangguan mental, perilaku, dan terkadang kejiwaan. Setiap episode dapat berlangsung selama sekitar 10 hari, dengan beberapa episode berlangsung beberapa minggu hingga bulan dan berulang beberapa kali dalam setahun.
Kondisi ini terutama lebih berisiko terjadi pada anak laki-laki dengan episode mulai berkurang antara delapan sampai 12 tahun.
- Hipersomnia idiopatik
Idiopatik berarti tidak diketahui penyebabnya. Jadi, hipersomnia idiopatik berarti pengidap merasa sangat mengantuk karena alasan yang tidak diketahui, bahkan setelah tidur yang lebih lama dari jumlah yang cukup (9 hingga 10 jam).
2. Hipersomnia sekunder
Hipersomnia sekunder berarti kantuk berlebihan terjadi karena beberapa penyebab atau kondisi medis tertentu. Ini termasuk:
- Hipersomnia karena kondisi medis
Penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan hipersomnia termasuk epilepsi, hipotiroidisme, ensefalitis, multipel sklerosis, penyakit Parkinson, obesitas, apnea tidur obstruktif, sindrom fase tidur tertunda, atrofi sistem ganda, distrofi miotonik, dan kelainan genetik lainnya.
Selain itu, gangguan mood (termasuk depresi, gangguan bipolar, depresi musiman) dan trauma kepala, tumor, serta penyakit sistem saraf pusat juga bisa memicu terjadinya hipersomnia.
- Hipersomnia karena obat-obatan atau alkohol
Obat penenang (termasuk benzodiazepin, barbiturat, melatonin dan alat bantu tidur), obat antihipertensi, obat anti-epilepsi, agen anti-parkinson, relaksan otot rangka, antipsikotik, opium, ganja, dan alkohol dapat menyebabkan hipersomnia.
Selain itu, penarikan dari obat stimulan (termasuk obat yang digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktif defisit perhatian), juga dapat menjadi penyebab hipersomnia.
- Hipersomnia karena kurang tidur
Kurang tidur atau insufficient sleep syndrome menjadi penyebab paling sering dari hipersomnia. Sebagian besar penyebabnya adalah tidak mendapatkan cukup tidur pada malam hari (dalam hal ini antara 7-9 jam untuk orang dewasa).
Faktor Risiko Hipersomnia
Orang dengan kondisi yang membuat mereka lelah di siang hari paling berisiko mengalami hipersomnia. Kondisi ini termasuk:
- Mengalami sleep apnea.
- Mengalami gangguan pada ginjal, jantung, otak, depresi atipikal, dan fungsi tiroid yang rendah.
- Berjenis kelamin pria.
- Memiliki kebiasaan buruk merokok
- Mengonsumsi minuman beralkohol.
- Konsumsi obat yang bisa menyebabkan kantuk.
Gejala Hipersomnia
Seseorang dengan hipersomnia akan menunjukkan gejala seperti berikut:
- Episode kantuk ekstrem yang konstan dan berulang di siang hari.
- Tidur lebih lama dari rata-rata (10 jam atau lebih) tetapi masih sangat mengantuk di siang hari, dan mengalami kesulitan untuk tetap terjaga di siang hari.
- Kesulitan bangun di pagi hari atau terkadang tampak bingung atau agresif setelah tidur siang.
- Tidur siang yang tidak menyebabkan peningkatan kewaspadaan, tidak menyegarkan dan tidak membuat energi kembali pulih.
- Kerap merasa cemas dan lekas marah.
- Energi berkurang.
- Merasa gelisah.
- Berpikir dan bicara lebih lambat serta tidak dapat fokus atau berkonsentrasi.
- Mengalami masalah memori.
- Sakit kepala.
- Kehilangan selera makan.
- Mengalami halusinasi.
Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Hipersomnia
Jika saat ini kamu atau anggota keluarga memiliki gejala hipersomnia yang bahkan sudah menganggu aktivitas sehari-harisegera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
Kamu pun bisa hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapatkan saran atau penanganan tepat.
Mereka telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan hipersomnia. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Hipersomnia
Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter pertama-tama akan bertanya tentang gejala, riwayat kesehatan, riwayat tidur, dan pengobatan yang dijalani pengidap saat ini.
Selain itu, pengidap mungkin diminta untuk melacak pola tidur dan bangun menggunakan buku harian tidur. Dokter juga mungkin meminta pengidap untuk memakai sensor actigraphy, perangkat kecil seperti jam tangan yang dikenakan di pergelangan tangan. Perangkat ini berfungsi melacak gangguan dalam siklus tidur-bangun selama beberapa minggu.
Sementara itu, dokter akan merekomendasikan serangkaian pemeriksaan penunjang lainnya apabila memang diperlukan. Pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Polisomnografi
Tes studi tidur semalam ini mengukur gelombang otak, pola pernapasan, irama jantung, dan gerakan otot pengidap selama tahap tidur. Tes dilakukan di rumah sakit, pusat studi tidur atau tempat lain yang ditunjuk dan di bawah pengawasan langsung dari spesialis tidur yang terlatih. Tes ini membantu mendiagnosis gangguan yang diyakini menyebabkan kantuk.
2. Sejumlah pemeriksaan latensi tidur
Tes tidur siang hari ini mengukur kecenderungan seseorang untuk tertidur selama lima menit, percobaan tidur siang 20 menit yang dijadwalkan dalam dua jam terpisah. Tes tersebut mencatat aktivitas otak, termasuk jumlah tidur siang yang mengandung tidur REM.
3. Kuesioner tidur
Pengidap mungkin diminta untuk mengisi satu atau lebih kuesioner tidur yang berisi tentang penilaian pengidap terhadap kantuk yang dirasakan. Kuesioner tidur yang populer adalah Skala Kantuk Epworth dan Skala Kantuk Stanford.
Menurut kriteria diagnostik dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, seseorang disebut mengalami hipersomnia apabila:
- Mengalami kantuk berlebihan meski telah tidur setidaknya tujuh jam dan memiliki setidaknya satu dari gejala tambahan berikut: tertidur beberapa kali dalam hari yang sama; tidur lebih dari sembilan jam dan tetap tidak merasa segar dan terjaga; atau tidak merasa sepenuhnya terjaga setelah terbangun secara tiba-tiba.
- Mengalami hipersomnia setidaknya tiga kali seminggu selama kurang lebih tiga bulan.
- Keluhan bahwa hipersomnia menyebabkan tekanan atau gangguan signifikan pada mental, sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.
Pengobatan Hipersomnia
Pengobatan hipersomnia didasarkan pada kondisi yang menjadi penyebabnya. Selain itu, pengobatan dilakukan dengan kombinasi perubahan pola hidup.
- Pemberian obat psikostimulan, termasuk amfetamin, methylphenidate, atau dextroamphetamine. Obat-obatan ini adalah stimulan yang membantu pengidap merasa lebih terjaga.
- Pilihan obat lainnya, seperti sodium oxybate, flumazenil, dan clarithromycin.
Perubahan gaya hidup adalah bagian penting dari proses pengobatan. Dokter mungkin akan merekomendasikan jadwal tidur yang teratur. Selain itu, hindari aktivitas tertentu menjelang waktu tidur. Ini termasuk mengonsumsi kafein dan minuman beralkohol. Dokter juga mungkin merekomendasikan pola makan sehat kepada pengidap.
Komplikasi Hipersomnia
Komplikasi dari hipersomnia termasuk penurunan produktivitas, relasi dengan orang lain, dan kualitas hidup pengidapnya.
Pencegahan Hipersomnia
Tidak ada cara untuk mencegah sebagian besar jenis hipersomnia. Hipersomnia adalah penyakit kronis yang tidak ada obatnya. Namun, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut untuk membantu mengurangi tingkat keparahan gejalanya:
- Tidur pada waktu yang sama setiap malam. Pastikan kamar tidur berventilasi baik, suhu sejuk, tenang, dan nyaman.
- Hindari produk berkafein (termasuk kopi, cola, teh, cokelat, dan berbagai obat bebas) dalam beberapa jam sebelum tidur.
- Hindari alkohol sebelum tidur. Meski alkohol adalah depresan dan sepertinya dapat membantu tertidur, alkohol sering kali menyebabkan terbangun, dan sering dikaitkan dengan mimpi buruk dan berkeringat karena dimetabolisme di tubuh.
- Berhati-hati dalam mengemudi atau mengoperasikan peralatan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Segera lakukan pemeriksaan apabila kamu merasakan adanya gejala yang mengarah pada hipersomnia. Tanya jawab dengan dokter di Halodoc lebih mudah dan praktis. Kamu juga bisa cek kebutuhan medis lebih lengkap di Halodoc, cek dan download Halodoc di ponselmu sekarang juga.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hypersomnia.
Healthline. Diakses pada 2022. Hypersomnia.
Sleep Foundation. Diakses pada 2022. Hypersomnia.
The Sleep Doctor. Diakses pada 2022. Hypersomnia: Symptoms, Causes, Definition and Treatments.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan